WaO 1

11.1K 550 61
                                    

.
.
.
.






Rosé berusaha menggerakkan badannya yang terasa sangat berat. Semakin dia bergerak rasanya tubuhnya semakin berat. Dengan kesal Rosé membuka matanya tapi justru itu membuatnya sangat terkejut. Rosé membuang tangan yang memeluknya dengan sangat erat, menarik paksa selimut menutup tubuhnya yang tak tertutup oleh satu helai benangpun. Gadis disampingnya melenguh bergerak membuat Rosé membuang jauh tatapannya, gadis disampingnya juga sama polosnya dengan tubuhnya. Sebenarnya apa yang terjadi semalam, kenapa dia sama sekali tak mengingatnya. Dan siapa gadis ini bagaimana dia bisa masuk kedalam apartmentnya.






"Pagi sayang." Mata Rosé membulat, sayang? Gadis ini memanggilnya sayang? No, no, no pasti ada yang salah.

"Bagaimana bisa kamu masuk ke apartmentku?" Rosé membenarkan selimut ditubuhnya tapi masih dengan wajah mengarah ketempat lain.

"Tentu saja kamu yang membawaku kesini sayang. Dan kenapa kamu tidak menatapku? Tubuh ini sudah kamu nikmati semalam dengan sangat...." Rosé menutup mulut gadis disampingnya, tidak ini tidak mungkin terjadi. Matanya terus menutup karena gadis ini bahkan tidak merasa risih walau tubuhnya tidak tertutup apapun. Rosé menarik tangannya dan meraih baju yang bisa dia raih dari lantai kamarnya dan memberikan pada gadis yang masih belum dia ketahui namanya.




"Pakailah, dan tolong jangan dulu membahas tentang semalam. Aku... aku bahkan tidak ingat siapa dan bagaimana bisa mengenalmu." Rosé menutup lagi matanya karena gadis didepannya masih belum bergeming.

"Haha kamu sedang tidak bercandakan? Kamu juga tidak ingat apa yang kita lakukan semalam?" Gadis itu menatap Rosé dengan tatapan tidak percaya.

"Tidak ingat sama sekali." Rosé merasakan ada pergerakan dari gadis disampingnya yang bangkit dari ranjangnya dan mulai memakai bajunya. Ada rasa bersalah pada diri Rosé tapi memang inilah kenyataannya, dia tidak apapun kejadian dari... Otak Rosé berhenti bekerja saat menyadari sesuatu. Belum kembali penuh otaknya, Rosé melihat gadis itu yang sudah selesai mengenakan pakaiannya dan akan melangkah keluar dari kamarnya. Tangan Rosé menahan lengan gadis didepannya dan langsung melepaskannya setelah menyadari perbuatannya.




"Maaf tapi bisakah jangan pergi dulu, tunggu diluar sebentar aku akan mengenakan pakaianku dulu."





Rosé menutup pintu kamarnya setelah mendapatkan jawaban walau hanya sebuah anggukan kepala. Situasi ini menempatkannya di tempat yang sangat tidak nyaman. Rosé memukul-mukul kepalanya sendiri merutuki kebodohannya. Rosé mengatur nafasnya sebelum dia membuka pintu kamarnya dan mendapatkan gadis itu hanya duduk di ruang tengah apartmentnya. Rosé mendekatinya, duduk di sofa samping gadis itu.




"Aku Roséanne Park." Rosé mengenalkan diri pada gadis disampingnya.

"Kim Jisoo, ini sangat aneh. Kita sudah berkenalan semalam dan namamu adalah Park Chaeyoung." Jisoo tersenyum tipis memandang Rosé yang seperti serba salah.

"Yeah itu.. itu juga namaku." Jawab Rosé pelan.

"Jadi bagian mana yang tidak kamu ingat?" Tanya Jisoo merasa penasaran.

"Ehm,,semua. Tapi sungguh, aku benar-benar tidak mengingatnya bukan karena aku tidak,,ya Tuhan,,aku minta maaf." Jisoo tidak tahu harus bereaksi bagaimana, gadis yang duduk disampingnya ini sangat berbeda dengan gadis yang mengajaknya tidur semalam. Tapi semalam mereka melakukannya dalam keadaan sadar tidak mabuk, jangankan mabuk, mereka bahkan tidak menyentuh minuman apapun. Semakin Jisoo mencoba memproses apa yang sebenarnya terjadi justru otaknya semakin dibuat pusing.



"Jadi apa yang sebenarnya kamu inginkan sekarang?" Tanya Jisoo memastikan.

"Bisakah kita lupakan saja apa yang terjadi semalam?" Tanya Rosé lirih.

We are One ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang