Hallo readers tersayangku, enjoy ya, happy reading.....
"Ahhh siallll.....kalau tau bakalan seperti ini lebih baik aku tidak menerima tugas sialan ini dari profesor Haresh, aku tidak mau lagi bertemu dengan si mesum itu tadi sungguh menyebalkan, seenak jidat nyium orang" Jazmine memukul stir kemudinya dengan sangat keras, dia sangat marah dengan kejadian yang terjadi di kamar Josh tadi, sepanjang perjalanan yang dia lakukan adalah berteriak seperti orang gila dan kata-kata yang keluar dari mulutnya berupa umpatan makian untuk Josh.
Di mansion keluarga Thompson semua keluarga sedang berada di ruang tamu, Josh yang berjalan memasuki ruangan di mansion itu hanya tersenyum seperti orang gila, mengingat tentang kejadian yang terjadi di kamarnya bersama Jazmine.
"Gadis yang menarik tapi omongannya seperti singa betina"lirih Josh sambil membayangkan Jazmine tadi yang berteriak-teriak dan memaki Josh di kamarnya.
"Kak bagaimana dokter itu benar-benar cantik kan ?" tanya Nicky sambil sambil mengangkat kedua alisnya secara bersamaan.
"Kau benar Nick dia sangat cantik, kau tau sekali selera kakak seperti apa, terima kasih ya besok kakak mau ngapel ke rumah sakit menemui si cantik itu" Jawab Josh dengan nada senangnya sambil mengacak-acak rambut adiknya si Nicky itu.
"Enak aja itu punyaku aku yang lebih dulu mengenalnya, kakak kan sudah ada si nenek lampir itu. Biarkan si cantik menjadi milikku, lagian wanita-wanita kakak kan banyak" Nicky kesal dengan kakaknya karena dia sudah menyukai Jazmine saat pertama bertemu di rumah sakit, tapi dengan gampangnya Josh sudah menyebut kalau Jazmine adalah miliknya.
"Ya kita lihat saja nanti biarkan si cantik itu memilih, dia memilih aku atau bocah ingusan seperti kamu" ejek Josh kepada Nicky.
"Kalau si cantik itu memilih aku, aku langsung nikahin dia, hamilin dia, kami punya anak, dan kami hidup bahagia bersama, jadi kakak tidak bisa lagi memiliki si cantikku" balas Nicky.
"Sebelum kamu menikahi dia, yang pasti dia akan mengandung anak aku bocah ingusan, kamu masih muda kamu masih bisa cari yang lain, dia sudah dewasa dan pantasnya dengan aku, jadi lebih baik mulai dari sekarang kamu harus siap-siap mencari pengganti dia" Josh melihat raut muka Nicky yang sudah memerah, pertanda adik bungsunya itu sangat marah kepadanya namun dia masih tetap bersikap santai.
"Sudah-sudah kalian jangan bertengkar terus papa pusing mendengarnya, Josh kamu itu sudah dewasa sudah pantas untuk menikah, jangan bermain-main dengan wanitamu terus. Hilangkan kebiasaan burukmu itu, segeralah memilih wanitamu fokus dan jangan terus-terusan bermain di club" George melihat kedua putranya yang bertengkar memperebutkan satu wanita yang baru mereka kenal, dia merasa bahwa kedua putranya tertarik dengan wanita tersebut, kalaupun Jazmine menjadi menantu di keluarganya dia dan Evelyn tidak keberatan, karena Jazmine memiliki attitude yang bagus walaupun dia belum menyelidiki latar belakang Jazmine, tetapi dia dan Evelyn sudah menyukai Jazmine.
George dan Evelyn sudah sering menasehati Josh untuk tidak sering pergi ke club, karena mereka khawatir dengan putra sulungnya itu pastinya, Josh adalah pemimpin perusahaan menggantikan George yang memilih untuk berhenti dari jabatannya, akan tetapi George masih tetap mengawasi kinerja perusahaan dan karyawannya pastinya. George dan Evelyn menginginkan kalau putra sulungnya itu untuk segera menemukan tambatan hatinya dan menikah, akan tetapi Josh selalu menghindar kalau sudah membahas mengenai pernikahan, dia juga jarang berada di rumah karena Josh sudah memilki apartment sendiri sehingga Josh jarang berkunjung di mansion milik orangtuanya.
Josh sudah terkenal tentang track recordnya dengan banyak wanita, banyak club kelas atas yang menjadi langganannya, serta namanya sudah tercatat di berbagai club mewah di amerika dan eropa pastinya. Banyak wanita yang mengejar dan dengan senang hati membarikan tubuhnya untuk Josh dan menganggap hal itu sudah biasa untuknya, dia bisa memilih pasangannya dengan sangat mudah, postur tubuh yang tinggi tegap, rambut coklat dengan manik mata birunya, harta yang melimpah ,serta badan yang kekar proporsional membuatnya sebagai idaman semua wanita.
