"Katanya besok jamkos buat ngehias stand bazar." Kata Bayu didepan kelas.
"Beneran?" Tanya Bobi menyakinkan membuat Bayu mengangguk.
"Kita tinggal ngedecor?" Tanya Firla.
"Pala lo tinggal ngedekor, kita juga yang bawa meja sendiri, kursi sendiri, bahan buat dijual sendiri." Jawab Bayu membuat Firla memutar bola matanya malas. "Ribet banget!"
"Tempat stand nya udah di bagi, kelas kita dapat di dekat tiang bendera." Lanjut Bayu.
"Terus mau jualan apa?" Tanya Tasya teman sekelas Naina.
"Ibunya Ratih kan punya catering, gimana kalau kita jualan cake? Tapi nanti namanya cakenya kita ganti pakai ide kita sendiri." Jelas Bayu memberi saran.
"Kue ku mencintaimu." Ucap Chia tiba-tiba membuat Bayu terkekeh pelan.
"Mau nggak tih?" Tanya Bayu menatap Ratih yang sedang bermain ponsel.
"Mau-mau aja sih, cuma cake doang? Nggak ada yang lain?"
"Ya, lo nanti coba lo diskusiin dulu sama nyokab lo, tanya sama nyokab lo apalagi yang cocok buat dijual."
"Nyokab gue mah oke-oke aja yu, semuanya cocok buat dijual. Kecuali batu sih." Bayu geleng-geleng kepala.
"Uang kas masih kan?"
Tasya mengacungkan jempolnya. "Aman pak ketu."
"Oke, nanti pulang jangan pulang dulu ya. Kita bahas decor stand." Perintah Bayu.
"Wah, nggak salah gue vote lo jadi ketua kelas." Ujar Bobi sambil mengacungkan jempolnya. "Iya, iya lah! Orang sohib lo, buat nobar begituan!" Teriak Chia yang masih kesal karena suara itu masih terngiang-ngiang ditelinganya.
Naina geleng-geleng kepala, memilih duduk dikursi panjang depan kelas. Tangannya yang memegang ponsel sibuk menscroll kebawah, matanya sibuk mencari hiasan yang cocok untuk menghias stand kelasnya.
"Nih." Ucap seseorang yang tiba-tiba menyodorkan sebungkus ice cream coklat.
Naina mendonggak. "Oh, oke makasih." Jawab Naina saat mengambil ice cream coklat dari tangan yang membawa.
"Kelas lo ngasih tema apa?"
"Belum tau nih, lo ada ide nggak?" Tanya Naina balik.
Cowok itu tertawa. "Kelas gue juga belum kali."
"Btw yo, lo nggak ikut rapat osis?" Tanya Naina heran.
"Ikut, baru aja gue keluar sebentar beli ice cream buat lo."
"Balik sana gih." Usir Naina melihat kesekeliling, takut jika Raka melihatnya berduaan dengan Zio akan menimbulkan masalah baginya. Bukan karena ingin menjaga perasaan nya untuk Raka, hanya saja malas jika berurusan lagi dengan Raka maka urusannya tambah tak karuan.
"Lo ngusir gue?"
"Kalau iya kenapa?" Jawab Naina yang tib!-tiba menjadi sinis.
Naina mendorong Zio. "Sana, balik ke ruang osis."
"Nggak."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKAVA
Teen FictionRakava Andrian Pratama. Ketua geng motor Dalagaz yang tampan, gagah, berhati dingin, pemberani, dan angkuh, tetapi bisa berubah menjadi seorang laki-laki yang menggemaskan dimata para perempuan, atau bahkan kejam dan tidak tau rasa belas kasih, sesu...