"ABANG, JAKET GUE YANG DI SOFA LO KEMANAIN?!" Teriakkan Naina mampu membuat setiap sudut ruang rumah mendengar teriakkannya.
"Apa sih, dari tadi ngomel mulu." Heran Fauzi yang melihat muka Naina tak bersahabat ketika bersamanya.
"Jaket gue lo kemanain?" Tanya Naina lagi dengan nada yany masih tak santai.
"Itu jaket lo? Gue kira ayah yang beliin jaket itu buat gue." Santai Fauzi memandang datar Naina.
"Balikkin."
"Tapi kalau itu jaket lo, kenapa kayak jaket cowok?"
Naina mendelik menatap Fauzi. "Kayak jaket cowok gimana sih? Ootd kali, oversize gaya badgirl! Hidup dijaman purba sih lo, makanya kudet. Mana, balikkin."
"Ambil dikamar gue."
***
"
Haduhh siapa sih, ganggu mulu deh!" Dumel Naina yang merasa belajarnya terganggu saat dering teleponnya berbunyi. Tanpa pikir panjang, Naina menekan tombol warna hijau.
"Hallo?"
Hening.
Tidak ada suara dari sebrang sana, membuat Naina menoleh kearah ponselnya. "Hallo?" Ulang Naina.
Naina menghela nafas kasar. "Woy! Lo punya mulut nggak sih?! Ganggu orang belajar aja." Gerutu Naina dengan sebal.
"Besok gue jemput." Suara itu membuat Naina melihat kembali nomor telepon di layar ponselnya.
"Rak--"
Tutt tutt tutt.
Naina menatap sinis ponselnya. "Gila sih emang, nggak waras sama sekali. Se'enak jidatnya meluk orang terus kayak nggak ada apa-apa. Emang gila, dia emang gila harus masuk ke rumah sakit jiwa!"
***
"Woii!! Balikin buku guee." Teriakkan Naina menggelegar di lorong koridor kelas sepuluh.
"Zioo! Sini ini balikin nggak?! Gila lo ngajak kejar-kejaran sampai kelas sepuluh!"
Zio menjulurkan lidahnya. "Wlek! Sini ambil sendiri, wlek!"
"Bangsatt lo! Balikin nggak?!"
"Nggak mau."
"Itu tugas buat dikumpulin hari ini! Jangan bikin gue buat tendang wajah lo ya!
Bruk!
"Aduhh, kalo jalan pake mat--"
"Mata." Potong seseorang yang ditabrak Naina membuat Naina mendonggakkan kepalanya.
"Ishh!" Kesal Naina lalu kembali berdiri menatap Zio tepat dibelakang Raka yang sudah menghentikkan aksi berlarinya setelah melihat Naina terjatuh.
Raka menatap Naina dengan santai. "Lo datang dari mana sih?!" Tanya Naina dengan satu alis diangkat, kedua tangan berada di pinggang.
"Akhirat." Jawab Raka membuat Naina menghela nafasnya. "Cih, arwah dong lo." Ledek Naina.
"Nanti jangan lupa pulang bareng gue." Kata Raka membuat Naina menaikkan alisnya.
"Berangkat bareng harus pulang bareng." Lanjut Raka sembari melirik kearah belakang.
"Eh, yang nyuruh lo jemput gue siapa? Gue nggak mau ya jadi hot news di Cakrawala sama di hot news dunia per anak motoran lo." Bisik Naina mendekatkan ke Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKAVA
Teen FictionRakava Andrian Pratama. Ketua geng motor Dalagaz yang tampan, gagah, berhati dingin, pemberani, dan angkuh, tetapi bisa berubah menjadi seorang laki-laki yang menggemaskan dimata para perempuan, atau bahkan kejam dan tidak tau rasa belas kasih, sesu...