"Yeayy sudah mau sampai sekolah."
"Lo udah suruh jemput Bang Ji?" Tanya Chia menoleh ke arah tempat duduk Naina dan Firla.
"Ini orangnya mau gue kabarin." Jawab Naina, tanganjya merogoh saku celananya mengambil ponsel.
"Nggak dibaca."
"Terus kita gimana?"
"Ojek online lah, susah emang hidup sama kalian."
"Mentang-mentang yang kemarin malam minggunya nyanyi bareng doi."
"Diam nggak?!"
Bus berhenti di depan sekolah, mobil-mobil sudah berbaris rapi di tepi jalan untuk menjemput siswa siswi, seluruh siswa siswi turun dari bus mengambil barang-barang mereka dibagasi, Ada yang mengotak ngatik ponsel sambil berdiri menunggu jemputan, ada yang sudah masuk kedalam mobil, dan ada juga yang menunggu ojek online datang.
"Manaa abang ojolnya sih?"
"Nai, mana abang ojolnya?"
"Tunggu lah, sabar." Jawab Naina yang sedang bermain ponsel.
Tin tin tinnnnnnn.
Suara klakson mobil membuat Naina berhenti bermain ponsel, menatap kearah mobil putih yang berhenti didepannya.
"Mobil abang lo?" Naina menggeleng.
Kaca bagian depan mobil terbuka, menampakkan sosok laki-laki berkacamata hitam yang sedang duduk stay didalam mobil.
"Mau bareng kita nggak?"
Naina menghela nafasnya, memutar bola matanya malas. "Nggak makasih."
Matanya melihat ke tempat duduk jok pengemudi. "Yang nyetir Rangga.""Sorry, udah pesan grab car." Kata Naina memberitahu.
Naina mengetuk ngetuk kaca mobil bagian belakang. "Buka. Siapa no yang duduk disini?"
Firla berdecak pingangg. "Ngapain sih nai? Katanya nggak mau nebeng."
Kaca mobil bagian belakang terbuka sepenuhnya menampakkan sosok laki-laki bernetra biru sedang menatap kedepan.
Naina langsung mundur satu langkah, sedangkan Firla malah menunduk menahan tawa.
"Tin tin."
"Nebeng nggak?!" Gemas Rangga yang sudah mulai kehilangan kesabaran. "Gue udah capek, cepat kalau mau nebeng."
"Lo mau nyuruh kita duduk dimana?" Tanya Chia tebar pesona.
"Belakang, jok belakang masih kosong, kalau nggak mau dibelakang ya diatas nanti kita tali." Timpal Riva.
"Cepet masukkin barang-barang lo kedalam bagasi." Titah Rangga.
"Ya bantuin lah!"
Chia dan Firla berlari kebelakang mobil, menaruh barang barangnya dengan semangat. Naina masih mematung ditempat dengan kedua tangan memainkan ujung tas ranselnya.
"Neng Naina cantik, ikut apa nggak?" Tanya Alved ramah, lebih tepatnya menggoda Naina. "Tadi udah pesen grab ca---"
"Batalin aja, kelamaan abang grabnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKAVA
Teen FictionRakava Andrian Pratama. Ketua geng motor Dalagaz yang tampan, gagah, berhati dingin, pemberani, dan angkuh, tetapi bisa berubah menjadi seorang laki-laki yang menggemaskan dimata para perempuan, atau bahkan kejam dan tidak tau rasa belas kasih, sesu...