sun and moon;Pt.2

8.9K 850 24
                                    

Vötë

4 bulan berlalu Setelah kejadian 'jeno melabrak seulgi' nama jaemin semakin dikenal oleh anak kampus. Tidak sedikit juga yang membencinya karena telah mengambil jeno.

Mereka -jeno & jaemin- baru saja mendapat gelar sarjana. Jeno terpaksa meninggalkan mimpinya menjadi pengacara dan mengambil alih perusahaan ayahnya. Lalu jaemin harus melanjutkan pendidikannya untuk meraih gelar dokter.

Usia kandungan jaemin memasuki 5 bulan. Perutnya lebih membuncit dibanding sebelumnya.

"Nana, hari ini waktunya kamu check up kan?" Tanya jeno kepada jaemin yang tengah berada di sampingnya sembari memeluk dirinya.

"Iya, kata dokternya jam 2. Kamu ikut kan?"

"Pasti, nanti kerjaan bakal aku alihin sementara ke sekertaris."

"Ish jangan! Kasian chanwoo kamu repotin mulu. Itu kerjaan kamu, bukan chanwoo."

"Na, itu gunanya sekertaris."

"Whatever." Jaemin langsung menjauh dari jeno.

Jeno maklum dengan mood  jaemin yang berubah dengan mudah. Kata dokter sih 'sabar aja jen, itu faktor orang hamil. Banyakin sabar, saya juga gitu dulu. Belum lagi ditambah ngidam aneh-aneh. Galak juga biasanya.' Itu dokternya nyemangatin atau curhat sih.

Ting

Tong

Jaemin langsung berdiri saat mendengar bel berbunyi. Ia mulai membuka pintunya dan muncul seekor namja di depan pintu sembari membawa plastik makanan di tangan.

"Nana! Aku bawain kamu makanan banyak nih."

"Apaan sih chan, ganggu aja pagi-pagi. Masih jam 8 juga." Haechan hanya menyengir mendengar penuturan jaemin.

"Na aku kangen, hai baby! Apa kabar kamu disana?" Haechan sedikit menunduk agar dapat berbicara dengan perut jaemin yang sedikit membesar.

"Aku baik aunty, bahkan aku bosen selalu aunty yang datang ngerusak pagi aku." Jaemin yang menjawab sembari menirukan suara bayi.

"Ish nana!"

"Yaudah mending kamu pulang sana! Mark hyung nyariin nanti."

"Ogah, biar aja tuh semangka sendirian. Masa dia ngeluarin uang berjuta-juta cuman buat beli semangka, katanya ini semangka limited edition." Jelas haechan sembari berjalan menuju ruang tengah mengabaikan jaemin di depan pintu.

"Mark hyung beli semangka limited edition itu lagi?" Jeno yang mendengar penjelasan haechan langsung bertanya.

Haechan mengangguk dan mendudukan dirinya di sofa dengan kasar. "Iya! Dia bilang semangkanya enak, gak ada bijinya, dibeli di luar negri. Terserah tu orang aja lah."

Jeno tertawa mendengar penuturan haechan.

"Kamu gak tau, mark hyung bisa lebih parah dari pada itu," melihat wajah kebingungan haechan jeno pun langsung menjelaskan. "Dulu, waktu kita ke jepang mark hyung nemu semangka kotak, tanpa biji, dagingnya warna kuning. Mark hyung pengen banget beli itu,"

Jaemin yang tertarik dengan cerita jeno pun mendudukan dirinya di sebelah suaminya.

"Dia ngerengek ke mommy minta di beliin itu. Mommy pikir harganya murah aja, jadi di kasihlah dia black card punya daddy. Ternyata pas mark hyung balik ke hotel bareng semangka di tangan, mommy langsung liat struk belanjaannya. Mommy langsung kaget dan ngejewer telingan mark hyung. Gimana gak kaget coba, satu semangka harganya 12 juta. Sinting emang!"

"Gak jauh beda kayak adeknya."

"Lah kok aku na?"

"Siapa yang baru aja beli kucing harga 30 juta? Katanya ini langka loh na, ini bagus loh na, ini mahal kalau di jual lagi nanti loh na." Jelas jaemin sembari meragakan omongan jeno yang lalu.

Haechan sudah terbahak-bahak mendengar penuturan jaemin. Jeno yang dihina hanya bisa merengut sembari mengelus kucing yang baru saja muncul dan di taruh di pangkuannya.

"Jen, jen. Kalian berdua tuh adek kakak tersinting yang pernah aku temuin." Haechan sedikit meredakan tawanya melihat wajah kusut jeno.

"Ini si bongshik tambah gede aja?" Haechan mencoba mengelus kucing jeno, namun ditahan oleh sang majikan.

"Cih, ngambekan. Yang hamil jaemin yang moody kamu."

"Mending pulang sana. Ganggu mulu setiap pagi. Bosen tau gak." Husir jeno.

"Tamu bukannya di sambut, dikasih makan atau minum. Eeh, ini malah di husir." Cibir haechan. Ia menghembuskan nafasnya kasar lalu menyambar kembali tasnya. "Fine, aku pulang."

"Dari tadi coba."

"Cih, na aku pulang ya."

"Hmm, makasih chan makanannya."

"Iya, bye nana!"

Blam

"Pulang juga tuh hama."

"Jangan gitu ish! Sana gih kamu mandi. Terus ke kantor. Jangan males, kerja. Aku gak mau punya suami miskin."

"Dih jahat. Tau gitu aku pilih seulgi aja."

"Oh gutu!? Fix besok kita ke pengadilan." Jaemin langsung bangkit dari sofa dan jalan menjauh.

Jeno mulai panik dan mengikuti jaemin dari belakang. "Enggak na, canda. Sumpah deh canda. Naaa, jangan ngambek dong."

"Ih lepasin. Sana datengin seulgi, masih ngarepin kamu mungkin dia."

"Nana ih. Canda na, jangan ngambek. Oke deh, habis ini kita beli sepatu balenciaga yang kamu mau itu."

"Serius?" Mendengar sang suami akan membelikannya sepatu yang ia incar, jaemin langsung berbalik dengan mata berbinar.

"Iya, bonus waist bag gucci juga."

"Aaaa! Makasih jeno. Jadi sayang." Jaemin langsung menubruk tubuh atletis jeno dengan pelukan.

"Hehe, tapi malam ini satu ronde ya."

"Enyah lo mesum!"

Tamat

Done, emang gak sesuai ekspetasi. Gatau, terlalu lazy untuk ditulis.

With Me NOMIN 《Oneshoot》ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang