Bagian 34

250 5 0
                                    

***

"Permisi kak."

Kelima Pandawa mendongak, menatap seorang adik kelasnya itu dengan tatapan yang tidak bersahabat.

"Apa?" Tanya Jayno. "Itu kak, Kak Andri sama Kak Alved dipanggil Bu Kas di koridor kelas sepuluh."

Jayno mengerutkan keningnya. "Andri? Nggak ada yang namanya Andri disini."

Adik kelasnya itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Katanya Bu Kas tadi Kak Andri, kak."

Jayno menatap satu persatu temannya. "Oh, Raka maksud lo?" Tanya Jayno lagi menunjuk Raka yang sedang berbicara dengan Rangga.

"Ka, ada panggilan tuh." Senggol Jayno membuat Raka menatapnya.

"Nanti, habis istira----"

"PENGUMUMAN! UNTUK RAKAVA ANDRIAN PRATAMA DAN ALVED YUNANDA SEGERA MENEMUI BU KAS DI KORIDOR KELAS SEPULUH. TERIMAKASIH."

"Cabut, ke WBJ!" Seru Raka berjalan keluar kantin di'ikuti ke'empat temannya dari belakang.

"MAU KEMANA KAMU?!" Teriak Bu Kas yang tiba-tiba menghadang Raka.

Raka tersenyum manis. "Kelas bu, ya nggak?" Tanya Raka meminta persetujuan dari temannya.

"Iya bu, mau kekelas. Habis ini ada pelajaranya Bu Dek---"

"Diam kamu! Saya nggak bicara sama kamu! Raka sama Alved ikut saya ke ruang BK!"

"Katanya tadi dikoridor bu? Kenapa jadi diruang BK?"

"Ya terserah saya! Kamu itu suka banget bikin saya emosi!"

Raka terkekeh, tangan kanannya langsung merangkul bahu Alved. "Anjing lo! Kena lagi kan gue!" Gemas Alved membuat Raka tertawa, mengeratkan rangkulannya.

"Nanti gue sama Alved nyusul ke WBJ." Kata Raka pada Rangga. "SIAP BOS!"

"RAKA, ALVED! CEPAT JALANNYA!" Teriak Bu Kas yang sudah berjalan jauh meninggalkan Raka, membuat semua pasang mata menatapnya dengan heran.

"Nai." Panggil Raka saat melihat Naina ternyata duduk dibangku tengah kantin, sedang makan semangkuk bakso.

"Apa?" Tanya Naina menaikkan satu alisnya.

Raka menghampiri Naina membuat Alved berkacak pinggang. "Asu! Cepetan elah! Malah pacaran!"

"BU KAS! RAKA MALAH PACARAN BU!"

Raka memelototkan matanya menatap ganas Alved. "RAKA! CEPAT! JANGAN BERCANDA TERUS YA KAMU!"

Raka menjitak kepala Alved. "Ganggu!"

Mereka berdua berjalan dengan gaya tebar pesonanya, sesekali mengedipakan matanya dengan jail, tersenyum menggoda, merapikan rambut jambulnya yang acak-acakan.

"SINI! BERDIRI DISINI!"

Raka berdiri tepat didepan meja kerja Bu Kas, matanya melirik kearah belakang melihat banyaknya siswa-siswi yang sedang melihatnya dihukum.

"Pintunya ditutup aj---"

"Kenapa? Malu kamu dilihatin mereka? Biasanya juga nggak tau malu." Sindir Bu Kas sembari membenarkan letak kacamatanya membuat Raka melengos.

"Raka! Dasi kamu dipakai yang benar! Kamu pikir itu syal?! Dipakai yang benar! Kamu ini ketua osis! Harus jadi contoh yang baik buat siswa-siswi yang lain!"

"Idih, ogah!" Gumam Raka membuat Alved cekikikan.

"Kenapa kita berdua aja bu yang dipanggil? Zio sama---- siapa ka namanya yang lo tonjok?" Tanya Alved menyenggol bahu Raka.

RAKAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang