Better Together - 01

1.6K 93 8
                                    

Jangan lupa vote dan komen
Happy Reading Hwapark🍁

__________

"Ya,aku sudah menunggumu di Red Cafe,ya baiklah," Felix menutup teleponnya lalu memasuki Red Cafe. Ia duduk didekat jendela besar sana,sembari memperhatikan orang-orang berlalu lalang.

Ia ada janji untuk mengerjakan tugas kuliahnya bersama Nayeon. Hyunjin yang menyarankan ia untuk mengerjakan disana,karena kata Hyunjin tempat itu cocok untuk PDKT.

"PDKT dengkulmu,bahkan tipenya seorang Hwang Hyunjin," gumam Felix lalu ia memesan minuman.

Tak lama Nayeon datang dengan beberapa buku dipangkuannya.

"Maaf ya,kelas Mr.Choi lama sekali," ucap Nayeon sembari duduk didepan Felix.

"Tidak apa-apa,kamu mau minum apa?"

"Lemon tea saja," Felix lantas langsung memesan minuman dan mereka pun mengerjakan tugas bersama.

Meski Felix bukan orang yang pandai,tapi ia orang yang rajin. Lain halnya dengan Nayeon yang pandai,soal rajin ia harus mendapat dorongan dari orang lain dulu.

"Seharusnya kamu harus rajin belajar,bukankah keluargamu menginginkanmu kuliah diluar negeri?"

Nayeon berhenti mencatat,lalu nampak berpikir.

"Memang,tapi aku sengaja menurunkan nilaiku."

Perkataan Nayeon membuat Felix bingung dan berhenti menghapus tulisannya yang salah.

"Tidak masuk akal,apa maksudnya?"

"Aku hanya punya ayahku. Ibu selalu sibuk diluar negeri,kakak-kakakku? Bahkan mereka tidak peduli padaku,jika aku bisa berkembang dinegara sendiri,untuk apa aku belajar diluar negeri? Kecuali,aku bisa satu kampus dengan Choi San dari ATEEZ."

Felix terkekeh dengan perkataan Nayeon yang diakhirnya dibumbui dengan hayalan.

"Padahal kamu alasanku tetap disini," gumam Nayeon nyaris tak terdengar oleh Felix.

"Apa katamu?"

Nayeon gelagapan,ia tidak tahu harus beralasan apa.

"Kurasa Red Velvet itu sangat enak,aku pergi sebentar," setelah menunjuk sebuah kue Red Velvet yang terkurung didalam lemari kaca,ia segera menghampirinya.

"Bukannya ia tidak suka makanan manis?"

.
.
.

Rose memandangi jam tangan merah mudanya,ia melirik jam sudah terlambat 24 menit.

"Jika datang akan kugiling kau Hyunjin!" Emosi Rose memuncak karena sudah kesekian kalinya Hyunjin terlambat untuk kencan.

"Lupakan membeli permen kapas satu untuk berdua! Dasar!" Rose hendak pergi dari sana tapi ia mendengar suara langkah kaki heboh menghampirinya.

"Tunggu!"

"Hyunjin! Tunggu!"

"Hey! Terima suratku!"

"Aku minta nomor ponselmu!"

Rose merasa muak, lagi-lagi berondongnya digoda mahasiswi yang didominasi oleh kating Hyunjin.

"Demi kerang ajaib," Rose melangkahkan kakinya cepat,dari samping Hyunjin mengejarnya, menggenggam tangannya untuk ikut berlari.

"Ayo! Nanti permen kapasnya diserbu anak kecil!"

"Dasar! Tidak sadar diri!"

Rose selalu mengumpat saat berlari,menyumpahi orang-orang yang selalu mengejar Hyunjin. Hyunjin senang,Rose amat peduli padanya meski ia sendiripun selalu mendapat perlakuan tidak mengenakkan dari mereka.

Sesampainya ditaman bermain,Rose langsung meneguk habis sebotol minuman. Hyunjin sendiri bertolak pinggang,sembari melototi Rose dengan seram.

Bagaimana tidak? Minuman yang Rose teguk habis adalah pemberian seorang penjual gantungan kunci.

Mana penjualnya seusia Rose.

"Darurat," ucap Rose menenangkan.

"Lain kali jualan minuman juga!" Hyunjin menaruh uang lima puluh ribu.

"Silahkan diambil,aku traktir," ucap Hyunjin pada beberapa pengunjung disana agar mengambil beberapa gantungan kunci.

"Ah benarkah?"

"Terima kasih."

"Dia sangat tampan,baik pula."

Rose menatap datar Hyunjin yang notabenenya selalu senang dipuji, apalagi semata-mata untuk membuat Rose terkesan.

"Kau ter--"

"Membicarakan masalah rumah tangga nanti saja,ayo kencan!"

Rose ingin memukul Hyunjin keras karena dengan lantangnya ia berkata seperti itu.

"Ck,pasutri mana yang melakukan kencan konyol seperti ini?"

.
.
.
.

Rose tertidur di ruangan terakhir ia melakukan kelas. Ia amat lelah,sudah 2 hari ia hanya tidur 3 jam sehari.

"Jurusan Sastra Indonesia,Sastra Prancis sangat melelahkan," gumam Rose setengah sadar.

Ia meraih buku didepannya,ia amat gerah dan berniat menjadikannya kipas. Sial,bukunya amat tebal. Ia merasa tidak membawa buku setebal ini.

Kode Etik Pengacara Publik Saat Membela Warga Sipil

Rose menoleh kearah samping kirinya dan mendapati Hyunjin yang tertidur dengan pulas.

"Tuan muda,malang sekali nasibmu," Rose mengelus rambut halus Hyunjin. Wajahnya sangat damai seakan masalahnya telah hilang sebagian.

Rose memperhatikan dengan fokus setiap lekuk bentuk wajah Hyunjin.

"Berhenti memperhatikanku," Rose terperanjat kaget lalu pura-pura tertidur lagi.

"Cih,jika kamu pura-pura,aku akan menciummu disini," Rose langsung membelalakkan matanya.

"Beraninya kamu!" Hyunjin terkekeh.

"Jujur,cara mainmu masih amatir,aku tidak tertarik,"

"Oh ya? Waktu itu kamu memintanya lagi?" Hyunjin langsung terdiam karena malu akan kejadian dulu.

"Kamu bilang.."

"Kak! Satu kali lagi!"

Hyunjin membungkam mulut Rose lalu menenggelamkannya pada ketiak Hyunjin.

"Jorok! Ketiak tuan muda sangat tidak sedap!"

"Yang sedap hanya merek noodle"

"YAKKKK!!"















NEXT?
YES OR YES?

[ROSTORY #4] Better Together || Rose X Hyunjin FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang