14 Februari 2002
Terlihat seorang pria dewasa dan seorang anak kecil duduk di kursi makan dengan kue yang berada di depan mereka. Kue itu dihias sangat cantik dengan berbagai ornamen tokoh kartun terbuat dari coklat yang tersusun rapi diatasnya. Tak lupa juga sebuah lilin berbentuk angka lima juga ikut menghiasi kue itu.
Mereka juga terlihat sangat bahagia. Apalagi sang anak terlihat antusias, tak sabar untuk memakan kue coklat tersebut.
Setelah sang ayah selesai menyanyikan lagu ulang tahun bersama dengannya. Sang ayah berucap, "nah sekarang Jaehyun tiup lilinnya dan buat permohonan ya."
Anak yang dipanggil Jaehyun itu mengangguk. Ia segera menyatukan kedua tangan dan memejamkan matanya. Sang ayah, Jung Seo joon terkekeh melihat ekspresi putranya yang sedang serius merapalkan doa, entah kenapa begitu terlihat menggemaskan di matanya.
Jaehyun membuka matanya, nampak sang ayah yang juga sudah selesai membuat permohonan. "Ayah, Jaehyun udah selesai, ayo kita potong kuenya!" seru Jaehyun dengan penuh semangat.
Ayah mengambil pisau plastik yang ada di depannya. Sembari memegangi tangan kecil putranya, ia mulai memotong kue itu dan meletakkannya ke piring kecil dengan hati-hati.
"Mau ayah suapi tidak?"
"Mau! Mau! Mau!" Ayah tertawa kecil melihat putranya memakan kue yang ia suapi dengan lahap.
"Ya ampun pelan-pelan aja, mulut kamu jadi penuh coklat kan," ucap Ayah sambil membersihkan coklat yang berada di bibir Jaehyun menggunakan selembar tisu.
"Kwuenywa swangwat enwak Jwaehyun swuka syekwali," ujar Jaehyun dengan suara yang tidak jelas karena mulutnya penuh dengan kue. Ayah mengacak gemas rambut Jaehyun. "Ayah seneng kalau kamu suka sama kuenya."
Setiap tahun Jaehyun hanya merayakan ulang tahunnya bersama ayahnya saja. Tapi Jaehyun tidak pernah terlihat sedih, karena ia selalu diajarkan untuk bersyukur. Karena di luar sana, masih banyak sekali anak yang tidak mempunyai orang tua, sedangkan Jaehyun masih punya ayah.
Pandangan Ayah beralih kepada bingkai foto yang terpampang jelas di dinding ruang tamu. "Harusnya kamu ada disini dan ikut merayakan ulang tahun Jaehyun. Tapi kenapa kamu harus pergi secepat ini..."
Ya, foto itu adalah foto istri Ayah yang tak lain adalah ibu kandung Jaehyun yang meninggal ketika melahirkan.
Ayah menghapus air mata yang mengalir di pipinya tanpa seijinnya. Lalu ia beralih mengambil sebuah kotak berwarna biru yang berada di sampingnya.
"Ini hadiah buat kamu, Jaehyun." Ayah menyerahkan kotak itu kepada Jaehyun yang langsung diterima dengan senang hati oleh putranya itu.
Dengan semangat, Jaehyun membuka kotak itu yang ternyata isinya adalah figure action tokoh superhero kesukaan Jaehyun. "Wah mainan baru! Makasih ayah!" ujarnya dengan mata yang berbinar-binar.
"Sama-sama sayang. Dijaga dengan baik ya mainannya."
"Iya ayah. Oh ya Jaehyun mau bilang sesuatu ke ayah." Jaehyun berdiri dari duduknya dan berdiri tepat di hadapan sang ayah. Tangannya memegang secarik kertas putih yang Ayah sendiri tak tahu apa isi kertas itu. Jaehyun pun mulai membacakan isi dari kertas itu.
"Untuk ayah. Makasih karena selama ini sudah membesarkan Jaehyun dengan baik. Makasih sudah menjadi ayah juga ibu yang baik untuk Jaehyun. Makasih karena sudah sabar menghadapi Jaehyun yang sangat nakal dan bawel ini hehehe. Makasih atas semuanya ayah. Maafin Jaehyun ya kalau selama ini Jaehyun suka rewel dan bikin ayah repot. Jaehyun sayaaanggg banget sama ayah."
Ayah terkekeh pelan melihat ekspresi Jaehyun yang begitu menggemaskan, meski kini ia sedang mati-matiam menahan air matanya supaya tidak jatuh.
Air mata Ayah tumpah begitu saja ketika putranya itu memeluknya erat. "Ayah juga sayang banget sama Jaehyun. Jaehyun harus jadi anak yang baik. Jangan jadi anak nakal ya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fraternity | Jaehyun ft. Eunwoo ✔
FanfictionKetika orang lain membenci Eunwoo, 'Dia' datang membawa kasih sayang. Ketika orang lain memukuli Eunwoo, 'Dia' datang untuk melindunginya. Ketika Eunwoo sudah hampir menyerah dengan hidupnya, 'Dia' datang untuk memberikan semangat dan kata penenang...