Chapter [13] Tarik Ulur
HAPPY READING!!!
🌙🌙🌙Siswa-siswi terlihat sangat lelah menghadapi pelajaran yang sudah berlangsung beberapa jam yang lalu. Termasuk Maira, Rena, dan Aidan yang menantikan bel istirahat berbunyi. Mereka bertiga tampak tidak serius mengikuti pembelajaran sejarah hari ini. Itu terlihat jelas dari Rena yang asyik kontekan dengan Regan, Aidan yang hanya tertidur pulas dan Maira yang menatap malas ke arah guru yang ada di depan. Untung saja guru hari ini tidak killer, jadi guru itu hanya sibuk dengan dunianya sendiri tanpa menghiraukan apa yang dikerjakan oleh para siswanya.
"Tumben banget si bel belum bunyi."
"Kan emang belum waktunya, Rena."
"Tapi kali ini kenapa lama banget, ya rasanya."
"Iya juga, ya."
"Atau janga-"
"Yang di belakang kalau mau cerita di sini, di depan, biar kita bisa bergantian." Buk Lia, selaku guru sejarah, menatap ke arah Maira dan Rena.
"Maaf Buk," ucap Maira dan Rena bersamaan.
Saat Buk Lia ingin kembali memarahi mereka berdua, bel pun akhirnya berbunyi, sehingga Maira dan Rena menarik napas dengan lega, setidaknya ia terhindar dari amukan Buk Lia. Buk Lia memang guru yang terbilang santai, tapi kalau dia sudah marah, semuanya akan terdiam termasuk guru lain pun juga akan diam.
Semua siswa di kelas Maira langsung berhamburan pergi ke luar kelas, ada yang ke kantin, ada yang ke toilet, dan ada juga yang pergi ke kelas lain untuk menjemput teman.
"Kalian berdua duluan aja ke kantin nanti aku nyusul."
"Oke."
"Aidan, pesanin makanan aku, jangan lupa buat bayarin." Maira mengambil kotak pink dari dalam laci dan membawanya pergi menuju kelas Julian.
Senyuman yang begitu manis merekah di sudut kedua bibir Maira, dia tampak bersemangat sekali.
"Julian," panggil Maira memunculkan kepalanya dari balik pintu, beberapa siswa yang ada di sana hanya diam menyaksikan, ini adalah pemandangan yang sudah biasa ia lihat. Jadi, mereka tidak terlalu menghiraukannya.
"Aku bawa brownies lagi buat kamu." Gadis itu langsung duduk di samping Julian dan membukakan tutup kotak itu.
"Kali ini kamu terima ya pemberian aku." Mohon Maira dengan mata yang berbinar.
"Gue nggak laper."
"Kalau gitu nanti siang aja kamu makan nya."
"Lo aja yang makan," jawab Julian yang langsung mematahkan senyuman di wajah Maira. Namun, itu tak berselang lama karena Maira kembali menampilkan senyumannya.
Kenapa sifat kamu berubah-ubah sih Julian, kalau kayak gini aku kan jadi makin sulit buat lupain kamu. Kadang kamu baik, kadang kamu juga jahat, batin Maira memandang kue brownies yang tak tersentuh itu.
"Kasihan kue nya, pasti dia nangis sekarang. "
"Kamu yang sabar ya, mungkin Julian-nya emang lagi nggak mood buat makan kamu." Julian yang mendengar gumaman gadis yang ada di sampingnya hanya diam tanpa ingin membalas. Wajahnya yang datar sudah menggambarkan bagaimana perasaan Julian saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAIRA
Teen FictionMaira Alkaura, gadis remaja yang begitu optimis mengejar cinta dari seorang Julian Mahendra. Namun, Maira keakan tuli dengan perasaan Marvino Gentara untuk dirinya, yang merupakan teman lelakai Maira yang begitu dekat dengannya. Akankah Maira berha...