"Jeno yaaa, hadap sini." Jeno berbalik dan tersenyum kepada jaemin yang mengarahkan kamera pada dirinya.
Jaemin tersenyum menataphasil jepretannya lalu berlari menghampiri jeno.
"Neomu kiyowo. Lucu, nana suka." Jaemin langsung mengapit lengan jeno dan menarik kekasihnya menuju gerobak es krim.
"Nana mau rasa vanilla,jeno rasa apa?"
"Aku gak suka, nana aja."
Jaemin mencebikan bibirnya. "Semuanya jeno gak suka, apa sih emang yang jeno suka?"
Jeno tersenyum sembari mengelus rambut jaemin. "Aku cuman suka Na Jaemin, bukan yang lain."
Jaemin tersenyum lebar dan langsung menubruk jeno dengan pelukan.
"Nana juga cuman suka jeno."
[Nanaku]
"Boo." Jaemin langsung memeluk jeno dari belakang yang sedak memasak di dapur.
"Jeno masak apa?"
Jeno mengelus tangan jaemin yang melingkar di perutnya. "Masak makanan kesukaan nana. Kenapa hm?"
Jaemin menggeleng dan menenggelamkan wajahnya pada punggung jeno.
Jeno terkekeh dan berbalik agar menghadap jaemin. Ia menangkup pipi jaemin dan mengecup bibirnya sekilas.
"Duduk di kursi, sebentar lagi matang.
Jaemin tersenyum dan memeluk jeno erat. "Aniyaa, mau sama jeno aja."
Jeno tersenyum gemas lalu mengecupi pucuk kepala jaemin.
"Nana manja hm?"
Jaemin terkekeh lalu mendongkak menatap jeno. "Manjanya cuman sama jeno."
[Nanaku]
Jeno terdiam dengan linangan air mata menatap peti putih di hadapannya. Kekasihnya terbaring damai di sana. Air matanya turun perlahan mengingat waktu yang mereka habiskan bersama.
Ia menggeleng kuat, menolak percaya bahwa orang yang terbujur kaku dalam peti adalah jaemin. Kenyataan berat di terima.
"Arteri koroner, termasuk salah satu penyakit paling mematikan di dunia." Mark datang menghampiri jeno yang sedari tadi tidak dapat bersuara.
"Dia gak ada cerita?" Jeno menggeleng.
"Keluarganya?" Lagi, ia menggeleng.
"Semua ngerahasiain ini. cuman jaemin sama orang tuanya yang tau."
Jeno mengusap air matanya. Ingatannya kembali berputar saat melihat jaemin terbaring lemas di kasur dengan selang pernafasan yang terpasang.
'Nana sayang jeno.'
Kata terakhir yang jaemin tujukan padanya membuat tetes air mata kembali turun.
"Kamu cuman bisa merelakan, masih banyak orang yang mirip jaemin di luar."
Jeno menggeleng keras. "Jaemin cuman ada satu di dunia, dia cuman Na Jaemin. Gak ada lagi yang lain."
Mark mengangguk pelan lalu mengelus bahu jeno. "Sabar, Kalian pasti hidup bahagia bareng lagi nanti, di surga."
[Nanaku]
Peti putih mulai di turunkan. Liang lahat sudah tertutup tanah. Tangis Jeno pecah saat ia mengantar jaemin hingga peristirahatan terakhir.
"Semoga dia damai di surga." Seluruh pelayat mengucapkan amin saat doa selesai di bacakan.
Jeno berjalan mendekat kerah makan dan berjongkok di hadapan nisan jaemin.
"Love you till end, Na Jaemin."
END
ppiw, hadiah buat kalian. lama yaah guck update
KAMU SEDANG MEMBACA
With Me NOMIN 《Oneshoot》END
Fanfictionhanya oneshoot nomin yang sweet dan harmonis Bisa ONESHOOT & TWOSHOOT Jeno × Jaemin Follow sebelum baca-! WARN! b × b Hate YAOI? Go away! NOMIN in your area. Sorry for typo(s) write by: Hyunbok @peunginxie_