BAGIAN 38
***
"Ngapain lo?" Tangan Jayno menyenggol bahu Raka yang sedang melamun di depan kelas.
"Ke WBJ yok." Ajak Jayno.
"Kenapa sih ka?!" Kesal Jayno melihat Raka yang melanjutkan melamun.
"Mikirin Rangga ya lo?" Raka menggeleng.
"Lo tau Petra kan?" Kening Jayno mengerut, "Siapa? Anggota baru Dalagaz?"
Raka menghela nafasnya, percuma berbicara dengan Jayno.
"Kenapa sih? Lo ada masalah sama si Petra Petra itu?"
"Petra aja namanya, nggak Petra Petra! Lo lupa sama dia!" Kesal Raka, berjalan meninggalkan Jayno. "Tungguin woi! Mau kemana?!"
"Kantin, kenapa lo ngikutin gue?" Jayno nyengir.
"Ya kalau nggak ngikutin lo terus gue ngikutin siapa? Alved, Riva, Rangga belum dateng. Lagian lo kesambet apa datang ke sekolah pagi?"
"Sabar no, sabar. Orang ganteng mah bebas." Gumam Jayno saat Raka berjalan meninggalkannya lagi.
"Bawa laptop, nai?" Naina menggeleng, "Nggak bawa, kenapa?"
"Sama Jayno aja? Yang lain kemana?" Tanya Naina saat melihat Jayno tersenyum lebar kearahnya dengan tangan melambai-lambai.
"Belum berangkat."
"Belum sarapan kan? Mau aku pesenin?" Raka menggeleng.
"Gue mau ke WBJ." Naina menatap Raka bingung, "Kenapa kesini kalau mau ke WBJ?"
"Tanya aja lo bawa laptop apa nggak. Ayo no WBJ." Kata Raka, sedangkan Jayno yang sudah duduk di kursi kantin langsung berdiri kembali.
"Aneh." Gumam Naina sambil melanjutkan makan nasi goreng.
Jayno bercerita panjang lebar dari sekolah sampai ke warung WBJ, moodnya sedang baik pagi hari ini. Padahal Raka menanggapi omongannya dengan kalimat yang singkat dan menusuk.
"Kenapa gue baru tahu kalau warna biru campur merah jadi ungu?"
"Karena lo goblok."
Untung saja mental Jayno sudah kuat dan terlatih, sudah terbiasa dengan mulut biadab Raka. "Kayaknya alien lucu deh ka."
"Iya lucu kayak muka lo." Jawaban itu hampir saja membuat tangan Jayno memukul tengkuk kepala Raka. Sampai di depan pintu warung Jayno mengatupkan bibirnya. Ada Rangga di dalam, tidur di kursi panjang warung.
"Alved sama Riva kemana ang?" Tanya Raka sambil memilih jajan rentengan yang tergantung rapi. "Otw dari markas."
"Mau mabar nggak?" Ajak Jayno yang tidak ditanggapi oleh keduanya.
Suara deru motor semakin mendekat kearah warung. Jayno yakin jika suara motor itu milik Alved dan Riva.
"Motor kok cuma tiga? Motor lo sama motornya Raka di sekolah?"
"Iya anjir lo! Kalian nggak ngomong kalau langsung ke WBJ." Gerutu Jayno.
"Kok sepi sih? Biasanya jam segini udah rame."
"Lo lupa? SMA sebelah kan gerbang depan sama belakang di jaga sama satpam." Kata Riva mengingatkan.
"Oh iya, kemarin Olbet telepon gue cuma ngasih tau itu doang." Ucap Alved sambil tertawa.
"Masih pusing ang?" Tanya Riva yang melihat Rangga membenarkan posisi tidurnya. "Dikit."
"Mbok Jum, kopi dong mbok."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKAVA
Teen FictionRakava Andrian Pratama. Ketua geng motor Dalagaz yang tampan, gagah, berhati dingin, pemberani, dan angkuh, tetapi bisa berubah menjadi seorang laki-laki yang menggemaskan dimata para perempuan, atau bahkan kejam dan tidak tau rasa belas kasih, sesu...