Sebelum menuju apartment Jazmine mampir ke cafe favorite nya, yang sejak dia melanjutkan studinya ke US dia sering nongkrong di cafe itu, setiap dia merasa suntuk dengan pikirannya kopi adalah pelariannya untuk merilekskan pikirannya.
"Cappuccino satu dengan brownies dan croisant nya satu semua ya" ucap Jazmine dengan senyum di bibirnya.
"Baik nona Jazmine pesanan akan saya antar silakan ditunggu" ucap pelayan itu dengan nada ramahnya dan senyum kepada Jazmine.
Selesai memesan dan membayar pesanannya Jazmine menuju tempat duduknya yang di pojok dan di dekat jendela ini adalah tempat duduk favoritnya karena dia bisa melihat lalu lalang orang yang lewat serta keseluruhan pengunjung di kafe tersebut. Setelah pesanannya datang dia meminum kopinya dan merilekskan pikirannya dengan kejadian yang dia alami tadi.
"Kenapa dia dengan segampang itu mencium bibirku tanpa rasa bersalah, sial kenapa my first kiss harus dengan bajingan seperti dia sih, sungguh memalukan"ungkap Jazmine dalam hatinya, dia merasa malu dan marah karena ini adalah yang pertama baginya, walaupun kedua sahabatnya juga pernah melakukan hal seperti itu bahkan melakukan cumbuan-cumbuan mesra dengan pasangan mereka, akan tetapi Jazmine merasa dia belum siap melakukan hal seperti walaupun usianya sudah bisa dibilang matang untuk menikah. Setelah menghabiskan kopi dan makanan yang dia pesan Jazmine pun segera pulang, dia ingin segera menuju apartmentnya dan bertemu kedua sahabatnya yang memilki sifat konyol itu.
Sesampainya di apartment Jazmine tidak mendapati kedua sahabatnya, Jazmine melihat ponselnya dan situ tertera pesan dari Bara kalau mereka berdua sedang berada di club, Jazmine yang membaca isi chat itu hanya bisa bernafas kasar karena kedua sahabatnya ini lagi-lagi pergi ke club, dia segera menuju kamarnya dan menaruh ponselnya di atas nakas samping tempat tidurnya. Jazmine membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya dengan piyamanya yang berlengan pendek dan celana piyama tersebut juga pendek seatas lututnya, dia segera merebahkan dirinya di atas ranjangnya dan menatap langit-langit kamarnya hanya keheningan dan hembusan angin yang memasuki kamarnya itu.
Ketika Jazmine akan memejamkan matanya tiba-tiba poselnya bergetar lama pertanda ada panggilan masuk, tanpa melihat siapa yang menelfon dia langsung mengangkat telfon itu.
"Hey honey apakah kamu sudah sampai rumah ? aku sangat mengkhawatirkanmu, kau pulang dalam ekspresi yang sulit ditebak. Jangan lupa membersihkan dirimu ganti pakaianmu dengan pakaian yang nyaman untuk tidur, dan jangan lupa mimpikan aku right ? good night and sweet dream my beautiful wife, muaacchhh" ucap seseorang diseberang sana dengan nada gembiranya.
Jazmine hanya bisa diam seperti orang bodoh tanpa mengucapkan sepatah kata apapun, karena seseorang menlfonnya itu sangat cepat sekali berbicara dan tanpa memberi jeda sedetikpun kepada Jazmine untuk menjawab perkatannya.
"Udah gila kali ni orang...iiiihhhhh" Jazmine menelfon orang itu balik dan dengan cepat seseorang itu mengangkat telfon darinya.
"Heh laki-laki gila mesum, darimana kamu tau nomer telfon aku, cukup sekali ini saja kau menelfonku dan jangan menelfon lagi, pergi jauh-jauh dariku dasar pria kurang ajar" Jazmine menutup telfon tersebut lalu mematikan ponselnya dan menaruh kembali ponselnya diatas nakas dengan sangat kasar.
"Ini baru permulaan Honey, besok pastinya akan lebih seru permainan kita, tunggu aku honey aku sudah tidak mau lagi bermain-main, dan ini akan menjadi permainan terakhirku"Ucap Josh lirih sambil memasang senyum smirknya. Rencana apalagi yang akan dilakukan Josh untuk Jazmine besok dan seterusnya, yang pasti Josh akan melakukan cara apapun untuk mendapatkan wanita tersebut.
Jangan lupa vote, comment, dan follow akun aku ya. Saran dan komen dari kalian pastinya sangat membantuku dalam penulisan part-part selanjutnya. Terimakasih, have a nice day my lovely readers and see you in next chapter......
KAMU SEDANG MEMBACA
I Want You (COMPLETED)
RomanceJoshua Neil Thompson (28 tahun) CEO Thompson Group yang memiliki gurita bisnis pada berbagai bidang usahanya seperti properti, rumahsakit, hotel, restoran, dan produk lainnya. Dia adalah CEO tampan yang banyak disukai oleh para wanita, akan tetapi d...