💜22. Terluka💜

587 66 2
                                    

~Selamat Datang & Selamat Membaca :)
Don't forget for, Vote and comment.

Borahae💜
.
.
.
.

Pagi hari yang cerah seharusnya disambut dengan kecerian dan hal-hal baik lainnya. Tapi, berbeda dengan sekumpulan orang-orang yang kini saling melemparkan tatapan tajam disebuah gudang tua tak terpakai.

Ara masih memeluk V dengan kuat seolah, jika ia bergerak, V akan melepaskannya lalu pergi lagi. Sudah cukup. Ara tidak ingin kehilangan sosok yang disayanginya. Kematian sang mama dan papa masih tergambar jelas dibenaknya. Sakit sekali rasanya. Sosok yang yang selalu ia sayangi dan banggakan, kini sudah pergi untuk selemanya. Meninggalkan kenangan yang justru menjadi luka saat di ingat.

"Mama, papa... Hikss..." -Ara *bergumam dengan air mata yang kembali menetes dari matanya.

"Jangan nangis Ra. Kamu ga sendirian sekarang. Aku mohon jangan nangis lagi... Sayang..." -V.

Bukannya diam, Ara semakin menangis tersedu-sedu dipelukan V. Jika saat itu V juga adalah seorang wanita, sudah dipastikan ia akan ikut menangis melihat betapa menyedihkannya Ara saat ini. V tahu bagaimana rasanya kehilangan dua orang tua sekaligus. Itu sunggung menyayat hati.

Kejadian yang menimpah Ara sekarang mengingatkannya pada kematian orang tuanya juga dulu. Bunda dan ayahnya mati karena di bunuh oleh manusia. Begitupun dengan Ara. Mama dan papa gadis itu juga dibunuh oleh manusia. Terkadang V berfikir, apakah manusia di muka bumi ini hanya ada beberapa saja yang memiliki hati?

V terus mengusap punggung sahabatnya itu untuk menenangkan dan menyalurkan sedikit kekuatan agar Ara tetap tegar menerima ujian yang sedang menimpahnnya saat ini.

Berbeda dengan V yang terus memeluk Ara tanpa melepaskannya. Bangtan, Yeonjun, dan ke empat adiknya masih saling melemparkan tatapan membunuh dengan Yura.

"Kalian itu bego Bangtan! Bego banget! Saking begonya, kalian ga tau kalau gue bisa aja langsung ngehabisi Ara dan V sekarang." -Yura.

Yura menapilkan smirknya seraya mengeluarkan dua buah pisau yang berukuran cukup kecil. Gadis itu mengarahkan benda tajam itu mengarah pada Ara dan V.

"Kalian lihat benda ini? Benda ini kecil, tapi bisa langsung menghilangkan nyawa dua orang itu! Sekarang gue kasih kalian pilihan. Taehyung atau Ara?!" -Yura.

"Yura! Lo jangan macem-macem! Buang benda itu!" -Jimin.

"Ga akan! Pilih salah satu dari mereka! Taehyung atau Ara! Gue hitung sampe tiga, kalau kalian ga menjawab, dua benda ini akan melayang ke salah satu dari mereka. Ayo pilih!" -Yura *menunjuk Ara dan V yang saling berpelukan.

Suga menatap Yura dengan tatapan tidak percaya. Gadis itu ternyata benar-benar gila. Dia tidak ada bedanya seperti Lee Joon yang ketika mengingikan sesuatu harus langsung di dapatkan. Tidak peduli jika itu akan membahayakan, atau sampai menghilangkan nyawa seseorang.

"Satu..." -Yura *ucapnya mulai menghitung.

"Hyung! Kok kalian diem aja?! Ara sama V hyung dalam bahaya!" -Taehyun.

"Kalian gila! Hyung! V hyung sama gadis itu dalam bahaya! Ayo hentikan Yura sekarang! Kenapa kalian malah diam aja sih!" -Beomgyu *histeris karena hitungan Yura sudah memasuki angka dua.

"DUA..." -Yura.

"Kamu gila Yura! Kamu ngelakuin ini, sebentar lagi kamu juga akan ngerasain penyesalan yang besar! Umur kamu udah ga lama lagi!" -Huening *berseru dengan lantang hingga membuat urat-urat pada lehernya terlihat.

Yura tersenyum miring. "Gue ga peduli! TIGA!"

Dua pisau kecil itu akhirnya terlepas dari genggaman Yura dan melayang kearah Ara.

𝐀𝐥𝐰𝐚𝐲𝐬 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐘𝐨𝐮 [𝐄𝐍𝐃✓] "ˢᵉᵃˢᵒⁿ ²" (방탄소년단)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang