Jisoo memperhatikan Rosé yang sedang bersiap - siap pergi dengan wajah masam, sangat masam, setelah pembicaraan mereka beberapa hari yang lalu Rosé akhirnya memutuskan mencari tahu hal yang mengganjal di pikirannya. Rosé mengalihkan pandangannya pada Jisoo yang duduk diatas ranjang mereka dengan kaki dilipat keatas. Meletakkan lagi tasnya membawa kursi meja riasnya kedepan Jisoo.
"Marah?" Tanya Rosé dengan lembut.
"Aku ingin ikut Rosé, kalau ngga boleh ikut ketempat kamu pergi, drop saja aku di kost lamaku biar aku ambil beberapa barang yang belum sempat aku bawa atau ke tempat kerja Bona. Aku pasti mati bosan disini sendirian." Jawab Jisoo memelas.
"Tapi Ji.." Jawab Rosé.
"Tidak ada tapi-tapian Rosé. Atau kamu memang sengaja sembunyiin aku?" Potong Jisoo cepat.
"Tidak Jisoo, ya sudah ganti bajumu. Aku tunggu diluar." Rosé akhirnya menyerah menghadapi rengekan Jisoo.
Jisoo tersenyum penuh kemenangan, beranjak dari ranjangnya dan segera mengganti pakaiannya. Jisoo meraih tas ditangan Rosé dan menggantinya dengan tangannya saat mereka turun ke parkiran. Yang dulu awalnya Rosé berpikir Jisoo bukanlah tipe orang yang suka melakukan PDA tapi ternyata Jisoo sangat menikmatinya berbanding terbalik dengan dirinya tapi dia mulai membiasakan diri demi Jisoo.
"Apa rencanamu?" Tanya Jisoo setelah mereka sudah duduk didalam mobil.
"Aku ingin bicara dengan pengacara keluargaku setelah aku menemui orangku, ada beberapa dokumen penting yang harus aku periksa. Aku rasa aku tidak bisa membiarkan perusahaan ayahku hancur begitu saja."
"Tidak mungkinkan pengacaramu itu akan blak-blakan bicara secara jujur."
"Pastinya tidak, tapi aku akan mencoba." Jawab Rosé.
"Boleh aku kasih ide." Ucap Jisoo yang mendapat lirikan dari Rosé.
"Boleh dong, apa?" Jawab Rosé sambil berusaha tetap fokus dengan jalanan didepannya.
"Tinggalkan memo di ponselmu atau disakumu, feelingku kalau tidak sesuai rencanamu, Chaeyoung akan bangkit dari kubur. Jadi biar dia melakukan tugasnya, menghantui mereka..haha." Jisoo tertawa mengingat seberapa bar-bar Chaeyoung.
"Haha, akan aku lakukan tapi semoga saja aku bisa mengatasinya sendiri." Rosé ikut tertawa mendengar ucapan Jisoo.
"Aku tahu kamu pasti bisa Rosé."
Jisoo mencoba berjalan sejajar dengan Rosé yang sudah berjalan terlebih dahulu meninggalkan dia yang masih terpesona dengan besarnya gedung perusahaan tempat Rosé bekerja. Jisoo mengira Rosé akan menemui orang itu di tempat lain yang lebih private dan aman tetapi justru ini dikantor dia. Seperti masuk kedalam kandang singa harus siap setiap saat bisa dilahap sebagai makan siangnya.
Beberapa orang mulai memandang kearah mereka dengan saling berbisik, berita tentang kehadiran Rosé di sini pasti akan terdengar oleh ibunya Rosé dalam hitungan menit itu pasti dengan banyaknya orang yang terus menerus berguncing tentang mereka. Sekertaris Rosé terlonjak dari kursinya seperti melihat hantu ketika Rosé berjalan menuju kearahnya.
"Panggil tuan Lee keruanganku. Dan aku tidak ingin bertemu siapapun selain tuan Lee." Perintah Rosé dengan tegas.
"Ba..baik Nona." Jawab sekertaris Rosé yang masih belum pulih dari rasa terkejutnya.
"Kamu bisa duduk disana." Rosé menunjuk sofa agar Jisoo bisa duduk dengan nyaman.
"Beda jauh ya." Ucap Jisoo sambil berjalan menuju sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
We are One ( End )
FanfictionNo description, curious ? Baca aja... ;) Bahasa suka - suka.... #Chaesoo #gxg #girlxgirl Homophobia skip ya