Permainan rasa seperti apa sebenarnya ini? Bagaimana bisa Fresya terus saja terluka saat mencintai cinta pertamanya. Terbesit pada obsesi yang berlebihan membuat langkah maju-mundur disetiap perjalanan cintanya. Pasalnya siapa yang tidak ragu jika seseorang yang kita cinta seolah tidak sudi untuk menilik keberadaan kita sedikitpun. Dia hanya takut akan satu hal, bukan lara tetapi kecewa diakhir cerita. Bisa saja perjuangannya akan berakhir sia-sia. "Lo cuman sampah dihidup gue, Sya." "Gue tahu itu. Tapi lo harus percaya bahwa gue yang lo anggap sampah sekarang bisa menjadi sesuatu yang sangat lo butuhkan nantinya." Terlalu banyak ucapan yang menyakitkan tapi tak kunjung membuat gadis itu mundur. Lalu sejauh apa Fresya bertahan dengan hal yang menyakitinya itu? Apakah tidak ada rasa setitik pada diri Elvan untuk sekadar menghargai perjuangan Fresya? Tunggu saja, kalian akan mendapatkan kebenarannya pada cerita ini. Selamat membaca.