[8] The Evil Plan

664 87 36
                                    

Nampaknya Eunwoo baru saja pulang dari bekerja dan masih dalam perjalanan pulang ke rumah. Wajahnya terlihat senang karena mendapatkan uang lebih dari Taeyong atas kecekatannya dalam bekerja.

Kedua alisnya menukik tajam, keningnya mengkerut samar ketika melihat jalanan yang begitu sepi. Tidak ada orang yang lewat, hanya terdapat satu atau dua kendaraan yang berlalu-lalang.

Eunwoo memberhentikan laju kursi rodanya. Merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya darisana untuk mengecek jam. "Masih jam setengah delapan, tapi kenapa sepi banget, ya?" Tanyanya kepada diri sendiri.

Eunwoo tak ambil pusing, ia terus mendorong kursi rodanya. Ia harus cepat-cepat pulang dan mengerjakan ulang tugas matematikanya. Jika ia tidak mengumpulkan besok pagi, bisa-bisa ia kena hukuman lagi.

Tak

Tak

Tak

Eunwoo kembali berhenti. Menoleh ke belakang saat tadi ia mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Ia merasa ada yang mengikutinya. Namun nihil, tidak ada siapapun di belakangnya.

"Nggak ada siapa-siapa. Mungkin aku salah denger." Eunwoo mengendikkan bahunya. Kemudian menjalankan kursi rodanya kembali.

Tak

Tak

Tak

Suara sepatu yang beradu dengan aspal kembali terdengar. Kali ini terdengar lebih keras dan lebih dekat dibanding sebelumnya. Eunwoo panik dan mempercepat laju kursi rodanya, memutar rodanya dengan penuh tenaga.

Bersamaan dengan kursi roda Eunwoo yang melaju kencang, orang misterius yang ada di belakangnya pun nampaknya juga mempercepat langkahnya seperti sedang berlari.

Peluh menuruni dahi, turun menuju pipi hingga menjalari lehernya. Tubuhnya yang semula kedinginan menjadi berkeringat saking takutnya. Jantungnya yang berdegup dengan cepat, seirama dengan kursi roda Eunwoo yang melaju kencang.

Eunwoo merasa tak peduli telapak tangannya memerah akibat terlalu cepat memutar rodanya.

Ia takut. Sangat takut jika terjadi sesuatu yang buruk menimpanya. Ia ingin berteriak minta tolong, tapi tidak ada orang disini. Sungguh, ia ingin cepat-cepat sampai di rumah.

Yang di takutkannya terjadi, orang misterius itu berhasil meraih bagian belakang kursi rodanya dan membuatnya berhenti melaju.

"Kenapa kamu lari? Padahal ayah pengen ketemu kamu."

Eunwoo terdiam membatu. Telinganya nampak tak asing ketika mendengar suara pria-yang entah sejak kapan sudah berdiri di depannya. Otaknya masih berusaha mengingat siapa pemilik suara berat itu.

Pria berjaket hitam yang semula menunduk itu kini menatap wajah Eunwoo dengan senyum yang menurut Eunwoo terlihat jahat.

Dan, Eunwoo mengingatnya.

Dia...

"A-ayah..."

Benar, pria itu adalah mantan ayahnya. Lebih tepatnya, pria yang pernah menjadi ayah tiri Eunwoo. Pria yang sering menyiksa dirinya sejak kecil. Pria yang sudah lama meninggalkan sang ibu dan dirinya begitu saja. Menghilang tanpa kabar seperti ayah kandungnya. Dan sekarang, pria itu berdiri tegap di hadapannya tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.

"Iya, ini ayah. Ayah kangen banget sama kamu. Kamu nggak mau peluk ayah, nak?" Pria itu tampak merentangkan tangannya, berniat untuk memeluk remaja di depannya.

Eunwoo mendecih pelan, memutar bola matanya malas. "Kamu bukan lagi ayahku. Kamu nggak pantes disebut ayah, karena nggak ada ayah yang tega nyiksa anaknya dan nggak ada ayah yang ninggalin istri dan anaknya gitu aja tanpa kabar."

Fraternity | Jaehyun ft. Eunwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang