"Iya. Dia sedang berada di mobil kami sekarang."
"Siap bos. Kami akan segera menuju ke sana."
Keringat dingin mulai bermunculan di kening Eunwoo. Jantungnya berdetak tak karuan, seirama dengan tubuhnya yang gemetaran saat ini.
Samar-samar, telinganya tak sengaja mendengar percakapan antara seorang pria yang duduk di sebelah bangku pengemudi dengan orang lain di telepon. Anak itu menduga jika pria tersebut tengah berbicara dengan bos nya.
"P-paman b-beneran mau bawa a-aku ke tempat ibuku kan?" Tanya Eunwoo kepada dua orang pria yang duduk di depan. Ia hanya ingin memastikan jika kedua pria dewasa itu berbohong atau tidak.
"Iya beneran, masa' paman bohongin kamu," jawab salah satu pria yang sedang mengemudi itu.
Meski begitu, Eunwoo masih ragu dengan ucapan pria tersebut. Ia curiga jika kedua pria tersebut tidak membawanya menuju ke ibunya melainkan ke tempat lain.
Firasat buruknya itu semakin menjadi-jadi kala mobil berhenti di depan sebuah gedung tua yang tak terpakai. Perasaannya semakin tak enak saat kedua pria tersebut turun dan membukakan pintu dimana ia duduk.
"Ayo cepet keluar. Ibu kamu ada di dalam gedung itu." Nada bicara pria tersebut lebih dingin dari sebelumnya, membuat Eunwoo menatap pria itu takut.
Anak lelaki itu merutuki kebodohannya, harusnya ia tak percaya begitu saja dengan ucapan kedua pria itu dan harusnya ia tak ikut dengan mereka. Sungguh, ia benar-benar menyesal.
"AYO CEPET TURUN!!!" Bentak pria yang membawa kursi roda Eunwoo yang masih terlipat. Ia sangat kesal karena Eunwoo hanya diam saja di bangku mobil.
Pria yang satunya lagi menarik tangan Eunwoo paksa lalu menggendongnya di punggung. Anak itu berteriak minta tolong, namun usahanya sia-sia karena di sekitar gedung itu sangat sepi.
Pria yang menggendong Eunwoo pun berdecak malas. "Hei! Kamu bisa diem nggak?!" bentak pria tersebut.
Pria itu berjalan menaiki tangga menuju rooftop. Sesampainya disana, Eunwoo dijatuhkan begitu saja membuat anak itu meringis kesakitan sambil memegangi lututnya yang sedikit terluka.
Kemudian, kedua pria tersebut pergi meninggalkan Eunwoo bersama ketiga orang yang ada disana, setelah salah satu dari mereka melempar kursi roda Eunwoo dengan kasar.
Eunwoo mendongakkan wajahnya, menatap ketiga sosok-yang salah satu dari mereka adalah seorang wanita yang tentu saja Eunwoo sangat mengenalnya. Wanita itu tak lain adalah...
"Ibu."
Air mata Eunwoo jatuh begitu saja melihat keadaan ibunya yang begitu menyedihkan. Kedua tangan serta kaki ibunya terikat dengan sebuah kursi. Keadaannya sangat mengenaskan. Wajahnya yang basah akibat keringat dan air mata itu dipenuhi memar-memar kebiruan. Tak lupa juga darah yang sudah mengering di sudut bibir dan pelipisnya yang ikut menghiasinya.
Belum lagi baju Ibu yang terlihat kotor dan juga robek di beberapa bagian. Membuat penampilannya sangat kacau. Eunwoo tak tahu apa yang dilakukan oleh kedua pria yang berada disamping Ibu itu sampai membuat keadaannya menjadi seperti ini.
Tatapan Eunwoo beralih kepada Dong Wook dan Jongsuk yang berada di samping ibunya itu. Dong Wook berjalan menghampiri Eunwoo. Pria itu berjongkok di depannya. Tersenyum manis kepada Eunwoo yang justru membuat anak itu terlihat ketakutan.
"Kamu seneng nggak bisa ketemu Ibu kamu di hari ibu ini?" Eunwoo tak menjawab. Ia justru menatap ayah tirinya itu dengan tajam, memancarkan sebuah kemarahan sekaligus rasa tak terima ibunya dibuat terluka oleh pria tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fraternity | Jaehyun ft. Eunwoo ✔
FanfictionKetika orang lain membenci Eunwoo, 'Dia' datang membawa kasih sayang. Ketika orang lain memukuli Eunwoo, 'Dia' datang untuk melindunginya. Ketika Eunwoo sudah hampir menyerah dengan hidupnya, 'Dia' datang untuk memberikan semangat dan kata penenang...