Sequel; DWS?

5.2K 587 22
                                    

Votenya qaqa-!

Suara alarm dari ponsel membuat jaemin terbangun. Ia mendudukan dirinya di kasur dan merenggangkan tubuhnya yang kaku.

Sedikit menoleh kesamping, jaemin tidak dapat menemukan jeno. Ia berjalan mengelilingi kamar, namun belum juga menemukan jeno.

"Jeno?" Panggilnya, namun tak kunjung mendapat sahutan.

Jaemin merasa bingung. "Perasaan tadi malam ada?"

Dari pada berfikir terlalu lama, jaemin akhirnya masuk kedalam kamar mandi dan bersiap untuk berangkat sekolah.

[Dws?]

"Nana pulang!" Jaemin memasuki rumah dan melihat sang ibu tengah menonton tv dengan toples kue kering di tangannya.

"Gimana hari ini?"

"Kaya biasa." Jaemin langsung mendudukan dirinya disampaing winwin dan ikut memakan kue yang ada di dalam toples.

Ngomong-ngomong, sudah seminggu lebih arwah jeno tidak menampakan diri. Jaemin menjadi sedikit was-was, ia takut terjadi yang tidak pada jeno. Bahkan saat jaemin pergi kerumah sakit, perawat mengatakan jika jeno di pindah kerumah sakit lain. Saat ditanya dimana, jawaban mereka semua tidak tau.

"Nana mandi dulu sana, bau." Jaemin mengerucutkan bibirnya.

"Bunda ih, nana gak bau." Winwin menggeleng melihat putra sulungnya ini.

Winwin terus mendorong bahu jaemin. "Sana mandi!" Jaemin langsung berdiri dan menghentakan kakinya kesal.

Ia langsung berjalan menuju kamarnya dan melakukan perintah sang bunda.

[Dws?]

Jaemin mendudukan dirinya di sofa. Ia membuka acara tv yang sekiranya dapat menghibur. Tidak ada satupun notifikasi yang masuk kedalam ponselnya.

Ting

Tong

"Nana bukain pintunya! Itu renjun mau ngantarin brownis!" Teriak winwin dari arah dapur.

Jaemin berdiri dan berjalan menuju pintu depan. Ia langsung membuka lebar pintunya untuk mempersilahkan renjun masuk.

"Masuk hyu- jeno?" Jaemin termenung.

Ia tidak salah lihat? Di hadapannya ada jeno yang tersenyum dengan balutan hoodie, bukan kaos putih yang jaemin selalu lihat.

"Hai jaemin-ssi." Jaemin menganga tidak percaya.

"I-ini be-beneran jeno?" Jeno terkekeh dan mengangguk.

Jaemin menepuk-nepuk pipinya sebentar.

"Ini saya, jeno." Jaemin tidak dapat berkata-kata. Ia langsung menubruk tubuh jeno dengan pelukan.

"Kamu kemana aja?" Jeno membalas pelukan jaemin sembari mengelus lembut punggung yang lebih muda.

"Saya gak bisa ingat semua, cuman saya ingat bulan dan bintang. D-dan kamu, first kiss saya." Cicitnya diakhir. Jaemin tersedu di sembari menenggelamkan wajahnya di ceruk jeno.

"Kamu tau! Aku kira kamu bakal mati!" Jeno sedikit terkekeh mendengar ucapan jaemin.

"Haha, rasanya aneh setelah kita berciuman. Tubuh saya terasa ditarik paksa. Padahal saya masih ingin melihat wajah damai tidurmu." Jaemin merengut.

"Kenapa gak bangunin!"

"Suara saya hilang seketika. Seorang menarik saya secara paksa dari belakang." Jaemin kembali memeluk jeno.

With Me NOMIN 《Oneshoot》ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang