Mas Angkringan

4.9K 535 37
                                    

Votenya qaqa

Hari ini, jaemin and the gang lagi ngumpul di angkringan. Tunggu dulu, ini angkringan atau rumah makan? Tempatnya kekinian bro! Yang datang anak remaja semua. Itu yang ada difikiran jaemin sekarang.

"Angkriang mas lee? Wagila sih, tempatnya rame banget." Kagum haechan. Jungwoo yang di samping ikut mengangguk.

"Gila bor, free wifi, mana tempatnya kane banget lagi. Betah gw di sini." Tambah xiaojun.

"Mas-masnya ganteng euy!" Semua mengangguk setuju dengan perkataan jaemin.

"Kuy lah pesan, gw laper." Ujar haechan. Semua berjalan menuju depan kasir untuk memilih menu.

"Chan sumpah, lo maruk banget anjir. Itu hampir semua menu lo borong." Celetuk jungwoo.

"Yang makan gw, yang bayar gw, yang laper gw. Kok lo yang repot?" Jawabnya sinis. Jungwoo hanya menggeleng melihat tingkah temannya.

"Psst, cuy, mas kasirnya ganteng banget euy. Bening lagi." Semua mata tertuju pada mas-mas kasir. Bener kata jaemin, genteng cuy, member ensiti kalah.

"Jeno! Pesanan meja empat mana?"

"Ooh, namanya jeno." Bisik haechan.

"Gece lah bayar! Mau caper ini gw." Jaemin mendengus mendengar penuturan xiaojun.

Jaemin langsung menoyor kepala xiaojun. "Inceran gw anjir."

[MA]

keempat uke cancie itu sudah duduk manis di kursi masing-masing. Mereka cuman bengong bego ngeliatin orang lewat, sambil nunggu pesanan datang.

"Gaes, tod kiw!" Seru haechan.

"Ngikut." Semua mengangguk mendengar ucapan jungwoo.

Haechan langsung mengeluarkan sebuah pulpen dan memutarnya.

"XIAOJUN! Truth or dare" Ujar haechan semangat.

"Truth lah! Awas aja nanya, siapa pirs lope mu." Jawab xiaojun.

"Hehe, truth nih ya, lo ada apa sama hendery?" Tanya haechan.

Xiaojun memdengus memdengarnya.

"Kepo lu ah!"

"Ada apa-apa nih pasti!" Seru jaemin.

Xiaojun mengehela nafasnya. "Fine, gw jadian sama dia dua minggu yang lalu."

Semuanya menganga.

"Anjir lu, udah diam-diam, gak ngasih pj lagi. Gak like gw." Celetuk jungwoo.

"Ya maaf, gw aja di tembak tiba-tiba. Lewat wassaf lagi." Jelas xiaojun.

"Udah-udah, lanjut chan." Haechan langsung memutar kembali pulpen.

"Jungwoo!"

"Truth gw mah." Ujarnya.

"Jujur, lo sering main sama lucas kan?" Tanya jaemin.

Jungwoo memutar bola matanya malas. "Iya, kenapa? Udah tunangan tenang, dua bulan lagi nikah."

Mereka menggeleng mendengar jawaban santai jungwoo.

"Putar lagi chan." Haechan kembali memutar pulpennya dan berhenti tepat di depan jaemin.

"Jaemin!" Seru mereka.

"Dare! Gw suka yang menantang." Jawabnya santai.

"Diem semua! Biar gw aja yang ngasih." Xiaojun langsung berfikir untuk dare yang akan ia beri pada jaemin.

"Eum, lo minta ke mas jeno nama ignya, secara langsung. Terus jangan bilang kalau ini dare! Boleh kasih tau ini dare entaran di dm aja." Jaemin tersenyum dan mengeluarkan ponselnya. Ia mengetik sesuatu di sana, dan mengarahkan ponselnya pada teman-temannya.

"Nih ignya si jeno. Puas lo?" Mereka semua melotot tidak percaya.

"Kok bisa njir!?" Tanya xiaojun.

"Tunggu, lo jadian sama orang inisial j, lebih dulu lulus, punya usaha kuliner? ITU JENO!?" Jaemin langsung membekap mulut haechan.

"Jangan ngegas ogeb." Bisik jaemin. Demi apa mereka jadi pusat perhatian sekarang.

"Kenapa jeno hm?" Mereka kaget saat suara berat muncul dari arah samping.

"E-eh g-gak apa kok, hehe." Ujar haechan. Jungwoo langsung menyikut pinggang haechan dengan dengusan.

"Nih pesanan kalian." Jeno langsung meletakan nampan berisi pesanan mereka diikuti pelayan dibelakangnya.

"Makasih jen." Jeno tersenyum mendengar ucapan jaemin.

"Na, nanti pulang sama aku aja. Gak usah numpang teman kamu." Jaemin mengangguk.

"Ekhem, aduh, batuk gw." Jaemin mencebikan bibirnya mendengar perkataan haechan.

"Aku balik kasir dulu ya. Tunggu aja di dalam." Jeno mengacak rambut jaemin terlebih dahulu sebelum pergi.

"Yaah, penonton kecewa. Mas jen udah ada pawang." Celetuk jungwoo.

"Untung gw udah jadian sama hendery." Sombong xiaojun sembari melirik haechan.

"Iya tau! Iya cuman gw yang lagi berusaha. Sadar gw, sadar." Gerutu heachan. Mereka bertiga terkikik mendengar perkataan haechan.

"Makanya, cari itu yang pasti."  Haechan menyikut pinggang jaemin.

"Dih, liat aja entar, gw duluan yang kirim undangan dari pada lo!"

END

Gw suka bikin yang lokal terus pendek, lebih enak :*


With Me NOMIN 《Oneshoot》ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang