Bagian 22

154 8 0
                                    

1 minggu telah berlalu.

Naina dengan Zio semakin akrab, mereka selalu bersama. Raka disibukkan dengan sejuta tugas dari osis dan urusan Dalagaz membuat dirinyaa kewalahan memantau apa saja yang dilakukan Naina dan Zio. Dia selalu menahan amarahnya ketika melihat Naina dan Zio bercanda lalu tertawa bersama.

Tak sengaja dia lewat di taman belakang sekolah melihat Naina dan Zio sedang berbincang dengan akrab. Raka ingin menarik tangan Naina agar menjauh dari Elzio, Raka mengingat kejadian beberapa hari lalu dengan Naina. Dia tak sengaja melihat Naina menangis ketakutan di dalam kelas sendiri karena seekor kecoa menempel di bahunya.

*Raka POV*

"Lo tempelin jadwal pelajaran di kelas bawah, biar gue dikelas atas." Ucap Raka kepada Ferry.

"Oke siap."

Raka berjalan menaiki tangga dan menaruh selembar kertas berisi jadwal mata pelajaran baru, memang sengaja dia membagikannya saat pulang sekolah, agar tidak melihat tatapan menjijikan dari seluruh siswa-siswi yang menggodanya.

Saat Raka berjalan menuju ke kelas Naina, dia mendengar suara tangis seorang perempuan yang membuatnya penasaran. Kakinya melangkah dengan langkah lebar, sampai berhenti di depan ruang kelas Naina. XI MIA 3.

Raka melihat Naina sedang menangis didalam. Mau tak mau akhirnya ia menghampiri Naina, tubuhnya condong kedepan menyelidiki penyebab gadis itu menangis, mata Raka berhenti melihat tepat dipundak Naina.

Ada hewan berwarna coklat kecil menempel di pundak Naina. Seketika tawanya pecah membuat Naina semakin mengeraskan suara tangisnya.

Raka terus tertawa terbahak bahak sambil memegangi perutnya yang terasa kram tanpa berniat membantu Naina yang sedari tadi berdiri seperti manusia patung.

"HUAAAAAAAA!!! GELIIIII!!!!"

"PERGIIII LO KECOA!!! JIJIK GUEE SAMA LO! TERNODAIIII GUE!!"

Jeritan itu semakin membuat Raka tertawa semakin keras sambil menatap Naina tanpa rasa kasihan.

"KETUAA OSISS BANGKE! GUE PECAT LO JADI KETOS!" Jerit Naina karena tingkah Raka yang membuatnya jengkel.

"STOP!" Raka memberhentikan tawanya tetapi tetap saja masih tertawa dengan pelan.

"Kenapa?" Tanya Raka pura-pura tidak tau.

"BESOK GUE PECATT LO BENERAN! GUE TULIS KELUHAN GUE TERUS GUE MASUKIN KEDALAM KOTAK SARAN DIDEPAN RUANG OSIS! HUAAAA!" Teriak Naina lagi yang membuat Raka melanjutkan tawanya.

"Sorry, gue juga takut sama kecoa." Ucap Raka memundurkan langkahnya.

"Jadi nggak bisa bantu." Lanjut Raka yang membuat Naina membulatkan bola matanya.

"BUNDAA! TOLONGIN NAINA!!!"

"Oke, nggak usah teriak." Kata Raka yang sudah merasa puas menjaili Naina.

"Diam, nggak usah nangis." Titah Raka.

Naina akhirnya menurut, memejamkan matanya. Tangan Raka perlahan menyentil kecoa dari pundak Naina.

RAKAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang