.
.
.
.
.
.
.Jisoo memberikan kaleng minuman pada Chaeyoung yang masih duduk disebuah bangku yang sengaja disediakan didepan sebuah minimarket. Jisoo merasa kesal pada Chaeyoung yang membawanya pergi tapi tidak tahu mereka akan kemana. Jika tahu begini kenapa mereka tidak di kamar kostnya saja, Jisoo masih terus mengacuhkan Chaeyoung yang sudah berusaha meminta maaf padanya.
"Sebenarnya kita ini mau kemana bodoh. Kita pulang saja ke apartment Rosé atau ke kostku."
"Aku tidak mau kembali ke apartment, boleh tidur di kostmu lagi?"
"Terserah, aku sangat lelah ingin cepat tidur ditambah kamu membuat kepalaku sangat pusing."
"Yah, ini bukan hanya masalahku saja tapi masalah Rosé."
"Mau itu masalahmu atau masalah dia tetap saja kalian membuatku pusing."
"Aku tadi sudah pulang ke apartment kami Ji. Tapi hampir semua sudut penuh dengan CCTV bahkan dikamar kami juga. Aku tidak mau hidup seperti itu Ji, yang benar saja dirumahku sendiri aku harus diawasi."
"Kalian orang kaya memang aneh."
Chaeyoung memutar lagi arah mobilnya kembali ke kostan Jisoo. Jisoo segera meraih peralatan mandinya, masuk kedalam kamar mandi, badannya sangat lengket setelah seharian bekerja rasanya sangat nikmat menyentuh air. Chaeyoung membiarkan Jisoo melakukan ritual mandinya, dia sendiri sibuk menulis di memo ponsel Rosé. Tak lama Jisoo kembali kedalam kamar melihat Chaeyoung yang masih sibuk menulis, ikut membaca sekilas dari balik bahu Chaeyoung.
Jisoo menjatuhkan dirinya diatas ranjang kecilnya, berguling beberapa kali sebelum matanya menutup menjemput alam mimpinya.
Chaeyoung yang merasa suasana kamar terasa sepi melirik kearah ranjang, Jisoo sudah tidur dengan lelap tidak menghiraukan lagi dirinya yang kemudian kembali melanjutkan mengarang bebasnya. Hampir satu jam menulis, Chaeyoung meletakkan ponselnya dan menyusul Jisoo, memeluk tubuh gadis itu yang terlihat sangat mungil, mungkin karena tinggi badan mereka yang cukup mencolok.
Jisoo membuka matanya melihat wajah Chaeyoung yang begitu damai, tangan Chaeyoung masih setia berada dipinggangnya memeluknya secara posesif. Jisoo membelai lembut pipi Chaeyoung, membenarkan letak beberapa helai rambut yang menutupi wajah cantik Chaeyoung. Jisoo bertanya dalam hatinya, siapa yang saat ini dia sukai sebenarnya, apakah Chaeyoung atau justru Rosé? Jisoo membuang nafasnya, bahkan dia sendiri juga tidak bisa menjawab pertanyaan itu, kenapa dulu dia menanyakan hal itu pada Rosé.
Rosé membuka matanya perlahan merasakan belaian lembut diwajahnya. Sebuah senyuman menyambutnya, Jisoo mencium tipis bibir Rosé yang ikut tersenyum dengannya. Saat itu Jisoo tahu, sosok didepannya ini adalah Rosé bukan lagi Chaeyoung. Setelah menyadari bahwa itu adalah Rosé, Jisoo kembali mencium bibir Rosé, Jisoo merasakan jantungnya berirama lebih kencang. Rosé yang juga merasakan rindu melihat Jisoo menyambut ciuman Jisoo, walau dalam benaknya bertanya-tanya bagaimana bisa dia bersama dengan Jisoo sekarang. Tapi semua itu dia tepikan terlebih dahulu, meluapkan rasa rindunya adalah yang pertama.
"Bagaimana bisa ada disini?"
"Lupa lagi?" Rosé mengangguk, setidaknya sekarang dia tidak perlu terlalu pusing harus menjelaskan pada Jisoo yang sepertinya sudah mulai paham dengan dirinya.
"Kamu menungguku disini semalam dan berniat menculikku."
"Aku memang lupa tapi jangan membohongiku, tidak mungkinkan aku perlu menculikmu?"
"Pede sekali anda."
"Ji."
"Hemm?"
"Aku lapar. Semalam kita tidak makan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
We are One ( End )
FanfictionNo description, curious ? Baca aja... ;) Bahasa suka - suka.... #Chaesoo #gxg #girlxgirl Homophobia skip ya