Pt.2;Jaga

4.1K 511 40
                                    

Baek w...
Votenya by

Plak

"Apa sih by?" Melas lucas saat kepalanya baru saja di toyor oleh sang kekasih.

"Udah! Adek aku jangan di gangguin!" Ujar pria itu kesal.

"Ka uwu." Jungwoo-- pria berambut cokelat yang jaemin maksud berjalan menghampiri adik sepupunya.

"By! Kenapa pindah?"

"Lucas bau ajab! Aku mau sama nana aja."

"Yah, elu sih mo!" Ujarnya sembari mendorong bahu jungmo.

"Lah, kok gw!?"

Jeno yang kesal dengan keduanya langsung menoyor kanan kiri kepala jungmo dan lucas. "Bacot, sama aja lo berdua."

[Pt.2.J]

"Na, kata dahyun kamu di deketin kakel. Bener?" Jaemin mengangguk menanggapi pertanyaan haechan.

Mereka berdua lagi ngambil tas di kelas. Keadaan lorong sepi, karena jam sudah menunjukan waktu pulang.

"Na, aku pulang dulu ya? Papah sudah jemput. Kamu gak apa sendirian?" Jaemin mengangguk.

"Udah, pulang aja, kasian om nunggu."

"Yaudah, aku bali dulu ya? Bye."

Saat tengah menunggu supirnya datang, jaemin cuman diam duduk di sofa lobby sambil memainkan ponsel. Keadaan masih ramai.

Puk

"Hai." Jaemin menoleh kebelakang dan tersenyum.

"Kak jeno? Kenapa kak?" Jeno tersenyum canggung dan menganggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Gak apa, kamu belum di jemput?"

"Belum kak, kakak sendiri?"

"Nunggu, mark."

"Kak mark ketua futsal?" Jeno mengangguk.

"Itu siapa kakak?"

"Saudara, dia lebih tua setengah jam."

"Kalian kembar?" Jeno kembali mengangguk.

Keadaan kembali hening. Jeno canggung duduk bersebalahan dengan jaemin.

Ekhem

Jaemin menoleh pada jeno.

"Eum, jaem, boleh, minta nomornya?"

Jaemin terdiam sebentar. Jeno sedikit was-was, takut jaemin menolak. Namun setelah itu, jaemin tersenyum dan mengangguk.

Jeno langsung memberikan ponselnya dan membiar kan jaemin mengetik nomor di sana.

"Ini. Udah aku kasih nama jaemin. Kalau mau save back, p'in aja wassaf aku." Jeno mengangguk.

"Yaudah, aku duluan ya kak. Udah di jemput. Bye."

Jeno tersenyum di depan layar ponselnya. "Berhasil no, berhasil."

[Pt.2.J]

Tahun-tahun berlalu. Kini jaemin sudah berumur dua puluh delapan tahun. Statusnya juga sudah berubah menjadi seorang istri dan ibu.

Tiga tahun yang lalu, jaemin resmi di persunting oleh jeno, iya, jeno, seneng gak kalian? Setelah dua bulan nikah, tuhan langsung nitipin anak ke rahim jaemin. Termasuk cepat untuk pasangan baru, ya, kalian tau lah seberapa sensor seorang bapak jeno itu.

Pagi ini, jaemin lagi masak sarapan. Jeno sama anaknya jaemin biarin aja tidur, mumpung minggu.

Tapi pas lagi asik-asiknya masak, kedua tangan kekar ngelingkar di perut jaemin.

"Morning baby."

Jaemin hanya berdehem sebagai jawaban.

"Bangunin jisung gih,"

Jeno tidak menggubsir. Dirinya sedari tadi sibuk menciumi leher jaemin.

"Jen! Masih pagi, otak kamu di reset dulu."

Tetap batu, jeno terus mencium-ciumi leher jaemin.

"Bunaa! Bunaa! Bu- eeh, ayah napain?"

Jeno langsung menjauh dari jaemin, sedang kan jaemin hanya menggeleng maklum dan menghela nafas lelah.

"Ayaaah! Napain mam lehel buna? Ayah juga waktu itu mam bibil buna! Ayah montel ya?"

Jeno langsung menggendong jisung dan menciumi gemas perut buncit anaknya.

"Ayah bukan monster. Ayah cuman suka wangi badan bunda, jadi ayah cium-cium deh." Jelas jeno membuat jisung percaya.

"Udah ya, ini buna bikin pancake kesukaan ji." Jaemin langsung menaruh pancake berselai cokelat di hadapan jisung, dan piring satunya di hadapan jeno.

"Udah, ayah mam ini aja dali pada mam buna."

Ya ampun ji, mam di fikiran jeno sama fikiran kamu bedanya 180°.

"Hari ini, tidur kamu di kamar jisung!"

"Yah jaem, masa-"

"Sst, perjanjian! Ji ngeliat, kamu pindah. Makanya, otak itu taruh di kepala, bukan selangkangan."

"Maksudnya buna?"

Skak

"Gak apa, ji fokus makan aja ya, kalau gak nanti buna kasih ke bongshik tuh, kasian dia kelaparan."

END

Lunas ya breh,
Makasoy udah baca, niat banget lu semua komen next! Harus! Wajib! Part 2!
Haha, yang ngira haechan mana? Angkat jemurannya dulu.g

With Me NOMIN 《Oneshoot》ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang