2 Garis

6K 646 67
                                    

Paham kan ya?
Votenya dulu...

Jaemin sedari tadi pergi keluar masuk kamar mandi. Tubuhnya lemas, kepalanya pusing, isi perutnya terus minta di keluar kan walaupun hasilnya selalu nihil.

Minhee menatap prihatin kakaknya.

"Ke dokter ya kak?" Jaemin menggeleng.

"Telfon jeno." Minhee mengangguk dan menelfon kekasih jaemin.

Selang beberapa menit, jeno datang di apartemen keduanya.

"Kamu gak apa na?" Tanya jeno panik.

Mendengar dari minhee, jika jaemin terus memuntah kan isi perutnya, jeno langsung undur diri dari kelas. Saat itu, ia sedang di dalam kelas menyimak dosen, lalu minhee menelfon.

"Mini, keluar bentar ya? Kakak mau ngomong sama jeno." Minhee mengangguk dan melangkah keluar kamar.

Jaemin menatap jeno lekat dengan mata sayunya. Ia menangis. Isakan sedikit terdengar.

"Terakhir kita ngelakuin itu, kamu gak pakai pengaman kan?" Jeno termenung. Ia mengangguk pelan.

Jaemin langsung memeluk jeno erat. Ia terisak di dada jeno. Jeno langsung membalas pelukan jaemin dan mengelus lembut belakang kepalanya.

"Kamu tes, kalau bener, aku bakal langsung lamar kamu." Jaemin mengangguk lemah.

Jeno melepas pelukan dan menangkup wajah jaemin. Ia menghapus air mata yang jatuh dan mencium kedua mata sang kekasih.

"Aku bersumpah, gak akan nyakitin dan ninggalin kamu na jaemin."

[2.G]

Jeno dan minhee menunggu jaemin di sofa ruang tv. Minhee langsung diam saat sang kakak meminta untuk di belikan testpack.

"Kak jen, gimana bisa?" Jeno mengedikan bahunya lemah.

Mereka berdua berdiri saat jaemin keluar dari kamar sembari membawa stik putih.

"Gimana kak?" Tanya minhee langsung menghampiri jaemin.

Jaemin menunduk dalam.

Hiks

Jeno segera mengambil testpack di tangan jaemin dan melihatnya.

Dua garis

Jeno menganga tidak percaya. Di sisi lain ia bahagia, di sisi lain ia khawatir.

Jeno langsung memeluk jaemin erat.

"Aku bakal nikahin kamu, secepatnya."

[2.G]

Omongan jeno tidak main-main. Dua minggu setelah tahunya mereka tentang kehamilan jaemin, jeno langsung meresmikan'nya menjadi seorang istri.

Semua keluarga, kecuali minhee, tidak tau akan kehamilan jaemin. Mereka menutupnya dengan rapi. Bahkan minhee juga ikut andil dalam peran mereka. Untung saja para keluarga tidak terlalu curiga. Walau pun ayah jaemin-Na Yuta, sempat mengintrogasi jeno beberapa jam, bukan, namun seharian penuh.

Saat memasuki bulan kedua, baru jeno mempublikasi kan kehamilan jaemin. Mereka terkejut dan senang. Yuta membayar mahal kampus agar jaemin bisa belajar dari rumah.

Kini, usia kehamilan jaemin memasuki bulan ke empat. Rasa ingin sesuatu mulai datang. Bahkan, jeno rela terbangun jam dua pagi hanya untuk membuat kan jaemin pancake.

Ia mengelus perutnya yang membuncit dengan minhee di sebelahnya. Sang adik ia panggil ke rumah untuk memenuhi ngidam'nya.

"Mini."

With Me NOMIN 《Oneshoot》ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang