Chapter [04] Debaran Jantung
HAPPY READING!!!
🌙🌙🌙
Malam yang begitu menenangkan, terdengar suara jangkrik yang bersenandung dan ribuan bintang berkilauan di langit, tanpa adanya kehadiran sang rembulan. Seorang cowok duduk di balkon kamar, menatap sebuah foto yang sangat indah, terpampang seorang gadis yang tertawa bahagia. Gadis manis yang selalu terlihat menggemaskan dengan pipi chubby nya itu.Lo sekarang di mana? Gue kangen sama lo. Bahkan sampai sekarang belum ada satupun gadis lain yang bisa menggantikan diri lo di hati gue. Apa lo tumbuh dengan baik? Gue yakin, lo pasti tumbuh menjadi gadis cantik saat ini, batinnya menatap gadis kecil yang ada di foto itu.
"Aden, Bibi udah siapin makan malamnya, tapi kenapa nggak dimakan?"
Cowok yang dipanggil itu mengalihakan perhatiannya ke arah wanita baruh baya yang selama ini selalu mengurus dirinya.
"Saya belum lapar, Bi. Bibi aja yang makan."
"Nggak boleh gitu atuh, den. Nanti aden Julian sakit."
"Iya, nanti saya makan, tarok aja di atas meja itu."
Bi Ria, selaku pembantu di rumah ini dan juga orang tua angkat Julian. Terlihat sangat khawatir dengan anak majikannya itu, dia selalu telat makan dan kadang-kadang dia tidak makan.
"Kalau gitu, Bibi tinggal. Nanti den Julian makan ya." Bi Ria beranjak dari kamar, kembali menutup pintu.
"Assalamu'alaikum, Nyonya belum bisa pulang?" tanya Bi Ria menelpon majikannya. Setelah keluar dari kamar Julian.
"Wa'alaikumussalam, belum bisa Bi, ini masih banyak kerjaan yang belum saya kerjakan."
"Tapi Nyonya, den Julian sepertinya sangat merindukan Nyonya."
"Bi, saya kerja juga buat Julian anak saya. Jadi, saya minta sama Bibi, jangan terlalu ikut campur urusan saya."
Terdengar suara telpon terputus dari sebelah pihak. Bi Ria hanya bisa mengelus dada, mau sampai kapan majikannya itu berada di sana, mengabaikan anak satu-satunya ini sehingga dia tumbuh menjadi anak yang tertutup dan dingin. Bertahun-tahun Bi Ria bersama Julian, sejak saat Julian berumur 7 tahun hingga sekarang. Belum ada tanda-tanda dari orang tua Julian itu ingin pulang ke rumah melihat perkembangan dari anaknya.
"Den Julian mau ke mana, malam-malam begini?" Bi Ria melihat Julian yang keluar dari kamarnya dengan mengenakan hoodie polos berwarna merah maron dan dipadukan dengan celana jeans berwarna hitam.
"Supermarket."
Bi Ria hanya menatap kepergian Julian tanpa berkomentar lagi.
Sementara itu, di lain tempat Maira dan Vino sedang sibuk memilih cemilan yang akan mereka stok di kamar masing-masing. Sejak pulang sekolah mereka berdua tidak pulang ke rumah, melainkan berkeliling untuk menghilangkan rasa jenuh dari keduanya.
"Ini enak kayaknya," ujar Vino memperlihatkan sebungkus goodtime pada Maira.
"Itu emang enak, aku suka. Aku mau juga," balas Maira.
"Ra," panggil Vino, mata cowok itu masih fokus pada jejeran snack yang ada di depannya.
"Apa?" sahut Maira.
"Nggak jadi, gue udah selesai. Lo gimana?"
"Aku rasa ini juga udah cukup."
"Oh iya, kamu bukannya ada janji sama mama kamu?" tanya Maira.

KAMU SEDANG MEMBACA
MAIRA
Teen FictionMaira Alkaura, gadis remaja yang begitu optimis mengejar cinta dari seorang Julian Mahendra. Namun, Maira keakan tuli dengan perasaan Marvino Gentara untuk dirinya, yang merupakan teman lelakai Maira yang begitu dekat dengannya. Akankah Maira berha...