Chapter [16] Gerbang Sekolah
Hallo, selamat malam 🌙
berhubung sekarang malam minggu aku memutuskan untuk update 2 part biar bisa nemenin waktu santai kalian. HehehehSelamat menikmati 💙
HAPPY READING!!!
🌙🌙🌙Posisi Maira saat ini masih berada di parkiran, dia sedikit lambat karena kakinya yang begitu sakit bila diajak jalan. Ia tidak memikirkan guru yang akan masuk ke dalam kelasnya lagi, yang ia pikirkan kali ini bagaimana caranya untuk cepat sampai ke dalam kelas tanpa harus merasa sakit.
Rena? Gadis itu sudah dipanggil oleh guru ke ruangannya, entah apa yang akan mereka bicarakan yang pasti Maira tidak ingin ikut. Sebenarnya Rena sudah menawarkan diri untuk membantu Maira jalan masuk ke dalam kelas, namun ia menolak dengan alasan ada janji dengan Vino di parkiran ini.
"Ini semua gara-gara batu, coba aja dia nggak ada di situ pasti kaki aku nggak akan sakit kayak gini. Mana darahnya masih belum kering lagi." Maira berujar sambil merogoh tas untuk mencari keberadaan tisunya.
"Awas aja nanti pulang sekolah, bakalan aku buang ke kali."
"Ini juga tisunya mana sih, nggak tau apa kalau aku lagi kesal," gerutu Maira yang mencoba untuk bersabar. Setelah mendapatkan apa yang ia cari, Maira pun mengelap darah yang masih ada di lututnya.
"Siap," sahut Maira pada dirinya sendiri. Ia pun kembali melangkahkan kakinya menuju kelas yang sepertinya sudah diisi oleh jam pelajaran.
Langkah Maira terhenti saat ia melewati gerbang sekolah, karena posisi kelas Maira itu berada di depan parkiran, hanya saja dibatasi oleh lapangan yang cukup luas dan di depan itu gerbang sekolah.
Di sana terdapat Vino yang sedang memohon pada sekuriti untuk membukakan gerbang agar ia bisa masuk. Dan Maira hanya diam mengamati bagaimana kedua sejoli itu membujuk pak Yanto untuk membuka gerbang.
Sekolah ini memang memiliki aturan yang begitu ketat, apabila datang terlambat saat gerbang ditutup lewat dari 15 menit maka ia harus balik pulang ke rumah, dan jika belum waktu 15 menit tapi jam masuk sudah berbunyi maka dibolehkan masuk dengan cara dihukum terlebih dahulu.
Dan beruntungnya Maira dengan Julian sampai tadi saat bel baru berbunyi, sehingga ia tidak akan mendapat hukuman palingan Maira yang sepertinya akan dihukum karena belum masuk ke kelas.
Pak Yanto akhirnya membukakan pintu gerbang tersebut dan membiarkan mereka masuk karena itu perintah dari Pak Suripto yang sepertintnya akan menghukum mereka berdua.
Pandangan Maira bertabrakan dengan Vino saat cowok itu ingin memarkirkan motornya ke parkiran dan gadis yang duduk di belakang Vino tersenyum mengejek Maira.
"Maira, kamu kenapa belum masuk?" tanya Pak Suripto.
"Ini saya mau masuk Pak, tapi kaki saya sakit karena sehabis jatuh makanya saya lama jalannya," jelas Maira agar ia tidak diamuk oleh guru galak yang ada di depannya ini.
Pak Suripto mengalihkan perhatiannya menatap pada lutut Maira yang masih mengeluarkan darah, sepertinya juga ada sedikit daging di luka lututnya itu terlihat sangat jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAIRA
Roman pour AdolescentsMaira Alkaura, gadis remaja yang begitu optimis mengejar cinta dari seorang Julian Mahendra. Namun, Maira keakan tuli dengan perasaan Marvino Gentara untuk dirinya, yang merupakan teman lelakai Maira yang begitu dekat dengannya. Akankah Maira berha...