Chapter 22 Cerita Malam

25 13 2
                                        

Chapter [22] Cerita Malam

HAPPY READING!!!
🌙🌙🌙

Aku yang memulai semua dan kini aku juga yang mengakhirinya, walau pun aku belum sempat memilikimu.

~Maira Alkaura~

Di sebuah taman yang cukup sunyi, terdapat sepasang manusia yang berdiam diri duduk di salah satu bangku panjang yang tersedia di sana.

Dari atas langit terdengar suara gemuruh yang saling bersautan, seakan merasakan apa yang dirasakan oleh seorang gadis yang sudah terlihat kacau. Dia tidak menangis, tapi hatinya begitu sedih.

"Maira kita pulang sekarang, ini mau hujan."

"Dan aku ingin main hujan." Mata sebabnya menatap sepasang mata teduh yang ada di depannya.

"Kalau gitu gue juga."

Hening kembali menyelimuti dua sejoli itu. Tidak ada percakapan yang mereka lontarkan, hanya berdiam diri sambil menunggu kepastian dari hujan yang akan datang kembali ke bumi.

Malam ini begitu dingin, membuat Maira memeluk dirinya sendiri, ia merutuki dirinya karena salah memilih outfit dan sialnya ia juga tidak membawa jaket.

Vino pergi menuju mobilnya untuk mengambil sesuatu di sana dan kembali lagi dengan sebuah jaket yang cukup tebal di tangan kiri nya. Selanjutnya, cowok itu memasangkan jaket tersebut kepada Maira agar gadis itu merasa hangat. Setelahnya, Vino melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan. Jam sudah menunjukan pukul 20:30 yang ia yakini Bunda-Maira sudah pulang ke rumah.

"Lo yakin mau nunggu hujan?"

"Yakin Vin, kalau kamu mau pulang. Pulang aja dulu, aku mau di sini dulu."

"Gue nggak akan ninggalin lo Maira." Vino bersedekap dada memandang langit malam yang bersinar karena gemuruh.

"Vino," panggil Maira. Orang yang dipanggil pun tidak menyahut tapi ia hanya menatap gadis itu sekilas.

"Nggak jadi Vin."

"Kenapa? Lo mau ngomong apa?"

"Aku mau pulang aja, bunda pasti marah lagi kalau aku main hujan." Sebuah senyuman terbit di kedua sudut bibir Maira yang sangat menular pada Vino, cowok itu pun juga ikut tersenyum senang dan mengacak rambut Maira.

"Gitu dong, kita itu harus sayang sama diri kita sendiri, kalau bukan kita siapa lagi."

Maira merapikan sedikit rambutnya dan ikut berjalan di belakang Vino. Tidak seharusnya Maira berlarut dalam kesedihan, ia harus bisa melupakan Julian mulai saat ini. Ia harus mendengarkan perkataan Rena yang untuk menjauhi Julian, dia harus bisa melakukan itu.
Buat apa ia menangisi orang yang bahkan sama sekali tidak menganggap dirinya ada. Maira harus fokus pada diri sendiri dan orang-orang yang ada di sekitaranya.

Kalau kamu bisa bahagia dengan wanita lain, maka aku juga harus bahagia dengan diriku sendiri.

Maira tersenyum saat melihat punggung tegap milik Vino yang ada di depannya. Gadis itu pun berlari kecil mengejar Vino dan memeluk cowok itu dari belakang.

Vino yang tiba-tiba merasakan ada seseorang yang memeluknya pun ingin melihat dengan jelas namun gadis itu menahannya.

"Biarin kayak gini dulu Vin."

"Aku mau ngomong, tapi kamu diam ya, jangan potong pembicaraan aku."

"Makasih Vino karena kamu selalu ada bersamaku, terimakasih buat kesetiaan dan kasih sayang yang selama ini kamu kasih buat aku. Aku mohon jangan tinggalin aku, apapun yang terjadi. Kamu harus janji sama aku." Maira melepaskan pelukannya, bersamaan dengan itu Vino membalikkan badannya.

MAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang