Pt.2;Martabak

4.2K 525 19
                                    

Part 1 terang bulan
Part 2 martabak

"Jenooo, ih, ayoo!"

"Mager nana, sayangku, cintaku, kelinciku, ibu dari anak-anakku." Jaemin menatap jengah. Sedari tadi jeno hanya fokus pada ponselnya. Padahal kan dia cuman minta tolong temenin beli martabak di depan perumahan.

Jaemin terus menarik tangan jeno. "Jeno ih! Kamu gak mau nemenin, nanti lamarannya aku tolak!" Ancam jaemin.

"Jangan dong sayang, nanti aku nikah sama siapa, haechan? Dih ogah, habis dompet aku buat beli makanan." Jaemin memutar bola matanya malas.

"Yaudah, kamu gak mau nemenin aku, kita putus. Dalam hitungan satu-"

"Iya, iya, ini aku temenin. Yaudah ayo." Jeno langsung bangkit dari rebahannya dan menyambar kunci motor yang ada di atas nakas.

Jaemin dengan semangat, jaemin langsung memasang hoodienya dan membawa dompet serta ponsel.

[Pt.2.M]

"Pesan gih." Jaemin langsung mengangguk dan memesan martabak pada penjual.

Ia menghampiri jeno yang duduk sembari melihat kearah jalanan yang ramai walau pun langit sudah gelap.

Jaemin menyandarkan kepalanya pada bahu jeno dan memeluk pacarnya dari samping.

"Nana kenapa heum? Manja gini?" Tanya jeno.

Jaemin hanya menggeleng.

"Jeno, besok makan ke teras roemah yuk. Besok kan malming." Jeno mengangguk.

"Eh, tapi di d'puncak juga enak. Atau rooftoop cafe aja? Eum, cafe di harris juga bagus."

"Terserah kamu aja na."

"Yaudah, kita kesemua tempat itu nanti, biar gak bingung."

"Enak aja, kempes dompet aku." Komplen jeno.

"Belajar atuh." Jeno menyernyit.

"Belajar apa?"

"Belajar buat nafkahi istri beserta anak-anakmu kelak." Jaemin langsung memerah setelah mengucapkan kalimat itu.

Jeno mengelus rambut jaemin sayang. "Bisa banget nanaku inii, gemes jadinya."

"Na, liat deh bintangnya." Mata jaemin memandang langit malam yang cerah, membuat bintang bersinar terang.

"Tapi tetap aja, na jaemin lebih indah di banding bintang-bintang dilangit." Jaemin langsung memukul lengan jeno.

"Gombal!" Jeno terkekeh melihat wajah memerah jaemin.

"Kamu tau gak cahaya apa aja yang bisa menerangi gelap?" Tanya jeno.

"Eum, matahari, bulan, bintang, lampu, lilin, terus udah." Jawab jaemin.

"Ada tau,"

"Apa emang?"

"Na jaemin, dia bisa menerangi cahay hati jeno yang gelap." Jaemin memeluk jeno dengan erat. Demi apa wajahnya seperti warna lip tint koleksinya sekarang.

"Jeno iiih, udah gombalnya!" Jeno mengecup berkali-kali kepala jaemin gemas.

"Harum banget shamponya, bau caramel." Jeno terus menciumi rambut jaemin. Membuat jaemin kegelian.

"Udah, geli tau." Jeno menghentikan ciumannya dan memandnag wajah jaemin. Entah efek apa, wajah jaemin dibawah rembulan bulan semakin cantik.

"Indah banget sih. Nanti mau sungkem ah sama tante ten karena udah lahirin bidadari bernama na jaemin." Jaemin mencebikan bibirnya. Mulut jeno lancar banget keluarin gombalan.

With Me NOMIN 《Oneshoot》ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang