With Me NOMIN 《Oneshoot》END

ungkapan si kampret

1 bintang = dapat bias

"Jenonjing! Bisa gak sih lo sehari aja gak gangguin gw!" Jaemin mendengus tidak suka saat jeno tiba-tiba merangkul dirinya sembari mengusak rambutnya jahil.

"Aduh na, itu gak ada dalam kamus gw. Udah deh, lo mau ke kantinkan? Skuy bareng."

"Lo kalau minta traktir bilang. Holkay kok kere." Cibir jaemin, ia sudah hapal dengan jeno.

"Enggak, kali ini gw yang traktir."

"Serius lo!"

"Iya,"

"Idiih, tumben banget. Kesambet apa lo? Tumben banget traktir gw. Langka nih."

"Hehe, perusahaan daddy baru aja menang project besar. Jadi uang jajan ditambahin 3 kali lipat sama daddy. Walaupun mommy awalnya mencak-mencak sih. Lo pesan apa?"

"Chiken katsu minumnya green tea. Lo apa?"

"Samain aja, cuman gw minumnya thai tea."

"Oke. Mba! Chiken katsu 2 thai tea 1 green tea 1. Meja ujung ya."

"Siap!"

"Ayo, kita ambil meja ujung aja. Gw males tempat rame."

"Sip, mba! Bayarnya pas makanannya dianter ya." Mereka berdua berjalan menuju tempat yang tadi dipilih oleh jaemin. Duduk saling berhadapan dengan mata yang sedari tadi mengedarkan pandangan melihat orang-orang yang berbondong-bondong mengisi perut mereka.

"Demen banget lo duduk di meja ujung. Adem sih, cuman ya, gw merasa lagi mojok sama lo." Canda jeno.

"Gw sih ogah mojok sama lo. Mending gw mojok sama si haruto."

"Adek kelas itu sat."

"Yang penting ganteng."

"Gw juga ganteng."

"Pintar banget lagi."

"Gw juga pintar."

"Tinggi."

"Lo pikir gw pak sungwoon, gw juga tinggi ya."

"Duitnya banyak."

"Lo lupa gw anak jung jaehyun pemilik perusahaan terbesar di korea."

"Serah lo deh."

"Mending juga gw na, paket lengkap. cakep iya. Banyak duit iya. Fans bejibun juga iya. Dapat bonus, gw orangnya romantis." Jelas jeno sembari mengibaskan rambutnya kebelakang.

"Lo mau nembak gw?"

"Kalau iya, lo bakal terima gak?"

"Tergantung suasana."

{Ungkapan Si Kampret}

"Na, gece. Badan gw udah pegel semua. Tadi gw juga udah dicariin sama kasur, katanya kangen."

"Bentar chan, buku gw juga perlu dimasukin kedalam tas."

"Ayo!" Jaemin dan haechan langsung pergi keluar kelas dan berjalan menuju lobby utama sekolah.

"Jaemin!"

"Kenapa lix?"

"Dicariin tuh di lapangan."

"Siapa?"

"Gak tau. Udah lah, gece kelapangan." Jaemin menganggukan kepala dan membelokan arahnya menuju lapangan bersama haechan.

Sesampainya di lapangan, keadaan sedikit ramai. Ada acara apa? Itu yang di pikiran jaemin sekarang.

Orang yang tadi menutupi arah pandang, sekarang sedikit membuka jalan untuk jaemin lewat.

"Na jaemin." Mata jaemin membulat saat melihat jeno di tengah lapangan sembari memegang coklat serta bunga setangkai.

"Gw gak mau berbelit-belit. Come here." Jaemin yang bingung akan suasana langsung maju menghampiri jeno.

Jeno lengsung berlutut di hadapan jaemin dan menggenggam tangan kanan jaemin.

"Na jaemin! Pada hari ini! Lee jeno ingin menyatakan perasaannya. So na jaemin! Mau gak lo jadi pacar gw?" Suasana lapangan menjadi riuh dan sorakan terima semakin nyaring.

Jaemin terlihat gusar dan bingung.

"Eum, jen." Jaemin melepaskan cengkraman tangannya dari jeno. "Bukannya apa, tapi maaf banget. Gw udah pacaran sama renjun dari awal bulan."

Deg

"Maaf," jaemin langsung berlaru dan menghampiri renjun lalu menerima uluran tangan dari sang pacar.

Jeno hanya bisa menganga. Apa?! Cintanya baru saja di tolak!

"Na jaemin! Gw yakin, lo gak jadi pacar gw! Tapi lo bakal jadi ibu dari anak-anak gw!" Teriak jeno dengan percaya diri.

"AMININ AJA!" Balas renjun dengan tawa remeh.

Sudahlah, yang penting yakin aja dulu. Urusan terkabul sama enggaknya belakangan.

Intinya, seorang lee jeno harus dapetin na jaemin.

END

Yah kasian jeno :) Udah ye mending kalian aminin aja omongan jeno. Sapa tau entar mereka go public.

O iya ges, hyunbok bawa cerita baruuu.

Publish now!!! Cek

Btw

HBD SUAMIKU!!!

Luv yu!!!