[18] Unlucky Day

439 53 8
                                    

Hari ini Eunwoo benar-benar tidak fokus dalam bekerja. Berulangkali ia melakukan kesalahan seperti meletakkan piring yang sudah bersih di atas tumpukan piring kotor, meletakkan gelas di rak khusus piring, dan juga lupa memberi sabun saat mencuci. Sampai-sampai teman kerjanya berulangkali menegurnya.

Ada hal yang mengganggu pikirannya. Sejak tadi pagi, perasaannya selalu tak enak. Hal itu membuatnya merasa cemas sampai tidak berkonsentrasi saat bekerja.

"Eunwoo, itu piring bersih ngapain kamu cuci lagi sih?" Eunwoo menoleh ke arah sumber suara. Ternyata yang baru saja menegurnya itu adalah Doyoung, rekan kerjanya.

Sadar akan kesalahan yang ia buat, buru-buru Eunwoo membilas piring itu dan meletakkannya di tumpukan piring-piring bersih. "Maaf kak."

Doyoung—pemuda empat tahun lebih tua darinya itu menghampirinya dan menepuk pelan bahunya. "Kamu kenapa? Aku perhatiin kamu nggak fokus kerja daritadi."

"A-aku nggak apa-apa kok, kak. Mungkin aku nya aja yang teledor," ucapnya sambil tersenyum kaku.

Doyoung menghela napas beratnya. "Lagi banyak pikiran ya?"

"Mungkin iya deh, kak," ujar Eunwoo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ya udah lain kali kamu harus fokus kalau kerja."

"Iya kak."

Eunwoo menatap punggung Doyoung yang perlahan menjauh dari pandangannya. Anak itu berkali-kali memukul kepalanya pelan, menyingkirkan berbagai pikiran negatif yang ada dalam otaknya.

Hanya ada satu nama yang ada dalam benaknya. Satu nama yang selalu ia cemaskan sejak tadi.

Jaehyun.

"Kak Jaehyun nggak akan kenapa-kenapa kan?"

****

"Duh rantainya kenapa harus putus sih?!"

Jaehyun mengacak rambutnya kasar. Merasa kesal karena rantai sepedanya putus di tengah jalan. Padahal, jarak rumahnya hanya tinggal beberapa meter lagi.

Pemuda itu menoleh ke kanan dan ke kiri. Jalanan ini terlihat sangat sepi dan begitu gelap sebab kurangnya pencahayaan. Setahu Jaehyun jalanan ini memang jarang dilewati orang ketika malam hari. Karena biasanya ada kumpulan para preman yang gemar memalak orang yang lewat pada malam hari.

Mau tak mau Jaehyun menuntun sepedanya dengan cepat sebelum ia bertemu dengan preman-preman itu.

Namun ia berhenti melangkahkan kakinya saat merasakan getaran dari dalam saku celananya. Kemudian ia mengeluarkan sebuah benda persegi panjang yang layarnya tengah menyala dan menampilkan nama seseorang yang sedang menghubunginya.

Jaehyun menggeser tombol hijau yang ada disana. Lalu menempatkan ponselnya tepat di telinga.

"Halo?"

"Ya, kenapa kamu hubungi kakak? Apa ada masalah?"

"Kak Jaehyun baik-baik aja kan?"

Kening Jaehyun terlihat mengkerut mendengar pertanyaan dari Eunwoo. "Kenapa kamu tiba-tiba tanya gitu?"

"Perasaanku dari tadi nggak enak, kepikiran terus sama kakak."

"Kakak baik-baik aja kok. Ini lagi perjalanan mau pulang," ucap Jaehyun sambil tersenyum meskipun Eunwoo tak melihatnya.

"Oh gitu, ya udah kak. Hati-hati di jalan."

"Iya. Kakak tutup ya teleponnya?"

"Iya, kak."

Fraternity | Jaehyun ft. Eunwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang