[1] Not Expected

1.9K 157 89
                                    

Pagi yang cerah, cahaya mentari menerobos masuk melewati jendela kamar Eunwoo. Kelopak mata milik anak laki-laki berusia 14 tahun itu terbuka secara perlahan karena merasa terusik dengan sinar matahari yang menerpa wajahnya.

Dengan susah payah ia berusaha duduk untuk bisa melipat selimut yang ia gunakan dan mulai merapikan letak bantalnya. Setelah itu ia menjangkau kursi roda yang berada di depannya.

Eunwoo sudah terbiasa melakukannya sendiri walaupun sulit. Tak jarang juga ia terjatuh ketika ingin menaiki kursi roda sehingga tangannya terluka. Merasa sakit pun tidak karena sudah saking seringnya.

Ia mulai mendorong kursi rodanya ke arah kamar mandi yang terletak di dekat dapur. Namun ia berhenti kala hidungnya mencium aroma harum masakan saat melewati dapur.

Senyum manis itu kembali merekah, lalu ia menghampiri sang ibu yang sedang sibuk menyiapkan sarapan. "Wahh~ ibu, aroma masakan ibu harum banget, pasti rasanya enak."

Hening

Hanya ada suara percikan ayam yang sedang di goreng serta suara spatula yang bergesekan dengan frying pan.

Eunwoo tersenyum sembari melihat ibunya yang tengah memunggunginya itu. "Ya udah kalau gitu, aku mau mandi dulu. Habis itu kita sarapan bareng. Tunggu aku ya, bu."

Kali ini sang ibu menoleh, setelah sebelumnya mengabaikan ucapan anak semata wayangnya itu. "Nggak. Ibu nggak mau sarapan bareng kamu. Udah sana pergi, ibu males liat muka kamu."

Kalimat menusuk dengan nada sinis dan tatapan sedingin es itu mampu membuat nyali Eunwoo menciut. Tapi meskipun begitu, Eunwoo berusaha untuk tersenyum.

"O-oh kalau gitu, nggak apa-apa. Nanti aku makan di sekolah aja kalau gitu."

Tidak ada jawaban.

Lagi-lagi anak itu tersenyum. Seolah-olah dia baik-baik saja.

Setiap hari, selalu saja begitu.

Ibunya sama sekali tak peduli dengannya. Ibunya yang tak pernah mengharapkan kehadirannya.

Ibunya yang selalu membencinya...

****

Sudah menjadi hal yang umum bahwa manusia tak ada yang sempurna. Dan Eunwoo, jauh dari kata 'sempurna'.

Wajah tampan, bahkan sangat tampan kata orang-orang. Memiliki otak yang sangat cerdas, terbukti dengan beasiswa yang selalu ia dapatkan sejak sekolah dasar. Tapi sayang sekali, kelebihan-kelebihan itu tak cukup untuk membuat dirinya menjadi kebanggaan sang ibu. Jika saja ia terlahir 'normal' seperti anak-anak lainnya, mungkin masih ada kemungkinan.

Mereka bilang, semua kelebihan yang dimilikinya itu sia-sia. Mengidap kelainan cerebral palsy sejak kecil membuat kakinya kaku dan sulit digerakkan sehingga ia tidak bisa berjalan. Jangan lupakan tubuhnya yang tak sekuat remaja seusianya.

Hal itu membuatnya terlihat seperti tanaman liar, yang tak berguna dan tak diharapkan kehadirannya.

Semilir angin kembali menerpa wajahnya, membuat poni halus yang ada di dahinya sedikit terangkat. Hawa dingin pagi membuatnya sedikit menggigil meski tubuhnya sudah diselimuti jaket tebal. Kebulan asap muncul dari bibirnya, menandakan bahwa suhu di pagi ini sangatlah tidak manusiawi.

Sebenarnya ini masih terlalu pagi untuk berangkat ke sekolah. Bukan tentang letak sekolahnya yang jauh, tetapi karena ia harus mendorong kursi rodanya sendiri untuk sampai ke sekolah. Jujur saja, tangannya sering sakit karena terlalu lama menggerakkan rodanya, sampai-sampai ia tidak bisa menulis.

Fraternity | Jaehyun ft. Eunwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang