Vote ayangiek
Jaemin tengah memasak di dapur. Ia melirik jam di dinding, pukul 07.52 pagi. Jaemin meletakan pancake hasil olahannya di meja, dan pergi ke kamar untuk membangunkan jeno.
"Jen, bangun ayo. Sarapan." Jeno hanya mengangguk. Matanya masih terpejam.
"Bangun!" Jeno bergumam tidak jelas membuat jaemin jengah.
"Kamu gak bangun gak dapat jatah, satu, du-"
"Iya aku bangun sayang. Nih melek nih melek." Jaemin tertawa melihat tingkah suaminya.
"Sana mandi." Jeno mengangguk dan bangkit dari kasur lalu berjalan menuju kamar mandi.
Beralih dari kamarnya, jaemin membuka pintu bercat putih dengan tempelan robot.
Ia mendekati ranjang kecil dan mengusap lembut orang yang ada di balik selimut berwarna biru.
"Ji, bangun sayang. Hari ini jisung masuk tk lagi kan?" Yang lebih kecil mengangguk, namun masih memejamkan matanya.
"Bangut sayang, hei! Anak mommy gak boleh malas." Jisung membuka matanya dan mendudukan diri pada tepian ranjang.
"Morning mommy."
"Morning juga jisung. Sekarang mandi, habis itu pakai baju yang udah mommy siapin ya." Jisung mengangguk dan langsung berjalan menuju kamar mandi miliknya.
Jaemin tersenyum melihat tingkah jisung. Rasa penyesalan masih setia menempel pada hatinya. Sudah tujuh bulan berlalu. Ia selalu berkata, dirinya lah penyebab jisung mendapatkan empat luka jahit di kepalanya. Jangan lupa, tangan jisung yang sempat di gif akibat retak, hantaman saat ia jatuh sungguh keras. Apa lagi tangga di rumah jaemin sangat tinggi, di tambah kepalanya yang terbentur ujung dinding. Dirinya sangat berdosa.
Ia menggeleng kan kepalanya dan pergi menyiapakan seragam yang akan di butuh kan jisung. Mungkin ini sudah waktunya untuk menjadi ibu yang baik. Menyayangi anaknya sepenuh hati dan selalu ada saat jisung membutuhkan bantuan.
"MOMMY! AIRNYA DINGIN BANGET!"
[Pt.2.C]
"Di makan juga dong buahnya sayang." Jisung menggeleng saat jaemin menyodorkan sepotong apel padanya.
"Gak enak mommy." Jaemin menghela nafas.
"Yaudah, ji habisin makanan'nya ya." Jisung mengangguk dan menghabiskan sisa pancake yang ada.
"Habis!" Jisung langsung memperlihat kan piringnya pada jaemin dan membuat jaemin tersenyum.
"Pintar, sekarang ambil tasnya tunggu mommy sama daddy di depan." Jisung mengangguk dan turun dari kursinya.
"Berangkat sekarang?" Jaemin mengangguk sembari mengambil piring jeno yang sudah kosong lalu menaruhnya di tempat cucian.
"Ayo, nanti telat." Jeno langsung berdiri dan merangkul bahu jaemin berjalan menuju depan.
"Jisung, udah di pakai tasnya?" Jisung mengangguk sembari memperlihatkan punggungnya. Sudah terpasang di sana tas boneka berbentuk iron man.
Jaemin menggandeng tangan jisung dan menuntun menuju mobil.[Pt.2.C]
"Ji, nanti di kelas jangan nakal ya. Nurut sama guru." Ujar jaemin saat baru saja sampai di depan gedung sekolah jisung.
"Heum!" Jisung mengangguk.
"Kita nungguin jisung na?"
"Iya, jam sepuluh dia udah pulang kok. Kamu ke kantor jam sebelas kan?" Jeno mengangguk.
Mereka langsung berjalan bersama memasuki area sekolahan.
"Ji di kelas mana jen?" Jeno menatap satu-persatu papan nama pembagian murid.
"Moon B." Ketiganya langsung berjalan menyusuri lorong untuk mencari kelas jisung.
"Ini nih." Jisung menatap pintu kelasnya dengan binar.
"Mommy ikut masuk?" Jaemin menggeleng.
"Ji sekarang udah besar. Masa di temanin mommy lagi?" Jisung mengerucutkan bibirnya.
"Kalau gitu, berarti daddy yang nemanin?" Jeno juga menggeleng.
Jeno mensejajarkan tingginya dengan jisung.
"Hey, masa jisung masih di temanin? Gak malu di liatin teman-teman?"
"Yaudah, daddy sama mommy temanin masuk aja ya? Habis itu keluar. Mom sama dad nungguin di kantin kok. Ji gak perlu takut." Akhirnya jaemin dan jeno ikut masuk kedalam kelas untuk menemani jisung mencari kursi.
Jisung mendudukan dirinya di samping anak ber topi baret kuning. Anak itu menoleh dan tersenyum pada jisung.
"Hai! Aku seongmin!" Ujarnya sembari menjabat kan tangan.
Jisung menatap ragu-ragu seongmin.
Jeno menggeleng maklum melihat anaknya. "Ji, itu temannya ngajak kenalan. Masa jisung gak mau?"
Jisung langsung menjabat tangan seongmin dan juga memberi kan senyuman.
"Jisung! Kita teman ya." Seongmin mengangguk semangat.
"Yaudah, mom sama dad keluar dulu ya?" Jaemin mencium sebentar pipi jisung dan pergi keluar dengan jeno.
[Pt.2.C]
Jaemin tersenyum menatap jisung yang semangat bernyanyi dengan guru dan teman barunya.
"Aku nyesel banget baru buka hati setelah jisung celaka." Jeno menatap jaemin dan tersenyum. Ia mengelus tangan jaemin di genggamannya.
"Yang penting, kamu udah mau nganggap jisung." Jaemin mengangguk.
"Maaf ya, aku gak ada buat jisung selama ini."
"Kamu udah ngomong gitu berkali-kali. Kamu gak perlu minta maaf, kita semua maklum." Jaemin langsung memeluk jeno. Matanya terus memperhatikan gerak gerik jisung di kelas.
Jaemin tersenyum saat jisung melihat ke arahnya dan melambaikan tangan dengan senyuman.
"Mommy sayang jisung."
END
Udah ya...
Bagian sadnya gw sekip, biar lu pada gak mewek...
KAMU SEDANG MEMBACA
With Me NOMIN 《Oneshoot》END
Fanfictionhanya oneshoot nomin yang sweet dan harmonis Bisa ONESHOOT & TWOSHOOT Jeno × Jaemin Follow sebelum baca-! WARN! b × b Hate YAOI? Go away! NOMIN in your area. Sorry for typo(s) write by: Hyunbok @peunginxie_