Bagian 14

181 11 0
                                    

Hari demi hari semakin berlalu, dan tak terasa pemilihan ketua osis diadakan besok pagi. Chia dan Firla sengaja bermalam di rumah Naina.

"Nai, bawa baju apa aja nih?" Tanya Firla.

"Terserah lo."

"Bingung nih gue."

"Belum beli jajan nih, ayo beli keburu malam." Ajak Chia.

"Iya nih, ayo beli chiki." Firla langsung menarik tangan Naina yang sedang memasukan barang-barangnya ke dalam tas.

Sesampainya dimini market, mereka sibuk mencari snack yang mereka sukai, berjalan memutari bagian snack berkali-kali membuat penjaga mini market menatap mereka heran.

"Apa lagi? Jadi satu aja, nanti jumlahnya bagi tiga."

"Iya deh, gue tadinya juga mau ngomong gitu. Lagian jajan kita juga sama kan." Ucap Naina.

Setelah itu mereka bertiga membayar dikasir, lalu kembali kerumah Naina, menata perlengkapan yang hendak mereka bawa.

"Jam berapa nih Nai? Kamar lo nggak ada jamnya sih?" Tanya Chia saat sudah berada didalam kamar, dengan mata melihat ke seluruh penjuru kamar.

"Jam setengah sembilan, itukan jam diatas meja belajar." Jawab Naina menunjuk kearah atas meja belajar.

"Hehehe, nggak kelihatan efek ngantuk."

"Dasar."

"Besok disuruh datang jam berapa?"

"Jam setengah tujuh, baca tuh undangannya."

"Ya udah, punya gue udah pada beres, mau tidur. Tendanya besok jangan lupa." Kata Firla mengingatkan karena yang bertugas membawa tenda satu untuk siswi adalah Naina.

Begitu juga diapartemen Raka. Ramai seperti pasar maoam, ruang tamu apartemenetnya sudah seperti kapal pecah. Banyak barang-barang yant berserakan dilantai, semuanya tercampur jadi satu.

"Bawa apa aja lo?" Tanya Riva melirik Jayno.

"Yang jelas baju."

"Ya udah tau baju, selain baju apa?" Kepo Riva yang mendekat kearah Jayno. "Apa sih va? Kepo amat."

"Ka, bawa parfume ya, nanti gue minta." Ujar Alved.

"Kan tendanya dia beda sama kita."

"Eh iya! Sialan!"

"Ngapain di bedain segala?"

"Biar nggak keganggu lah, biar bisa mikir. Soalnya, kalau lihat muka lo semua orang pengen muntah."

"Kurang anwar! Ngapain banyak peraturannya sih? Lagian Raka ikut karena iseng doang."

"Kalau nggak mau diatur, sana tinggal di hutan."

"Lo udah selesai ka? Kok diam aja dari tadi?" Kepo Rangga melihat Raka yang sedang tiduran santai di sofa.

"Yoi."

"Bawa apa aja lo?!" Sentak Alved lalu mengambil tas Raka dan membukanya.

"Kapan lo yang packing?"

Rangga menghela nafasnya melihat kelakuan Alved membongkar habis isi koper Raka yang sudah ditata. "Alved ganteng! Itu udah di tata rapi, malah lo berantakin. Awas kena tonjok ped."

RAKAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang