WaO 18

1.8K 291 21
                                    

Jangan lupa vote dan kommentnya selalu....





H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G







....................................................................................................................





"Kamu yakin Jisoo?"

"100% yakin paman. Tidak ada cara lain, Jisoo pikir hanya ini cara terbaik yang bisa kita lakukan saat ini dan pasti Manoban akan lebih frustasi."

"Rosé sudah tahu tentang rencanamu ini?"

"Belum, kalau paman setuju aku akan menjelaskan padanya."

"Kamu yakin mencintainya Ji? Aku tidak pernah melihatmu bersama orang lain, apa karena hal ini?"

"Sebelum bertemu dengan Rosé, Jisoo juga tidak pernah tahu akan jatuh cinta sama cewek, paman. Tapi Jisoo tidak menyesalinya."

"Kalau Rosé setuju, paman ikut saja dengan rencanamu. Tapi itu artinya kamu juga harus memenuhi janjimu dengan bibimu. Kamu tidak pura - pura lupakan?"

"Jisoo ingat paman, mungkin sudah waktunya juga Jisoo memang harus balik."

"Baguslah, aku bosan mendengar ocehan bibimu."









Rosé memandang kosong kearah Jisoo yang sudah berlutut didepannya dengan sebuah cincin ditangannya. Yang dia tahu jika ada orang yang melakukan hal ini karena mereka menginginkan hubungan lebih serius atau sebuah pernikahan, tapi bahkan dia saja masih menggantungkan hubungannya dengan Jisoo, tapi kenapa justru gadis ini sekarang sudah berlutut didepannya. Rosé menggelengkan kepalanya pelan tapi itu jelas terlihat untuk Jisoo yang dengan lesu menurunkan tangannya.







Tzuyu dan Nayeon yang bersembunyi tak jauh dari tempat Rosé dan Jisoo, membuka mulutnya lebar-lebar. Apa ini artinya Jisoo ditolak oleh Rosé, Nayeon menarik Tzuyu yang sudah akan keluar dari persembunyian mereka dengan kasar. Tzuyu menaikkan alisnya kearah Nayeon yang membalas melotot ke arah Tzuyu.







"Kasihan Jisoo, Nay."

"Tunggu dulu, biar mereka selesai baru kita hibur anak malang itu."

"Ngga tega aku Nay."

"Kamu maju kesana, aku pecat jadi temanku."

"Lah?"

"Coba aja kalau berani."










Tzuyu mengalah dan kembali mengalihkan perhatiannya pada dua sejoli yang masih sama-sama terdiam dengan pemikiran mereka sendiri. Rosé terkejut saat melihat Jisoo yang tiba-tiba akan berdiri tanpa mengucapkan sepatah kata apapun padanya. Apa dia tidak bisa barang sekali saja romantis dan tidak kaku seperti ini. Rosé dengan kesal menahan pundak Jisoo agar kembali ketempatnya semula.







"Kali ini lakukan dengan benar, one last chance."

"Memang tadi ngga bener apanya?"

"Emang bodoh tetap saja bodoh ya."

"Salahnya dimana?"

"Mana ada orang mau melamar cuma diam aja ngga ngomong apa-apa? Kamu engga bisukan? Atau kamu engga serius ngajakinnya? Mau jadi Lisa kedua?"

"Kenapa jadi marah-marah? Enak aja aku disamain sama Lisa itu, jelas jauh beda aku."

"Ya sudah serius atau tidak?!"

"Hishh, kenapa harus semua disama ratakan? Aku itu bukan tipe orang yang sok romantis, ntar aku bilang Rosé nikah yuks dibilang cuma gitu aja. Cewek emang rempong banget."

We are One ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang