Break All The Rules

4.7K 555 15
                                    

Voteee
Next? Nc sabi laah

Jeno, si berandal sekolah tengah menikmati semilir angin di rooftoop sekolah. Ia tidak peduli sudah berapa mata pelajaran yang ia lewatkan. Mulutnya tidak berhenti mengunyah permen karet yang kesekian sebagai pengganti rokok. Bisa di penggal oleh sang ibu jika ia merokok.

Ia terlalu lelah harus mendengarkan ocehan gurunya dan berakhir memberikan pujian hanya untuk murid teladan. Jeno termasuk anak pintar. Namun, sikapnya lah yang membuat para guru enggan mengakui. Namun, jika ia berhasil memenangkan lomba, sehari full akan penuh dengan pujian, dan berakhir ejekan akan sifat jeno. Padahal teman sekelasnya itu hanya mencari wajah, baik didepan, buruk dibelakang. Jeno hafal, sangat hafal.

Puk

Seorang pria menepuk pelan bahu jeno membuat sang empu menoleh.

"Bolos lagi hm?" Tanyanya.

"Udah tau kan, gak usah nanya." Balas jeno acuh.

Huh

Yang lebih muda menghela nafasnya lelah.

"Istirahat, keruangan gw, awas aja gak dateng."
Perintahnya.

"Iya tuan ketua osis yang terhormat." Pria tadi langsung pergi meninggalkan jeno sendirian.

Jeno mengeluarkan ponselnya dan membuka roomchat untuk memberi kabar kepada sang pacar.

Mine♡

Pulang nanti jalan sama aku//
[Read]

"Di read lagi, read lagi. Untung sayang." Jeno memasukan ponselnya kedalam kantong hoodie dan pergi kekantin sebelum bel istirahat berbunyi.

[BATR]

Bel istirahat menggema. Jeno bergegas menghabisi spageti miliknya dan pergi menuju ruang osis dengan cup vanilla latte ditangan kanan serta choco latte ditangan kiri.

Cleck

Ia membuka ruang osis dan menemukan sang ketua tengah duduk di kursinya.

"Duduk cepet." Jeno langsung mendudukan dirinya di kursi berhadapan langsung dengan ketua osis neo tech high school.

"Santaaiii, nih vanilla latte buat dinginin otak." Sang empu langsung menerima minuman dingin yang diberi jeno dan meminumnya sedikit.

"Thank's, manis banget btw." Ujarnya.

Jeno mengangguk.

"So?" Yang didepannya mengerutkan dahi bingung.

"Huuh, nyuruh kesini, for what?" Yang lebih muda mengangguk.

"Poin lo itu udah menipis! Untung aja ikut olim sama lomba, jadi ditambah. Kemarin sekolah minta poin hasil lomba lo dikurang, untung gw mohon-mohon, alhasil gak jadi. Ditambah orang tua lo donatur terbesar setelah chenle sama jungmo." Jeno mengangguk.

"Dan lagi, sekolah minta lo jadi perwakilan debat bahasa inggris. Kita butuh anak kelas 12 untuk ikut. Tapi nolak semua."

Jeno kembali mengangguk paham.

"Lo, mau ya ikut? Please..."

Jeno sedikit berfikir.

With Me NOMIN 《Oneshoot》ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang