Bagian 2

411 23 1
                                    

"Nggak mau." Tolak Naina, kepalanya menoleh ke samping.

"Lo minum, atau gue---" Jail Raka dengan alis dinaik turunkan, dan membuat Naina langsung membelalakkan matanya, merebut botol minuman yang di pegang Raka dengan paksa, meneguk air mineral itu sampir habis tak tersisa.

"Puas lo?!" Tanya Naina dengan melempar botol air mineral kosong ke arah Raka.

"Lo beli itu air dimana? Atau jangan-jangan lo nyolong di kantin?" Tuduh Naina dengan menatap Raka dengan tatapan penuh kecurigaan.

Raka memegang kepala Naina lalu mengarahkannya ke arah meja kecil pojok ruang UKS yang diatasnya terdapat satu kardus botol air mineral.

"Gue mau cabut, minggir."

"Tidur."

"Lo ngajakkin gue tidur?! Minus banget kelakuan lo! Emang bener tampang itu cuma bonus, kelakuan minus."

"Lo yang tidur, nggak usah kepedean jadi cewek." Kata Raka dengan nada ditekan.

"Gue? Lo aja gih yang tidur, gue mau cabut." Naina bangun dari ranjang UKS.

Raka memutar bola matanya malas saat melihat Naina yang berdiri sempoyongan, sangat malas dengan kejadian yang seperti ini.

"Gue nggak mau sendirian tolol, ini sepi, masa cuma gue sendiri disini." Protes Naina saat Raka menarik sedikit lengan baju Naina.

"Gue temenin." Singkat Raka dengan nada yang sangat-sangat tidak ikhlas sedikitpun.

Naina terdiam, kata-kata itu terngiang-ngiang di kepala Naina terus menerus. "Gue temenin, gue temenin, gue temenin."

"Dia nemenin gue? Bangun-bangun gue udah beda alam kali."

"Lo denger nggak?!" Sentak Raka.

"Ya denger lah bego, gue punya kuping."

"Gue cabut dulu." Kata Raka melangkah pergi menuju pintu UKS. Tetapi suara dumelan Naina membuat langkah Raka terhenti sempurna.

"Katanya mau nemenin, malah pergi. Emang bener ya anak geng motor itu kelakuannya minus semua." Sindir Naina.

"Nanti gue keseni lagi, nggak usah bawa-bawa geng motor dan nggak usah banyak bacot lo. Minus, minus. Lo yang minus."

***

Seletah dirasa cukup membaik, akhirnya Naina kembali ke kelasnya, berjalan mengendap-endap agar Raka tidak melihatnya.

Sesampainya di dalam kelas. Naina disambut dengan heboh oleh kedua temannya. Pelajaran ditiadakan karena guru mapel yang mengajarnya ada urusan membuat seisi kelas menjadi tak karuan arah.

"Dari mana aja lo?!" Semprot Chia mengintrogasi

"Iya, dari mana aja lo?" Kata Firla menimpali.

"Jawab, dari mana Nai?" Protes Chia dengan menggoyang goyangkan lengan Naina.

"Ck! Apaan sih? Kepala gue pusing nih!" Gerutu Naina dengan muka yang di tekuk. "Lo sakit?" Tanya Firla sambil menatap Naina khawatir.

RAKAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang