WaO 10

2K 307 27
                                    

Rosé terbangun dalam keadaan bingung, tidak ada Jisoo dan dimana dia sekarang. Kepala Rosé terasa sangat pusing membuat dia jatuh terhuyung kesamping. Rosé kembali menutup kedua matanya dan duduk kembali mencoba mengatasi rasa sakit dan pusing dikepalanya. Rosé kembali membuka matanya setelah dia merasa kepalanya sudah bisa diajak kompromi. Ruangan ini tampak sangat asing untuknya, Rosé bangkit berjalan langsung menuju pintu tapi terkunci. Mencoba membuka beberapa kali dengan sedikit memaksa tapi tetap sama saja pintu terkunci sangat rapat.




Rosé menyerah dan memilih mulai mengelilingi ruangan itu berharap dia mendapat jalan keluar lain selain pintu sialan itu. Mencoba menghidupkan lampu tapi sial sangat sial bahkan tidak mau menyala, merogoh kantong celananya nihil tidak ada ponselnya. Rosé menghela nafas dengan tetap berjalan perlahan dengan pencahayaan yang minim dan hanya mendapat penerangan dari balik tirai yang tidak tertutup rapat. Tunggu tirai, Rosé segera berjalan sedikit lebih cepat membuka tirai yang menutup jendela yang tentu saja terpasang teralis besi.


Rosé menyandarkan badannya pada teralis jendela, dengan penerangan yang sekarang dia dapatkan dari cahaya matahari tampak ruangan hanya terdapat sedikit perabotan dan apa itu di pintu bagian bawah seperti... Rosé menggelengkan kepalanya, siapapun yang mengurungnya disini jelas memperlakukan dia seperti seekor hewan peliharaan. Rosé mengalihkan pandangannya keluar jendela, apa yang terjadi dengan mereka setelah dirinya tertidur. Dimana Jisoo, perasaan tak tenang dan khawatir mulai menghinggapi Rosé.




Rosé kembali memeriksa kantong baju dan celananya tapi tidak ada petunjuk apapun yang Chaeyoung tinggalkan untuknya. Mendekati ranjangnya, memporak porandakannya berharap menemukan sesuatu disana tapi tetap sama nihil. Melakukan hal yang sama diseluruh ruangan tapi tetap dia tidak menemukan apapun tak ada petunjuk apapun. Rosé berteriak lantang merasa kesal dengan dirinya sendiri yang terlalu bodoh tak meninggalkan jejak.





Rosé menenangkan kembali pikirannya, jika dia adalah Chaeyoung hal apa yang akan dia lakukan jika dia terkurung diruangan tanpa penerangan dan tidak ada ponsel, buku atau apapun. Jadi kemungkinan apa yang akan Chaeyoung lakukan untuk memberi tahu pada dirinya tentang situasi mereka. Rosé membenamkan wajahnya diantara kedua tangannya.






Rosé kembali berjalan mendekati sebuah ruangan lain yang tampak lebih sempit tanpa pintu atau penghalang apapun, Rosé tersenyum miris melihat sebuah ruangan yang bahkan tidak bisa dia sebuah kamar mandi. Rosé menyalakan air kran wastafel dan membasuh mukanya, memandang wajahnya di cermin kecil yang terletak diatas wastafel.




Rosé menyipitkan matanya menyadari ada sesuatu pada lengan tangan atasnya, dengan terburu - buru Rosé melipat lengan bajunya. Walau sangat kecil dan hampir tidak terjelas tapi setidaknya dia masih bisa membacanya. Chaeyoung sangat gila tapi cukup cerdas meninggalkan pesan ditubuhnya sendiri agar tidak ada orang yang tahu. Rosé mencoba menghapus semua tulisan Chaeyoung sebelum ada yang masuk atau melihatnya.







Rosé kembali berjalan masuk kedalam ' kamar ' dan merapikan semua kekacuan yang dia buat sebelumnya. Meraih bolpoint yang disembunyikan Chaeyoung dan mengembalikannya ketempat semula. Suara kunci bergerincing terdengar dari balik pintu bawah dan tak lama sebuah nampan makanan tersaji disana dan dengan cepat pula pintu kecil itu kembali tertutup dan terkunci lagi.





"Semoga kamu baik-baik saja Jisoo. Kita akan cari jalan keluar bersama, aku akan mencarimu walau keujung dunia sekalipun."






Rosé merebahkan kembali badannya, menutup kedua matanya lagi beristirahat sejenak sebelum otaknya harus bekerja keras mencari jalan keluar untuk dirinya sendiri karena dia juga masih harus mencari Jisoo yang menurutnya tidak akan jauh berbeda dengan dirinya saat ini.












We are One ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang