💜13. Berpura-pura (2)💜

513 71 5
                                    

Ara berjalan dengan lemas menuruni tangga. Kondisinya belum terlalu pulih, tetapi karena mendengar suara bising dari lantai bawah membuat gadis itu terbangun dari tidur lelapnya. Karena kondisinya belum stabil, Ara hampir saja terjatuh saat menuruni tangga jika ia tidak berpegangan pada besi tangga tersebut.

Melihat keadaan itu membuat Bangtan merasa gelisah. Namun mereka tetap harus menjalankan misi mereka untuk melindungi Ara. RM menggigit bibirnya dengan cemas. Pria itu menatap Suga yang tengah membukan jubahnya lalu menyembunyikan empat botol darah itu di dalamnya.

"Suga hyung. Gue ga tega lihat Ara kayak gitu! Tolong lo ngertiin kondisinya sekarang. Apa harus kita lakuin misi itu malam ini juga? Bahkan Ara belum sembuh. Apa lo tega ngeliat dia kayak gitu huh?" -RM *dengan suara yang kecil hingga mampu di dengar oleh mereka saja.

Suga terdiam. Pria berkulit pucat itu menggigit bibir tipisnya seraya memikirkan ucapan RM yang banyak mengandung kebenaran. Terlalu cepat jika mereka melakukan misi itu malam ini. Suga juga bahkan sama sekali tidak tega melihat keadaan Ara saat ini.

"Ok. Misi itu akan berlangsung setelah kita balik dari kantor. Untuk kelanjutannya, nanti kita bahasa di ruangan kita nanti. Lalu abis itu, kita panggil Yura masuk." -Suga.

"Ok. Gue setuju!" -Jin.

RM segera bangkit dari duduknya untuk segera menyusul Ara yang masih kesusahan menuruni tangga.

"Lo kenapa bangun sih? Lo masih sakit Ra..." -RM *merangkul tubuh Ara agar gadis itu bisa berjalan sedikit cepat.

Wajah Ara yang masih pucat tetap ia paksakan untuk menyunggingkan senyuman. RM tidak dapat berbohong jika wajah Ara akan terlihat sangat cantik ketika tersenyum seperti tadi. Bahkan disaat wajah itu sedang pucat.

"Gue denger kalian lagi ngomongin sesuatu. Tapi ga denger-denger amat sih. Makanya gue bangun. Ada apa? Gue gabung yah? Gue juga mau bantuin..." -Ara *RM menuntun gadis itu sampai duduk disebelah V.

Demi kenyamanan sang sahabat, V menarik kepala Ara secara perlahan untuk disandarkan ke pundaknya. Ia tahu bahwa gadis itu masih merasakan pusing yang hebat dalam kepalanya, namun Ara selalu pintar untuk menyembunyikannya dengan bertingkah seakan-akan dia kuat dan sedang tidak sakit.

"Emmm... Kita lagi ngebahas soal ajakan kerja sama itu Ra. Yang tadi loh... Sampe lo dateng ngagetin kita." -Jin.

"Oh. Terus gimana?" -Ara.

"Gimana apanya?" -Bangtan.

"Kalian terima ga?" -Ara.

"Ga." -Suga *membalas dengan entengnya.

"Hm? Waeyo? Kan bagus tuh kalau perusahaan kalian banyak yang ajakin kerja sama kayak gitu." -Ara.

"Pemilik sahamnya itu licik Ra. Setelah gue selidikin, dia punya tujuan untuk jatuhin perusahan Bangtan Company. Makanya dia sengaja ngajuin permintaan kerja sama." -Suga *menjelaskan pada Ara.

Gadis itu terkekeh pelan. "Gapapa dong! Setau gue, seorang Min Yoongi jauh lebih licik lagi, hahahaha..." -Ara.

Suga dan Bangtan yang lain ikut terkekeh ringan. "Ga asik kalau licik dibales licik Ra. Lagi pula, kelicikan gue lebih bahaya dari pada CEO tua itu!" -Suga.

"Husshh... Kulkas mulut! Hahaha, jahat banget sih?" -Ara *berucapa seraya terkekeh.

"Lah kan emang fakta Ra. CEOnya udah tua. Tinggal tunggu dijemput malaikat maut aja itu mah." -Suga.

Lagi-lagi perkataan pedas Suga dibalas dengan tawa kecil yang terdengar dalam ruangan santai itu. Suga ikut terkekeh pelan saat melihat enam saudara dan juga sahabatnya tertawa. Walaupun hanya tawa kecil. Namun, canda tawa itu tidak berlangsung lama. Maniknya menatap Ara yang sedang tertawa bersama V dan Jimin. Suga benar-benar merasa bersalah karena sudah berbohong pada sahabatnya itu. Bukan hanya Suga saja yang merasakan hal itu. Melainkan enam saudaranya pun ikut merasakan hal yang sama seperti yang ia rasakan.

𝐀𝐥𝐰𝐚𝐲𝐬 𝐰𝐢𝐭𝐡 𝐘𝐨𝐮 [𝐄𝐍𝐃✓] "ˢᵉᵃˢᵒⁿ ²" (방탄소년단)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang