Pt.3;PreBerondong [GS]

7.9K 432 6
                                    

Flashback-nya

Cleck

"Jaena! Im home!" Jaemin bergegas berlari menuju pintu utama apartemen miliknya dengan sang suami.

Ia berjalan sembari membawa amplop cokelat di tangannya. Senyum terus mengembang di bibir merah jaemin.

"Minkyu!" Jaemin tersenyum di hadapan minkyu sembari memberikan amplop putih di tangannya.

"Apa ini na?"

"Buka."

Minkyu langsung membuka amplop putih pemberian jaemin dan melihat isinya.

Matanya langsung membola dengan ekspresi terkejut saat melihat kertas dan stick putih di dalamnya.

"Kamu?" Minkyu langsung memandang jaemin dan di balas anggukan oleh sang istri.

Jaemin membawa tangan minkyu ke perutnya. "Hai ayah! Little kim here."

Tanpa aba-aba, minkyu langsung menubruk tubuh jaemin dengan pelukan.

"Nana! Terima kasih! Love you much!" Jaemin mengangguk dan semakin mengeratkan pelukannya dengan minkyu.

"Mau apa hm? Bakal aku turutin."

"Mau peluk minkyu terus!" Minkyu mengangguk dan menggendong jaemin menuju kamar.

[Pt.3.PB]

Usia kandungan jaemin memasuki bulan ke-lima. Perutnya semakin membuncit. Minkyu yang melihat pipi tembam jaemin menjadi gemas.

"Kamu tembam banget, gemesin." Minkyu terus menguyel pipi jaemin membuat sang empu mengerucut sebal.

"Kyu iih, sakit tau." Minkyu mengehtikan uyelannya dan terkekeh.

"Jangan ngambek na, nanti baby'nya jelek." Jaemin memukul bahu minkyu kesal.

"Kyu ih! Omongannya ya! Awas aja, nanti kalau baby'nya lahir bakal nempel sama jaena, bukan kyu." Minkyu langsung memeluk tubuh gembul jaemin  dan mencium pipinya berkali-kali.

"Kan aku juga bantu bikin na." Jaemin menyikut perut minkyu membuat sang empu meringis.

Jaemin langsung bersandar pada dada bidang minkyu dan terdiam sembari menatap televisi.

Seketika, iklan menayangkan potongan adegan sebuah film. Scene yang di perlihatkan adalah adegan kedua pasangan tengah berciuman di depan deburan ombak pantai.

Minkyu yang melihat itu langsung menyeringai tipis.

"Na."

"Hm?"

"Aku pengen." Jaemin langsung berbalik menghadap minkyu dan tersenyum.

"Ayo, baby juga pengen di sapa sama ayahnya."

[Pt.3.PB]

Minkyu mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi saat jaemin berkata mengalami kontraksi. Jaemin yang berada di sebelah minkyu terus meringis sembari memegangi perutnya.

Tangan minkyu terulur untuk mengusap perut besar jaemin.

"Baby, tunggu dulu ya? Ayah sebentar lagi sampai di rumah sakit. Sebentar lagi ya sayang?"

Minkyu dengan cepat membelokan mobilnya memasuki area rumah sakit. Ia langsung memapah jaemin keluar dan masuk kedalam rumah sakit.

"Tolong istri saya."

[Pt.3.PB]

Minkyu terus mengelus kepala jaemin dan memegang tangannya erat. Jaemin sedari tadi mengedan untuk mengeluarkan kepala bayinya.

"Terus, kepalanya mulai keluar." Jaemin mengambil nafas dalam dan langsung mengedan dengan keras.

Plop

Seluruh atensi langsung mengarah pada bayi merah yang baru saja keluar dari rahim jaemin. Minkyu langsung tersenyum dan menangis haru.

Jaemin menetralkan nafasnya sembari tersenyum di sela tangisnya.

"Terima kasih sayang. Terima kasih." Dokter langsung memberikan bayi yang baru saja di bersihkan pada minkyu agar sang ayah dapat menggendong darah dagingnya.

"Hai sayang, welcome to the world, kim jisung."

[Pt.3.PB]

"Ayah! Jisung menang lagi!" Minkyu tersenyum sembari memeluk putranya yang masuk kedalam mobil dengan mendali di lehernya. Anaknya, kim jisung, sangat berbakat walau masih berumur sepuluh tahun.

"Anak ayah hebat!"

"Iya dong! Kan jisung anaknya kim minkyu!" Minkyu mengelus rambut anaknya dan kembali fokus menyetir.

Saat sampai di apartemen, aroma masakan jaemin langsung menyapa indra mereka.

"Buna! Jisung hari ini menang lomba futsalnya loh!" Jisung langsung memamerkan mendali emas yang ia dapat.

"Waah! Hebat banget anak buna. Sini dong cium dulu." Jaemin langsung mencium kedua pipi jisung.

"Ayah gak di cium nih bun?" Jaemin mendengus dan mencium bibir minkyu sekilas.

"Udah, ayo makan. Buna udah siapin makan siang buat kita."

[Pt.3.PB]

Keluarga kecil kim minkyu itu tengah berkumpul di ruang tv. Layar kaca tengah menampilkan film spiderman far from home. Ketiganya fokus pada film. Hingga saat film menampilkan kata-kata the end, mereka juga bertepuk tangan layaknya tengah menonton di dalam studio bioskop.

"Jisung pengen jadi spiderman biar bisa jagain buna terus kalau ayah gak bisa!" Jaemin mengangguk dan mengelus kepala jisung sayang.

"Jisung harus jagain buna kalau ayah gak di rumah." Jisung mengangguk semangat.

"Udah, sekarang pergi tidur, besok kita jalan ke lotte world!"

"Yeay! Yaudah, ayah buna, jisung tidur dulu ya." Jisung langsung berjalan menuju kamarnya.

"Ayo tidur." Jaemin mengangguk dan mengikuti langkah minkyu yang berjalan menuju kamar mereka.

[Pt.3.PB]

Pagi hari datang, kini keluarga kim itu tengah duduk di meja makan untuk sarapan. Jaemin menaruh satu sandwich kepada jisung dan minkyu.

Ketiganya langsung melahap sarapan hingga habis. Mereka berbincang sebentar sembari tertawa.

"Jadi- akh!" Minkyu memegang dada kirinya sembari merintih kesakitan.

"Ayah! Ayah kenapa?!" Jisung bertanya panik.

"Minkyu! Sayang, kamu kenapa!?" Jaemin mendekat kearah minkyu dan memeluk suaminya dengan erat.

"Na, akh, a-ku sayang k-kamu, ssh, ji, jaga buna ya?" Minkyu semakin meringis. Perlahan matanya tertutup dan kepalanya terjatuh ke atas meja.

"Ayah? AYAH! BANGUN AYAH? JI hiks, SAYANG AYAH! BANGUN AYAH." Jisung terisak keras saat minkyu terjatuh tiba-tiba.

"Kyu, hiks, minkyu jangan tinggalin nana, hiks."  Jaemin langsung menelfon tim medis agar datang.

Saat tim medis datang, dokter menyatakan bahwa minkyu telah meninggal dunia karena serangan jantung. Seketika dunia jaemin runtuh. Jisung menangis keras menatap jasat minkyu yang terbaring damai di dalam peti.

"A-ayah, hiks jisung janji, jisung akan terus jaga buna."

END

Lunas breeh-!

With Me NOMIN 《Oneshoot》ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang