Happy Reading ❤️
________________________________
Nayeon mengobati luka Felix di UKS, Hyunjin pun datang menghampiri keduanya.
"Aish,tuan muda sialan. Mengganggu saja," umpat Felix.
"Heh, bicara yang keras,aku tidak budek." Hyunjin melotot pada Felix,Nayeon berdehem dan membuat suasana terasa aneh.
"Nayeon,kamu tahu se--"
"AWH-SHH" Felix pura-pura meringis,ia takut Hyunjin, orang yang baginya bermulut ember itu mengadu perihal mimpinya tadi.
"Sa-sakit sekali?" Nayeon berusaha untuk lebih pelan.
"Bajingan nakal," umpat Hyunjin.
"Nay,kamu tahu ses--"
Lagi, perkataan Hyunjin terpotong.
"Awhh, pelan-pelan," ringis Felix
Nayeon menekan luka Felix dengan sengaja.
"Kamu sengaja kan? Hyunjin mau berbicara, selalu kamu sela," Hyunjin tertawa renyah lalu mendelik kearah Felix yang sudah menahan marah.
"Tau apa?" Tanya Nayeon sembari membereskan kotak P3K.
"Kamu tahu seseorang yang handal dalam hal mengurusi hak milik?" Tanya Hyunjin.
"Maksudmu, pengacara yang biasa mengurusi hak cipta properti?" Hyunjin mengangguk.
"Aku kenal rekan ayahku,dia pengacara yang juga mengurusi hak kepemilikan saham yang dimiliki oleh orang tuaku."
"Untuk apa kamu butuh pengacara properti?" Tanya Felix sembari menahan sakit.
"Kalian tahu? Nenekku sepertinya akan menjatuhkanku," ucap Hyunjin mulai bercerita.
"Ah,si nenek garong itu?" Tanya Felix polos.
"Sudah luka masih saja laknat." Nayeon keluar duluan,diekori Hyunjin dan Felix.
"Aku tahu,nenekku pemegang saham terbesar di perusahaanku,tapi bukan berarti dia bisa menjatuhkanku,bukan? Toh jika perusahaanku jatuh,ia yang akan merugi."
Hyunjin terus bercerita perihal masalahnya sembari mereka berjalan beriringan.
"Nanti aku beri kamu kontak rekan ayahku itu, aku usahakan secepatnya."
Hyunjin mengangguk lalu teleponnya berdering. Felix dan Nayeon pulang duluan sedangkan Hyunjin masih disana.
"Halo?"
"Kamu dimana? Pulanglah,kita makan malam bersama nanti bersama Rose."
Hyunjin sumringah lalu menutup telepon dari Mina itu.
Saat akan menyetir mobilnya, tiba-tiba saja mobilnya hilang kendali.
"Apa ini? Rem nya blong!?" Panik Hyunjin,ia melihat kearah depannya seorang anak kecil yang sendirian. Ia sangat tidak ingin menabrak anak itu dalam keadaan seperti ini,maka ia menabrakkan mobilnya kesisi jalan dan menghantam pembatas jalan.
Mobilnya ringsek dan Hyunjin tak sadarkan diri.
Warga sekitar yang berada disana langsung memanggil ambulans dan mengevakuasi Hyunjin yang mengeluarkan banyak darah dari kepalanya.
.
.
.Rose menutup matanya kasar, ia sangat khawatir pada Hyunjin. Mina tak hentinya menangis dipelukan Hanbin.
"Tenanglah,dia pasti baik-baik saja," Hanbin menenangkan Mina yang sedari tadi sesenggukan.
"Hyunjin mengeluarkan banyak darah dikepalanya akibat mobilnya menabrak pembatas jalan dengan keras. Kami sudah menanganinya dengan baik,semoga saja dia cepat sadar dan keberuntungan datang padanya."
Mina jatuh pingsan,ia sudah berpikir buruk. Bagaimana jika Hyunjin pergi meninggalkannya seperti ibunya dulu?
"Hey, bangunlah. Aku tahu,kamu lelaki terkuat yang aku punya," Rose menggenggam tangan Hyunjin yang dingin dan terinfus itu.
Rose memandangi wajah Hyunjin yang pucat pasi dan ia memeluknya erat hingga kini masih menjadi misteri mengapa mobilnya hilang kendali. Hyunjin sangat teliti, apalagi perihal perawatan mobilnya sendiri. Ia tak pernah absen pergi memeriksakan kinerja mobilnya..
"Mengapa aku ingat perkataannya tadi?" Nayeon dan Felix datang kerumah sakit dan tengah mengobrol didepan ruangan Hyunjin.
"Perkataan yang mana?" Tanya Felix.
"Saat ia mengatakan, sepertinya neneknya akan menjatuhkan Hyunjin."
Felix mengangguk paham dan mulai berpikir beberapa kemungkinan yang bisa saja menjadi fakta.
"Mungkin,nenek garong itu pelakunya? Sikapnya saja sangat acuh pada Kak Mina dan Hyunjin," ucap Felix.
"Aku tidak terlalu yakin,atau mungkin partner bisnisnya?"
"Satu-satunya musuh dia sudah masuk penjara,apa mungkin?"
"Yasudah, berarti balik lagi kepada dugaan tersangka pertama."
Nyonya Shin Yeol
.
.Rose tak sengaja mendengarkan percakapan Nayeon dan Felix. Ia ingat, nenek yang mereka maksud adalah orang yang sangat sewot ketika ia memasuki rumah Hyunjin.
"Apa mungkin benar yang dikatakan mereka?"
"Mina,makanlah,sedikit saja." Lamunannya buyar ketika Hanbin terus saja melamun, menatapi Hyunjin yang tak kunjung sadar.."Mina,makan sedikit saja. Kita harus yakin, Hyunjin pasti segera sadar." Mina mengangguk lemah lalu menerima suapan dari Hanbin.
"Awas saja,jika terjadi sesuatu pada Hyunjin,aku tidak akan tinggal diam! Dasar nenek sialan!" Hanbin menenangkan Mina yang sedang kalap karena amarah.
Karena harta,seseorang bisa menghalalkan segala cara
Karena cinta,seseorang tidak menerima sang dambaan menderitaPendek yeu
Besok-besok panjang dewhh,ehey.
Babayyy
KAMU SEDANG MEMBACA
[ROSTORY #4] Better Together || Rose X Hyunjin Fanfiction
FanficSekuel [ROSTORY #1] In Time || Rose and Hyunjin Fanfiction Harap baca dulu ROSTORY yang pertama🍁 Daripada auto puyeng,jedotin kepalanya gih:')