Oneshots Anime dan Lainnya

HQ!!(Yamaguchi sad love story)

.

Aku berteman baik dengan satu orang. Saat aku semakin dekat dengannya, aku merasakan hal yang aneh. Hingga akhirnya aku sadar, 

Aku menyukainya. 

.

A Haikyuu!! Fanfiction 
Pairing: Slight TsukiYama
Tags: Light angst, unrequired love, one-sided love, LGBT 
Based on true story, meskipun di modifikasi sedikit agar menyatu dengan anime nya.

Disclaimer: Semua karakter dimiliki oleh Furudate Haruichi-sensei, saya hanya memiliki alur ceritanya aja. Dan jangan lupa, no hate, no judge. Aku gak mau ada komentar yang kurang mengenakkan baik di papan komentar atau di manapun itu.

.

Bukan rahasia lagi jika Yamaguchi selalu mengekor di belakang Tsukishima, pulang bersama, atau mengerjakan semuanya bersama. Toh, mereka sudah lama kenal, wajar saja kan bila teman seperti itu

Hanya saja, Yamaguchi tidak melihat Tsukishima sebagai teman ataupun sahabat, melainkan 'daisuki na hito' atau 'taisetsu na hito'. Yamaguchi sadar bila ia menyukai Tsukishima saat menduduki kelas 1 SMA. Bukan menyukai dalam artian sebagai teman, melainkan dalam artian cinta. Remaja berambut hijau lumut itu sadar jika ia adalah seorang bisexual, bisa menyukai pria ataupun wanita. 

Ia sadar bahwa ia menyukai Tsukishima.

Contohnya saja saat Tsukishima melirik, berbicara, bahkan tertawa pun Yamaguchi menyukainya. Jantungnya berdegup kencang saat memikirkan Tsukishima.

Akan tetapi Tsukishima laki-laki, begitu pula dengan Yamaguchi.

Yamaguchi tahu betul jika hubungan sejenis itu dilarang, baik dalam agama maupun sosial. Karena itu ia hanya diam dan memendamnya. Meskipun ia tahu perasaannya tidak akan pernah terbalaskan, ia tetap berharap.

Tidak ada salahnya kan berharap? 

Toh, Yamaguchi juga manusia, punya ambisi untuk berusaha. Saat itu, Yamaguchi memandangi grup chat yang ia buat dengan teman-teman dekatnya, contohnya Hinata, Kageyama, Yachi, dan tentu saja Tsukishima. Setelah berpikir matang-matang, akhirnya Yamaguchi mengakui satu hal.

Yams
Minna, aku pikir aku bisexual

Jantung Yamaguchi berdetak lebih cepat tatkala semua penghuni grup mulai mengetik dan me-reply pesannya. Syukurlah teman-temannya itu menerimaya apa adanya, termasuk Tsukishima. Lagi-lagi benak Yamaguchi diisi oleh Tsukishima, dan membuat kupu-kupu di perutnya berterbangan kesana dan kemari. 

Memang ya, cinta itu membuat orang jadi bodoh. 

Yamaguchi merasa ingin lebih dekat dengan Tsukishima. Seolah-olah, ia ingin sekali mengenalnya lebih jauh. Bahkan jujur, ia merasa kesal dan iri pada Kuroo, Bokuto, dan Akashi yang selalu dekat-dekat ke Tsukishima. 

Cemburu, mungkin? 

Yang Yamaguchi takutkan hanya satu, Tsukishima menjauhinya. 

Memangnya siapa yang ingin dijauhi oleh orang yang disukai? Pasti tidak ada kan. Yamaguchi terkadang selalu membayangkan bila dirinya hidup di dalam dunia fiksi. Ada beratus-ratus cerita fiksi yang telah dibaca oleh Yamaguchi, dan semuanya 'belok', tapi cinta mereka disatukan oleh si pengarang.

Tapi fiksi itu berbeda dengan kenyataan, bukan? Yamaguchi juga tahu diri, sampai kapanpun, cintanya tidak akan pernah terbalaskan. Sakit memang, tetapi kenyataan itu selalu pahit dan justru rasa pahit itulah yang membuat orang-orang tersadar bila itu nyata, realita, dan 'ada'.

