[23] The Best Birthday

342 44 12
                                    

Eunwoo keluar dari kamarnya dengan semangat pagi ini. Ia bangun lebih awal dan bersiap lebih cepat dari biasanya, bahkan sebelum Jaehyun membangunkannya.

Sekarang tanggal 30 Maret, hari dimana Eunwoo berulang tahun yang ke-19. Dan dia yakin sekali jika Jaehyun tengah menyiapkan sesuatu untuknya. Entah sebuah hadiah atau sekedar kue ulang tahun yang diatasnya ditancapi lilin angka 19.

Ia menggerakkan kursi rodanya pelan menuju meja makan dan menemukan Jaehyun sedang mengoleskan selai coklat di atas selembar roti untuk sarapan. Dengan senyum mengembang, Eunwoo menggeser kursi yang ada disana supaya ia bisa mendekat ke meja makan.

"Kamu kenapa senyum-senyum kayak gitu?" Tanya Jaehyun, merasa tak ada yang beres dengan gelagat Eunwoo.

"Sekarang aja kak ngasihnya. Keburu aku berangkat sekolah," seru Eunwoo dengan semangat tapi justru membuat Jaehyun mengernyit.

"Maksudnya?"

"Itu loh... yang mau kakak kasih ke aku."

"Ngasih apa?"

Eunwoo berdecak dan memutar bola matanya malas. Jaehyun ini sepertinya sengaja membuatnya kesal dengan terus berpura-pura tidak tahu apa-apa. "Nggak usah sok nggak tau apa-apa. Kasih sekarang aja, kak."

"Kamu ngomong apa sih? Kakak nggak ngerti."

Di detik itu juga, Eunwoo mulai merasa ada yang aneh. Tiba-tiba saja perasaannya tak enak. Jangan bilang... Jaehyun lupa dengan ulang tahunnya.

Mata Eunwoo menatap Jaehyun lekat sekaligus menepis dugaannya. Ia sangat yakin jika Jaehyun tak akan pernah lupa. Buktinya selama empat tahun belakangan Jaehyun selalu mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Jika Jaehyun lupa, siapa lagi yang akan mengucapkan semoga panjang umur kepadanya?

"Kakak beneran nggak ada yang mau diomongin ke aku?"

Jaehyun mengernyit sebentar, menciptakan keheningan dalam beberapa detik di antara mereka. Keheningan yang mampu menumbuhkan sedikit harapan di hati Eunwoo. Sampai kemudian Jaehyun menyodorkan piring berisi roti yang telah ia olesi selai ke hadapan Eunwoo. Kalimat yang terucap dari bibir lelaki itu seketika berhasil memupuskan harapan Eunwoo.

"Cepet dimakan, kalau udah selesai buruan berangkat. Hari ini kamu berangkat sendiri ya, maaf kakak nggak bisa nganter kamu. Kakak lagi nggak enak badan gara-gara hujan-hujanan kemarin."

Eunwoo terdiam beberapa saat, tetapi kemudian ia berhasil menarik kembali kesadarannya. Ia menatap Jaehyun yang berjalan ke kamar dengan langkah lesunya.

Tatapan Eunwoo terlihat kecewa, tapi ia tak bisa mengatakan apa-apa. Ia hanya menekan bibir dalamnya kuat, sembari meremat jari-jari tangannya di bawah meja.

Pandangannya beralih menatap kosong piring di hadapannya. Padahal Eunwoo berharap mendapatkan kue ulang tahun yang diberi toping sedemikian, bukan malah dua lembar roti isi selai. Tapi jangankan kue, ucapan ulang tahun saja tak ia dapatkan.

Eunwoo mendengkus kesal. Ia lantas pergi begitu saja, sama sekali tak menyentuh roti yang disajikan Jaehyun kepadanya itu.

****

Kantin siang itu sangat berisik. Suara kursi ditarik diikuti gelak tawa dan ocehan para siswa yang terdengar tidak berguna mengisi pendengaran Eunwoo.

Teman-temannya sudah mengajaknya mengobrol dan melontarkan pertanyaan-pertanyaan kepadanya, tetapi ia hanya menjawab dengan seadanya.

Pemuda itu mengaduk-ngaduk makanannya seperti kehilangan selera makan. Lalu ketika ia mulai bosan, ia hanya akan merebahkan kepalanya di atas meja sambil meniupi poni rambutnya yang mulai memanjang. Mood-nya benar-benar hancur hari ini. Dan Eunwoo tidak ingin melakukan apapun selain duduk dengan diam.

Fraternity | Jaehyun ft. Eunwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang