"Lo dari mana aja sih?!" Gemas Firla yang dengan kedua tangan berada di pinggang.
"Nyari udara segar."
"Fir, coba cubit tangan gue." Lanjut Naina yang mendekatkan tangannya kearah Firla.
Firla menggerutkan keningnya.
"Tinggal cubit aja napa sih?!" Sewot Naina.
Firla mencubit tangan Naina, membuat si pemilik tangan menjerit kesakitan.
"Berati nggak mimpi dong?"
"Ya nggak lah! Orang lo aja nggak merem! Suka ngaco hidup lo." Timpal Chia yang sedari tadi melihat ketololan kedua temannya.
"Tadi osis udah ada yang ngasih pengumuman?" Tanya Naina yang akhirnya melupakan cubitan di tangannya dengan mata melirik kearah Firla dan Chia secara bergantian.
"Udah, abang Raka yang kesini." Jawab Chia yang membodohi Naina.
"Orang tadi Raka sama gue." Gumam Naina pelan.
"WHAT?!"
"Kelas kita dapat jadwal jam berapa?" Tanya Naina mengalihkan topik pembicaraan.
"Malam, habis magrib sampai jam sebelas." Membuat Naina membelalakan matanya tak percaya.
"Lah gila? Enak tidur. Jam segitu juga yang beli siapa anjir?!"
"Enak tidur nenek lo. Lo nggak ngebantu buat ngedecor stand? Lo nggak ikut ngejaga stand?" Sewot Firla.
"Iya ikut lah, gitu aja ngambek."
"Pak ketu, lo ambil tema apa nih?" Teriak Chia menoleh kearah Bayu
"Entah, kita dresscodenya pakai baju apa?" Tanya balik Bayu.
"Pagi kemeja kotak-kotak." Gumam Firla membuat Naina mengerutkan kedua alisnya.
"Kalau yang malam?" Tanya Bayu seraya mendekat kearah Firla.
"Yang malam buat cowok pakai jaz terus yang perempuan pakai gaun, katanya yang malam ada dansa." Ucap Firla membaca selembar kertas yang diedarkan oleh anggota osis.
"Gaun?" Tanya Naina memastikan, membuat Firla mangut-mangut.
"Ini temanya apa sih?!"
"Tinggal ngikut aja deh. Kalau mau protes ke Raka sana."
"Butik." Kata Naina membuat kedua temannya tersenyum sumringgah. "Kuy gc!"
Beli bolpen aja bilangnya nggak mampu, giliran masalah baju atau makanan nomer satu. ~Cewek.
***
"Nai, ini ke butik mana?" Tanya Firla.
"Nggak tau, tinggal berangkat aja deh. Nanti kalau ada butik, belok kesitu aja."
Firla menyetir mobil dengan kecepatan rata-rata. Matanya fokus menatap kearah depan, sedangkan Naina dan Chia menatap kekiri dan kanan.
"Nah nahh itu ada butik, kesitu aja."
"Iya ya sabar." Firla menepikan mobilnya di halaman depan butik.
"Shopping girls." Kata Chia membuka pintu mobil dengan semangat.
"Selamat malam. Ada yang bisa kami bantu?"
"Malam, bentar ya mbk. Mau cari-cari dulu." Jawab Naina ramah membuat pelayan itu tersenyum dan mengangguk.
"Kesana-kesana." Heboh Firla yang langsung menyeret tangan Naina dan Chia dengan paksa.
"Mbk, saya pulang dulu ya. Nanti Raka kesini." Ucap seseorang membuat Naina berhenti memilih gaun.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKAVA
Teen FictionRakava Andrian Pratama. Ketua geng motor Dalagaz yang tampan, gagah, berhati dingin, pemberani, dan angkuh, tetapi bisa berubah menjadi seorang laki-laki yang menggemaskan dimata para perempuan, atau bahkan kejam dan tidak tau rasa belas kasih, sesu...