[27] Thanks For Everything (END)

715 49 33
                                    

Putar mulmed nya👆👆
















Dentingan jarum jam menyeruak di tengah keheningan, menjadi salah satunya pengisi suara selain suara monitor di kamar serba putih ini. Sementara di luar, gerimis berjatuhan seolah bumi pun ikut merasakan kesedihan yang saat ini Jaehyun rasakan.

Jaehyun duduk diam di kursi samping brankar. Mata sayunya terus tertuju pada sepasang mata lain yang terpejam sejak kemarin. Lelaki itu berkali-kali mengucek kedua matanya yang terasa perih akibat tak tidur semalaman. Bagaimana bisa dia tidur sementara sang adik tengah terbaring lemah dengan masker oksigen yang menutupi mulut dan hidungnya?

Sungguh, rasanya sakit sekali melihat Eunwoo seperti itu. Padahal Jaehyun sudah berdoa sepanjang malam tanpa henti, meminta agar mata yang terpejam itu membuka perlahan dan bibir pucat itu segera menampilkan senyuman. Namun tetap saja tidak ada balasan, yang ada hanya suara menyeramkan dari suara alat pendeteksi detak jantung di samping brankar Eunwoo.

Tangan Jaehyun terjulur perlahan, menyentuh jemari adiknya lalu menggenggamnya erat. Tangisan pilu milik lelaki itu kembali terdengar. Tubuhnya bergetar hebat begitu menatap wajah pucat pasi itu. Lagi-lagi hatinya merasa perih.

 Lagi-lagi hatinya merasa perih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eunwoo... bangun ya? Tolong, jangan lama-lama tidurnya..." Suara Jaehyun terdengar begitu pelan, seolah semua kekuatannya ikut bersama Eunwoo yang masih asyik bermimpi dalam tidurnya.

Ia merapatkan jemari kurus Eunwoo dalam genggamannya, seakan tak ingin membiarkannya terlepas. Seakan jika tautan itu merenggang, sosok disana juga akan menghilang.

"Boleh nggak kalau mulai sekarang, aku panggil kamu adek?" Sebisa mungkin Jaehyun menahan air matanya yang terus mendesak keluar.

"Boleh ya?"

Tangan itu kembali bergerak, mengusap kepala Eunwoo dengan lembut. "Adek... ayo bangun..."

"Maaf ya... kemarin kakak sempat marah ke kamu... maaf, gara-gara kakak kamu jadi kayak gini... kakak emang nggak becus jagain kamu..." lirihnya sambil menunduk.

Perlahan, air matanya mulai berjatuhan lagi. Ia benar-benar tak bisa membendung cairan bening itu kala menatap Eunwoo.

Tangisannya semakin menjadi, Jaehyun benar-benar tak akan memaafkan dirinya sendiri kalau sampai sesuatu yang buruk terjadi pada Eunwoo. Selama bertahun-tahun dia tinggal bersama anak itu hingga jiwa seorang kakak tumbuh di dalam tubuhnya. Dan oleh karena itu Jaehyun menyesal, sangat menyesal karena sudah merasa kecewa dengan Eunwoo hingga ia mengusir anak itu dari rumah.

Manik sendu itu itu kembali menatap mata Eunwoo yang masih terpejam tenang, sama sekali tidak menampakkan kalau ia tengah merasakan sakit.

"Adek... tinggal beberapa hari lagi Ayah pulang... adek seneng nggak?" Suara yang bergetar itu kembali terdengar. Tangan Jaehyun masih setia menggenggam tangan sang adik dengan air mata yang terus berjatuhan.

Fraternity | Jaehyun ft. Eunwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang