Chapter 06 Perjuangan Maira

120 51 233
                                    

Chapter [06] Perjuangan Maira

HAPPY READING!!!!
🌙🌙🌙


"Lo masih waras 'kan?" tanya Rena yang sedari tadi memperhatikan Maira yang senyum sendiri di bangkunya.

"Aku gila Ren, gila karena Julian."

"Ra, lo bisa nggak sih nggak usah terlalu berharap sama manusia kutub itu?"

"Aku nggak berharap Ren, aku emang mau dia."

"Tuh 'kan, nggak waras."

"Rena, nggak boleh gitu sama sabahat sendiri."

"Habisnya lo bego kalau urusan cinta."

"ITU YANG DI BELAKANG DARI TADI ASYIK SENDIRI DENGAN OMONGANNYA, KALIAN TIDAK MENDENGARKAN PENJELASAN MATERI SAYA?" Buk Susi menatap garang ke arah Maira dan Rena dengan berkacak pinggang.

Keduanya saling tatap dan enggan untuk menjawab pertanyaan dari guru itu, kalau pun mereka membela diri buk Susi tidak akan menerima alasan apapun yang akan mereka ucapankan. Jadi, diam adalah kuncinya agar sedikit terhindar dari amukan guru killer itu.

Aidan yang masih terkejut pun juga bingung harus bagaimana menyelamatkan kedua temannya, jujur nyawa cowok itu masih sedikit melayang karena sehabis bangun tidur. Dia sangat terkejut dengan teriakan buk Susi yang ia pikir untuk dirinya ternyata itu untuk Maira dan Rena.

"APA KAMU TIDAK MEMILIKI TELINGA?"

Semua penghuni yang ada di kelas seketika menutup kedua telinganya agar aman hingga lulus nanti, takut jika telinganya tidak berfungsi lagi bila terus mendengar teriakan buk Susi.

"Kami minta maaf, Buk," lirih Maira memberanikan dirinya.

"Keluar dari kelas saya sekarang juga dan jangan pernah masuk lagi ke kelas saya sebelum kalian membuat surat permohonan maaf untuk kesalahan kalian," tegas buk Susi dengan aura yang begitu dingin.

Keduanya pun beranjak dari tempat duduknya dan pergi keluar kelas, mereka tidak memiliki tujuan kali ini.

"Ren aku minta maaf, gara-gara aku kamu kena hukum."

"Udalah Ra, lo juga kena hukum. Ini emang salah kita berdua."

"Terus sekarang kita kemana? Nggak mungkin 'kan ke kantin, di sana pasti ada guru piket yang ngawasin."

"Kita ke rooftop aja kalau gitu."

Maira hanya mengangguk sebagai jawaban dan gadis itu mengikuti langkah Rena yang sudah jalan duluan.

"Ini kalau Vino tau pasti dia bakalan marahin aku."

"Gue nggak bakalan kasih tau sama Vino. Lo tenang aja."

"Masalahnya Aidan itu mulutnya baskom banget, pasti dia bakalan kompor sama Vino."

"Entar gue ancam dia buat tutup mulut."

"Makasih Renaku sayang," ujar Maira sambil memeluk gadis yang jalan di depan dari arah belakang.

Ekor mata Maira menangkap seseorang yang baru saja berbelok ke arah perpustakaan. Ia yakin kalau orang itu adalah pujaan hatinya, dengan senyuman yang merekah Maira berlari mengejar orang itu dan meninggalkan Rena yang sepertinya masih tidak menyadari kepergiannya.

"Julian," panggil Maira tersenyum hangat.

"Kamu mau ke perpustakaan 'kan? Aku juga mau ke sana, nggak nyangka kita ketemua di sini. Kayaknya kita emang jodoh deh, kamu ngerasa nggak sih Julian?"

MAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang