WaO 26

1.8K 265 28
                                    

Rosé menenggok kearah sampingnya, Jennie, sedang apa kakaknya di kamarnya? Tunggu ini bukan kamarnya, Rosé mengitari ruangan kamar dengan matanya, ini bukan kamarnya, lalu dimana Jisoo. Rosé mencoba melepaskan tangan Jennie yang memeluk lengan tangannya dengan perlahan agar tidak membangunkan kakaknya. Rosé melangkah keluar kamar dan masuk kedalam kamarnya sendiri menemukan Jisoo yang masih tertidur dengan lelap sendirian di ranjang mereka.


Rosé memeluk tubuh Jisoo dari belakang yang terusik dengan gerakan tubuhnya. Jisoo membalik tubuhnya membalas pelukan Rosé tanpa repot membuka matanya. Rosé membelai lembut rambut Jisoo yang mulai membuka matanya perlahan.


"Bangun dulu, aku butuh penjelasan darimu."

"Masih ngantuk sayang, ntar aja."

"Bagaimana bisa aku tidur dengan kak Jennie?"

"Kemarin dia menangis, aku minta Chaeyoung menemani dia tapi aku tidak tahu apa yang sudah mereka bicarakan."

"Terus aku harus bagaimana?"

"Mungkin mereka belum bicara apapun, Chaeyoung mencoba menghindari Jennie terus."

"Siapa yang menyelamatkannya?"

"Paman dan Kang, dan teman paman dari kepolisian. Jennie tahu kamu kesini?"

"Dia belum bangun tadi, aku bingung saja kenapa justru dia yang disampingku." Jisoo melepaskan pelukannya dari tubuh Rosé yang tetap membelai rambutnya. Jisoo mencium bibir Rosé mengalihkan perhatian Rosé.

"Tidak sekarang Ji."

"Siapa juga yang minta."

"Itu tadi apa barusan?"

"Iseng aja."

"Ck,,aku harus kembali ke kamar kak Jennie?"

"Kamu yang lebih tahu bagaimana dia, tapi melihat keadaannya kemarin seperti bukan nenek lampir yang kukenal."

"Ya sudah aku balik sana, kamu buat sarapan ya, aku lapar."

"Iya sayang, aku cuci muka dulu."



Rosé membalas ciuman Jisoo sebelum dia kembali ke kamar Jennie, sebenarnya dia juga bingung harus bagaimana menghadapi kakaknya. Rosé mengedarkan pandangannya tapi tidak menemukan sosok Jennie di sana. Rosé mendekat kearah kamar mandi yang secara bersamaan keluar Jennie dari dalam dengan matanya yang sembab, jadi benar yang Jisoo katakan dan kemungkinan kakaknya menangis lagi semalaman.



"Aku baru dari kamar Jisoo membangunkannya."

"Tidak apa-apa Rosé, dia kan patnermu jadi bukankah memang sudah seharusnya begitu."

"Ehm,,kakak ingin bicara?"

"Jadi sekarang kamu mau mendengarkan aku bicara setelah semalam menolakku?"

"Kak, bukan aku menolak bicara semalam. Aku akan mendengarkan sekarang apapun yang ingin kakak ceritakan."

"Tapi aku sudah malas membahasnya." Rosé menahan tangan Jennie yang berjalan menjauh darinya.

"Kak, jangan seperti anak kecil."

"Kamu yang bersikap seperti anak kecil semalam!! Apa susahnya mendengarkan aku semalam? Bahkan kamu juga tidak peduli kalau aku menangis. Atau mungkin kamu akan tertawa senang karena ibu membuangku dan memilih hartanya dibandingkan menyelamatkan aku putri kandungnya. Kamu senang?!"


Rosé hanya diam mendengarkan apa yang di ucapkan oleh Jennie, ibunya lagi. Jennie meraih tangan Rosé dan menghempaskannya tanpa Rosé mencoba menahannya lagi.

We are One ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang