Bagian 13

196 11 0
                                    

Satu minggu kemudian.....

"WOYYYY, BISA DIEM NGGAK KALIAN?!" Teriak Chia menggebrak meja.

"ADA KAK BARA TUH MAU NGASIH PENGUMUMAN."

Ruangan kelas menjadi hening, semuanya kembali normal dan duduk di bangkunya masing-masing.

"Minta waktunya sebentar ya." Kata Bara ramah.

"Silahkan kak."

"Pemilihan ketua osis akan dilaksanakan minggu ini, kalian isi formulir persetujuan bagi yang di perbolehkan orang tuanya ikut." Kata Bara sambil menujuk salah satu temannya yang membagikan formulir.

"Ada yang ingin ditanyakan?"

"Kalo nggak ikut?"

"Tetap mengisi formulir tetapi dibagian alasan diisi alasan ya."

"Enak ikut dek, hitung-hitung refreshing otak." Lanjut Bara.

"Nahh bener." Celetuk Chia.

"Oke, nggak ada pertanyaan lagikan? Kakak mau lanjutin ke kelas yang lain."

Hening, satu kelas saling tatap.

"Kelas dua belas ikut juga kak?" Tanya salah satu siswa yang duduk di barisan tengh.

"Iya dek, dari kelas sepuluh sampai dua belas semuanya ikut. Dan nanti kalau ada yang nggak ikut, ada tugas sendiri dari pembina osis, karena ini tergolong acara yang wajib. Karena calon ketua osis butuh support dan vote dari kalian semua. Ada pertanyaan lagi?"

"Nggak ada kak."

"Oke, terima kasih." Ucap Bara sambil mengangkat jempol tangannya. "Eh, kak!" Teriak Bobi.

"Iya?" Jawab Bara sembari menatap kearah Bobi. "Bayarkah? Terus untuk konsumsinya?" Tanya polos Bara.

"Free dek, untuk konsumsi kita hanya menyediakan satu kali sehari. Jadi kalau kalian mau makan lagi, harus beli diwarung terdekat." Bobi tersenyum masam mendengar jawaban dari Bara.

"Tapi kak, gue lagi bokek sumpah."

"Lo kok malah curhat sih? Malu-maluin, sekolah elite lo." Sinis Bayu menjitak kepala Bobi.

"Sekolah elite kok pelit."

Bara tersenyum manis. "Ada lagi?"

"Nggak ada kak, makasih."

"Oke, terimakasih kembali."

"Dada Kak Bara!"

"Idih! Jijik banget." Ucap Naina melihat Chia melambaikan tangan kearah Bara.

Bobi masih melanjutkan rasa tidak terimanya. "Masa sekolah elite, pelit banget soal konsumsi. Ya nggak Nai?" 

Naina menatap Bobi datar, teman gendut kesayangan satu kelasnya itu selalu begitu, baginya makanan adalah nomor satu.

“Aelah makanan mulu pikiran lo, lo maunya gimana? Prasmanan kayak di kondangan? Noh pesen sama nyokabnya Ratih.” Heran Bayu yang duduk disebelah Bobi.

RAKAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang