Bagian 4

329 19 2
                                    

***

Naina memutar bola matanya malas melihat kedua temannya yang bertengkar karena benda berwarna pink muda yang dioleskan di bibir.

"Lo mau pulang apa mau ngamen di pinggir jalan? Mau jadi lonte lo?" Sindir Naina membuat keduanya mencibir Naina, "Lonte kata lo? Sembarangan kalau ngomong!"

"Eh, Nai. Lo pulang bareng siapa?" Tanya Chia mengalihkan pembicaraan.

"Dijemput lah." Jawab Naina asal, padahal tadi dia lupa bilang kepada Fauzi untuk menjemputnya.

"Iya udah gue duluan ya bye! Salam buat abang cogan Fauzi ku."

"Idih ogah! Hati-hati." Balas Naina sambil mengendong tas ransel di pundaknya.

"Aduh, lama banget sih! katanya kuliahnya udah selesai dari tadi, ini telpon nggak diangkat!"

Naina tak sengaja menatap langit. "Mendung lagi, lama banget sih."

Tiba-tiba hujan turun sangat deras dan mau tak mau Naina masih stay di depan gerbang sekolah, dengan seragam yang sudah basah kuyup dan rambut lepek. "Tau gini gue langsung ke halte!"

Kepala Naina menoleh kearah kanan ketika mendengar suara deru mobil yang sedang melaju kearahnya dengan kecepatan tinggi.

Byur.

"WOI BANGSAT! SIALAN LO! BIADAB JADI ORANG MENTANG-MENTANG NAIK MOBIL! SEKARATTTT!" Maki Naina dengan sumpah serapahnya.

"Ya gue udah tau kalau gue hujan-hujan-an tapi kan nggak--- Arghhhhh sekarat tuh orang!" Lanjut Naina dengan sebal saat wajahnya kotor terkena percikan air hujan yang bercampur dengan tanah.

Tin tin tin.

Naina menatap kearah sebrang jalan melihat mobil Maserati warna merah itu kembali. Kaca mobil itu perlahan terbuka menampakkan sosok pengemudi yang menggunakan kaca mata hitam dan seragam sekolah putih abu-abu.

Cowok itu menoleh ke arah Naina, menurunkan sedikit kaca matanya dan mengedipkan sebelah matanya dan hal itu yang membuat emosi Naina semakin mendarah tinggi.

"Raka keparat! Awas aja lo besok di sekolah!"

Saat hujan mulai reda, Naina akhirnya berjalan ke arah halte terdekat sekolah dengan tampang kucel seperti gembel yang belum makan satu minggu.

Sepatu ditenteng, rambut lepek, muka yang tak bersahabat sama sekali membuat semua pasang mata melihatnya dari ujung mata hingga ujung kaki.

Dan mau tak mau akhirnya dia menaiki bus mini kota, niatnya mau pesan ojol tapi ponselnya eror terkena air hujan. Sungguh lengkap sekali penderitaan Naina hari ini.

RAKAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang