Rosé menarik ulur tangannya yang akan membuka pintu kamarnya, Rosé tersentak kaget mendengar bunyi pintu kamarnya yang tiba-tiba diketuk dari luar. Rosé mengusap dadanya yang berdegup kencang, Rosé membuka pintunya dan disambut oleh senyuman dari Nyonya Lee. Wanita ini begitu murah senyum dan ramah walau ini baru pertama kalinya mereka bertemu.
"Nyenyak tidurnya?"
"Lumayan nyenyak tante. Terima kasih."
"Yuks, kita makan. Paman sudah menunggu kita."
Rosé mengangguk dan mengikutinya turun menuju ruang makan yang sudah tertata rapi sarapan mereka. Lee tersenyum menyapa Rosé yang membalas dengan tersenyum dan mengangguk sambil duduk dikursinya. Ini pertama kalinya dia duduk bersama orang asing yang sama sekali tidak pernah dia kenal sebelumnya.
"Aku harus pergi setelah ini menjemput keponakan kita. Tolong jaga Rosé, kalau ada yang mencurigakan langsung telepon aku."
"Jam berapa dia sampai?"
"Seharusnya jam 8 ini dia sudah sampai."
"Langsung bawa dia pulang kesini, aku ingin menghajar anak itu dulu."
"Kalau dia mau."
"Harus mau!! Mau aku marah dulu baru mau pulang dia?!"
Rosé merasa sangat canggung dengan perdebatan suami istri didepannya, Rosé ingin sekali mengkerut atau bersembunyi daripada harus mendengar perdebatan tentang rumah tangga orang lain. Andai dia bersama dengan Jisoo dan hidup berdua dengannya apakah dia juga akan mengalami hal seperti ini. Mengingat sifat mereka kemungkinan besar pasti setiap saat mereka akan seperti orang ribut. Lee yang tak sengaja melihat Rosé, memberi kode pada istrinya yang mengikuti pandangan suaminya ke arah Rosé yang mengulas sebuah senyuman dibibirnya.
"Makanannya tidak enak?"
"Rosé?!" Lee memanggil Rosé yang tidak memberikan respon pada pertanyaan istrinya.
"Huh, iya? Maaf saya tidak dengar."
"Sedang melamunkan apa atau siapa?"
"Ah tidak saya.. hanya sedikit melamun saja, maaf."
"Sudah punya pacar?"
"Pacar?"
Rosé berhenti menyendok makanannya, pikirannya melayang kembali pada pembicaraannya dengan Jisoo, apa mereka pacar? Tapi Jisoo pernah mengatakan dia kekasihnya, tapi yang dia maksud dirinya atau Chaeyoung. Tapi memang orang akan peduli, toh orang lain hanya tahu dirinya saja bukan Chaeyoung. Jadi kenapa dia harus ambil pusing sekarang, Jisoo juga pernah menciumnya dan tidur dengannya dalam keadaan sadar. Masa bodoh dengan Chaeyoung, anggap saja dia tidak ada saat ini.
"Sudah." Rosé memasang wajah tersenyum bangganya.
"Dimana dia? Dia tidak mencarimu?"
"Saya juga tidak tahu dia dimana sekarang, ini sedikit memusingkan."
Lee memandang Rosé dengan intens, ini bukan hanya perasaannya sajakan, gadis didepannya ini benar-benar berbeda dengan gadis yang kemarin. Lee meletakkan alat makannya, saat ini Rosé lebih menarik perhatiannya.
"Apa hubungan Jisoo dengan semua ini?"
Wajah Rosé terkejut mendengar Lee menyebut nama Jisoo, Lee semakin heran melihat perubahan wajah Rosé, ini bukan pertama kalinya dia menyebut nama Jisoo tapi ekspresi Rosé seolah dia baru pertama kali menanyakan tentang Jisoo padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
We are One ( End )
FanfictionNo description, curious ? Baca aja... ;) Bahasa suka - suka.... #Chaesoo #gxg #girlxgirl Homophobia skip ya