Ini bukan dunia fiksi, ini non-fiksi. 

Yamaguchi memang berharap, sangat, malah. Ia selalu berharap Tsukishima akan membalas perasaannya, tapi bila ia mengatakannya, maka secara tidak langsung ia menjerumuskan Tsukishima ke jalan yang tidak benar. Tidak tidak, Yamaguchi tidak ingin menghancurkan hidup orang yang ia sukai. Terlalu dilebih-lebih kan ya? Haha.....

Tapi, hey, cinta itu cinta, kan? Apapun bentuknya, cinta akan tetap cinta. Apa kata-kata itu terlalu klise? Cinta, hm? Suka atau cinta, Yamaguchi saja tidak tahu menahu. 

Dunia mungkin semakin modern, hanya saja bukan berarti semua orang akan menerimanya. Jangankan masalah seksualitas, bagian tubuhmu berbeda sedikit saja pasti akan ada banyak mulut yang membicarakanmu. Kejam, kan?

"Nee, Tsuk-"

"Moshi-moshi, Kuroo-san?"

Ah, Kuroo lagi. Apa hebatnya remaja berambut ayam itu? Entah mengapa, Yamaguchi kesal dengan Kuroo. Padahal dirinya lebih dekat dengan Tsukisima, tapi mengapa seolah-olah Kuroo yang mengetahui Tsukishima luar-dalam? Apalagi fakta bahwa Kuroo dan Tsukishima hampir telfonan setiap hari. 

Pernah suatu saat Yamaguchi merenung, bila Kuroo adalah perempuan, apakah Tsukishima akan menyukai Kuroo? 

ATAU, jika Yamaguchi adalah perempuan, apakah ia memiliki kesempatan dengan Tsukishima? Akankah Tsukishima merasakan hal yang sama?

Yamaguchi melirik Tsukishima yang memutuskan panggilan dan mulai menyetel playlist miliknya lagi. "Nee, Tsukki." panggil Yamaguchi.

"Hm?" sahut si pemilik nama.

"*Tsuki ga kirei desu ne....." sontak, Yamaguchi memperhatikan bulan purnama yang menemani mereka berdua pulang ke rumah. 

Tiba-tiba Tsukishima berhenti berjalan, dan jantung Yamaguchi seketika berdegup kencang. Apakah Tsukishima sadar akan maksud dari perkataannya?

Cekrek!

Tsukishima memotret bulan yang terlihat besar dan bersinar terang itu dengan ponselnya, lalu berjalan lagi dengan santai.

Ah, bagaimana ia bisa lupa? Tsukishima bukan orang yang peka.

Entah Yamaguchi harus senang atau sedih, ia tak tahu harus bersikap seperti apa. 

"Yamaguchi, kenapa berdiri saja? Ayo jalan,"

Yamaguchi tersenyum kecil. Sambil melompat sedikit, ia menghampiri Tsukishima yang sedang melihat foto bulan yang tadi ia potret. 

"Tsukki, kamera ponsel tidak bisa memotret bulan."
"Urusai Yamaguchi,"

Mungkin, untuk sementara, ini adalah pilihan yang terbaik. 

"Gomen, Tsukki!" 

Setidaknya, ia masih bisa menghabiskan waktu bersama dengan orang yang ia sukai. Semuanya kini ia serahkan kepada Tuhan dan biarkan waktu yang menjawab.

A/N: 
Mungkin ada yang gak ngerti, jadi biar aku jelasin.
Tsuki ga kirei desu ne/Bulannya indah sekali ya
Semacam kode keras buat doi.
Dalam bahasa Jepang, pengucapan Tsuki(bulan) dengan Suki(suka) itu hampir sama atau mirip.

Gampangnya:
Tsuki ga kirei desu ne= Aku cinta kamu
CMIIW

Ah, dan satu hal lagi, Yamaguchi adalah aku. Awokwok sad.

Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan~