Tak terasa, hampir satu bulan Tsukki tinggal bersama dengan empat orang temannya(?). Sejauh ini, Tsukki merasa kerasan. Begitu juga dengan yang lainnya. Meskipun terkadang Bokuto dan Kuroo terlalu berisik dan selalu menggodanya, Tsukki bisa kabur dan mengadu ke Daichi atau Ushijima.
Mereka berempat juga merasa beruntung dengan adanya kehadiran Tsukki. Selalu ada yang menyambut mereka sehabis pulang kerja dan selalu ada makanan di atas meja. Serasa kayak punya istri gituloh.
Kalo pake rating, Tsukki dapet 10/10 lah, bahkan bisa lebih. Tapi semua itu berubah saat mendekati akhir bulan atau lebih tepatnya, deadline. Tsukki tidak pernah keluar kamar sejak memasuki hari-hari yang paling dibencinya itu.
Apalagi Tsukki adalah 'pendatang baru' jadi dia belum memiliki asisten untuk membantunya menggambar. Tsukki keluar kamar hanya untuk keperluan toilet dan makan, sisanya ia habiskan berada di dalam ruangan. Tak jarang pula editornya datang dan turut membantu Tsukki walau tidak banyak yang bisa dibantunya.
"Tsukki, makan dulu yuk!" panggil Kuroo dari depan pintu kamar Tsukki. Terdengar suara gaduh dari dalam kamar yang diikuti seruan. "Aku makan nanti, Kuroo-san!" balasnya.
Kuroo menghembuskan nafas gusar. Sudah kesekian kalinya Tsukki mengatakan hal itu. Kuroo dan lainnya yakin bahwa Tsukki belum makan apapun dari kemarin.
"Nanti biar gw simpen bagiannya Tsukishima. Kita makan aja dulu." ajak Ushijima. Kuroo mengangguk dan berjalan menghampiri meja makan. Jujur saja, pria berambut hitam itu agak khawatir dengan Tsukki-nya eh– maksudnya Tsukki. Entah cuma perasaan Kuroo atau bukan, Bokuto, Ushijima, dan Daichi bersikap aneh ketika berada di dekat Tsukki.
Hm.....Meresahkan.
Orang-orang yang berada di meja makan mulai mengobrol tidak jelas, yah....Bokuto yang mulai duluan sih. Mulai dari masalah pekerjaan, makanan kesukaan, sampai janda bohay di komplek sebelah.
"Bo, lu kan gay. Kita semua gay." ucap Kuroo frontal.
"Gw bisex," balas Ushijima.
"Tapi lu lebih ke cowok kan." timpal Daichi.
"Iya sih....""Ini kita ngomongin apa sih?" tanya Bokuto bingung. "Lu duluan yang mulai ya." omel Kuroo. Akhirnya mereka selesai makan dan mencuci piring mereka masing-masing.
Krieeetttt.....
Keempat orang itu menoleh. Tsukki keluar dari kamarnya dengan wajah lelah dan suram, tetapi senang karena akhirnya semua pekerjaannya selesai. "Wah! Tsukki!" sapa Bokuto.
"Otsukare, Tsukishima. Mau makan sekarang?" tanya Daichi yang sedang mengeringkan gelas yang berada di tangannya. Tsukki mengangguk pelan sambil memijat pelipisnya.
"Loh, Tsukki?"
"Tsukishima!"Bruk!
"Ushijima, telpon Kita-san!"
🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓🍓
"Kurang tidur, kelelahan, malnutrisi ringan." jawab Kita singkat.
"Gitu doang?" tanya Daichi khawatir.
"Apanya gitu doang?""Kasih penjelasan gitu. Harus ngapain atau minum obat apa." timpal Bokuto.
Kita mengembuskan nafas lelah. Dia baru saja pulang bertani, tiba-tiba saja ganti profesi menjadi dokter, apalagi dia tidak dibayar. Sialan ya. Kita berpikir untuk meminta cairan pembersih milik Daichi sebagai bayarannya. Bukannya pelit atau gak mau bantu 'teman', Kita cuma gak mau rugi. Gitu aja kok. "Kalo nanti dia bangun lagi, kasih suplemen sama makanan berkarbohidrat, buah-buahan, sering minum dan perbanyak istirahat." terang Kita.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshots Anime dan Lainnya
Fanfictionisinya ya....Oneshots. Emangnya apalagi:) Lebih sering ngetik angst dan fluff karena aku suka banget angst dan aku gak bisa bikin smut apalagi lemon:v BxB ada GxG otw BxG ada Xreader juga ada uhuyyyy