WaO 30

4K 325 52
                                        

Rosé membantu JiYoon putrinya yang berusia 5 tahun turun dari mobil yang mereka sewa, tampak sebuah rumah sederhana didepan mereka. Jisoo menggandeng tangan Chaeyoung berjalan dibelakang Rosé dan JiYoon. Chaeyoung melepaskan tangan Jisoo dan berlari meraih tangan Rosé yang membalas genggaman putrinya. Siapa yang menyangka jika mereka pada akhirnya akan diberikan putri kembar. Rosé terlihat mencoba mengimbangi kedua putrinya yang menarik kedua tangannya sambil berlari kecil merasa sudah tidak sabar ingin melihat kedalam rumah, Jisoo menghentikan langkahnya dan tersenyum melihat sebuah pemandangan yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya tapi sekarang begitu nyata didepannya.



Rosé yang merasa seperti Jisoo tidak ada lagi dibelakangnya menahan tangan kedua putrinya agar berhenti berlari dan membalik badannya mendapatkan Jisoo yang tersenyum hangat kearahnya dengan mata berkaca-kaca.

"Mommy, kenapa eomma lama jalannya."

"Eomma masih jetlag sayang."

"Jetlag itu apa Mommy?"


Rosé tersenyum mendengar pertanyaan JiYoon, Jisoo mengangkat tubuh JiYoon dan mencium pipi putrinya yang terlihat sangat mirip dengannya dan berlalu masuk kedalam rumah menyisahkan Rosé dan Chaeyoung yang sedang memajukan bibirnya karena hanya adiknya yang di gendong oleh Eommanya. Rosé terkekeh dan menarik bibir Chaeyoung sebelum mengangkat putrinya agar berhenti merajuk.


"Tidak boleh merasa cemburu dengan adiknya sendiri, nanti bisa gantian di gendong, sekarang sama mommy dulu ya."

"Tapi Chaeng mau digendong Eomma."

"Chaeng tadi dipesawat sudah sama Eomma kan? Dimobil juga tadi Chaeyoung yang duduk didepan sama Eomma. Jadi sekarang biar Yoon yang bersama Eomma."

"Tapi nanti bobo Chaeng boleh sama Eomma?"

"Boleh sayang, nanti kita tidur bersama semua."


Chaeyoung berteriak kesenangan dan meminta turun dari gendongan Mommy nya dan berlari memasuki rumah sambil terus berteriak. Rosé mendengar suara teriakan dari putrinya yang lain membuatnya menggeleng pelan sebelum menghirup udara segar dan mengedarkan pandangannya menikmati pemandangan disekitar rumah lama orang tua Jisoo.







Rosé saat ini berdiri di depan dua batu nisan yang tertuliskan nama ayah dan ibu Jisoo, JiYoon dan Chaeyoung terlihat membantu Jisoo yang mulai membersihkan kedua makam orang tuanya. Rosé memandang foto ibu Jisoo yang tertempel di batu nisannya. Rosé mengalihkan pandangannya ke arah Jisoo dan Chaeyoung yang berdoa disamping makam ayah Jisoo. Rosé mengalihkan lagi pandangan matanya kearah foto ibu Jisoo sambil melakukan monolog dalam hatinya.




"Hai bu, saya Roséanne Park, istri Jisoo, putri ibu. Kami minta maaf sebelumnya karena kami tidak meminta ijin pada ibu sebelum kami menikah tapi seperti yang ibu lihat kami hidup bahagia saat ini bersama dengan kedua cucu kembar ibu. Dan sepertinya Rosé harus mengatakan Ibu benar, tugas seorang ibu tidaklah mudah tapi itu semua tidak terasa saat melihat tawa bahagia mereka. Jisoo putri ibu, dia sekarang terlihat lebih dewasa dari sebelumnya, tanggung jawab menjadi seorang ibu dari kedua putrinya membuatnya sangat berubah. Terkadang Rosé berpikir Jisoo berperan lebih baik daripada Rosé yang sudah mengandung mereka. Jisoo lebih baik dalam memahami mereka, dia tidak memanjakan mereka seperti yang Rosé takutkan diawal. Jisoo tahu kapan dia harus bersikap tegas pada mereka, dan Rosé hanya berusaha mengimbangi Jisoo.

We are One ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang